Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 15
Bu Sartika menatap tajam ke arah Arumi yang selalu saja bisa menjawab semua perkataanya. Padahal sebelumnya dia sangatlah menurut dan tidak pernah membantah apapun ucapannya.
"ya, itukan dulu Arumi. Lagian tidak ada salahnya kalau kami ikut kamu jalan jalan. Sekalian kamu juga traktir kami maka siang di rumah steak" jawab Bu Sartika tanpa rasa malu.
"uang dari mana Arumi mau traktir mama. Uang dari putra mama saja sudah habis kok, malah mau minta traktir Arumi" jawab Arumi dengan santai.
"mamanya Michelle, cepat bukakan pintu kamar Michelle. Aku mau ambil mainan dan baju baru milik Michelle. Aku kemarin lihat Michelle bawa banyak baju baru satu koper. Pasti bagus bagus, karena bajunya di belikan sama uncle nya" ujar bella menarik ujung baju milik Arumi. usia Bella dan Michelle hanya selisih satu tahun. Dan lebih tua belle di bandingkan dengan Michelle.
"benar Arumi. Kala memang kamu tidak mau ajak kami jalan jalan. lebih baik kau buka itu pintu kamar Michelle. Biar Bella bisa pilih pilih mainan dan baju baru yang di bawa Michelle kemarin" ujar Monica membenarkan.
"lah, itu barang milik anak aku kok malah mau main ambil saja. Kalau memang mau ya beli. Toh suami kamu juga sekarang pegawai yang gajinya lebih dari 15 juta kan. Harusnya bisa lah lebih royal ke anak. toh selama ini Kalina juga tidak pernah mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya makan dan kebutuhan lainnya di rumah ini. memberikan uang mama pun juga tidak! Jadi, uang segitu harusnya bisa membelikan baju dan mainan baru untuk belle setiap bulannya. Bukan malah ambil punya Michelle" ujar Arumi menyindir Monica. "Dan lagi, kalau kamu saja juga hemat. bukannya tabungan kamu juga sudah membengkak. Harusnya adalah terkumpul 100 juta dalam 2 tahun, itu juga belum lagi uang bonus. Tambah lebih lah dari segitu tabungannya" lanjut Arumi mencoba mempengaruhi Bu Sartika.
Bu Sartika sendiri yang mendengar perkataan Arumi lansung menatap tajam ke arah Monica. Selama ini memang dia dan sang anak selalu di mudahkan daka urusan keuangan untuk rumah mereka. Bahkan mereka tidak pernah memberikan barang 500rb saja kepada Bu Sartika. Malahan, Monic dan William lebih sering meminta uang pada dirinya dan juga sang putra Jonathan.
"apa yang di katakan Arumi benar Monic?" tanya Bu Sartika pada Monica.
"eh, i-itu. Itu tidak benar ma. Kalau memang benar sudah pastilah mas William aka memberikan uang pada mama setiap bulan. sama seperti Nicholas, memberikan uang pada mama. Arumi hanya memprovokasi mama saja" jawabnya sedikit gugup.
"gawat, kalau sampai mama benar benar percaya bisa berantakan ini. Aku nggak bisa lagi bersenang senang dengan uang yang di berikan oleh mas William. Apa yang di katakan Arumi tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Tahun kemarin gaji mas William memang hanya sekitar 15 juta. Tapi, tahun ini sudah lebih dari 20 juta. Itupun belum termasuk dengan bonus bulanan yang di dapatkannya. bonusnya saja bisa tembus sama 50 juta jika target memenuhi ataupun lebih tinggi.
Sial@n memang si Arumi. Bisa bisanya dia bilang begitu sama mama. Kalau Sampai mama percaya dan meminta bagian dari uang mas William. Aka ku pinta pindah saja dari rumah ini. tak sudi aku jika uang itu di pinta bagian oleh mama" ujar Monica membatin.
"aku memprovokasi. Untuk apa? Dan apa yang aku dapatkan dari hal itu. ah sudahlah, lebih baik aku pergi saja sekarang. dan untuk kamu Bella, minta saja sama papa kamu untuk di belikan baju baru dan mainan. pasti papa kamu akan membelikannya. Jangan minta mama, dia Tidka akan pernah membelikannya untuk kamu.
Dan untuk mama, coba tanya sama putra mama. Berapa gaji dia di tahun ini. Jangan sampai mama tertipu dengan menantu kesayangan mama ini. Bisa bisanya dia menikmati uang ana mama sendiri. Bahkan untuk anak pun dia meminta pada putri ku sih. Kalau sampai orang luar tahu. Mau di taruh di mana muka mama" ujar Arumi lansung meninggalkan mereka.
sedangkan Bu Sartika lansung menuju ke kamar ya. berganti pakaian dan juga membawa tas yang biasa di bawanya. dia lalu memesan taxi online seperti yang di ajarkan oleh suaminya beberapa waktu terakhir.
"mama mau kemana?" tanya Monica yang sedikit takut jika mertuanya akan menghampiri sang suami.
"mau ke toko suami ku. Aku mau minta uang buat makan. Kamu tunggu di rumah saja dulu. Nanti mama akan bawakan makanan jika sudah dapat uangnya" ujar Bu Sartika berbohong. Tujuannya saat ini adalah kantor tempat bekerja William. dia ingin lansung bertanya kepada putranya tapa di ketahui oleh menantunya. dia mulai terpengaruh dengan ucapan Arumi.
"jika saja benar apa yang di katakan Arumi barusan. maka aku akan meminta bagian yang cukup besar. Enak saja dia bisa bebas memakai yang putraku yang pertama tapi juga meminta bagian pada putraku yang kedua. Dasar kemaruk" batin Bu Sartika saat sudah ada di dalam mobil.
"untung saja mama tidak langsung percaya dengan apa yang di katakan oleh Arumi. Kalau saja mama lansung percaya. Bukan tidak mungkin dia akan lansung meminta uang sama aku. Uang aku saja sudah habis karena untuk membeli segala kebutuhanku. Dari skincare, body care, make up. Dan juga baju baru serta perhiasan yang banyak.
lagian mama juga sudah mendapatkan yang dari papa dan juga Jonathan. Jadi tidak perlulah minta uang dari mas William" lirih Monica di dalam rumahnya. Dia merasa sedikit lega.