SYAHNALA

"penderitaan itu akan berakhir kebahagiaan pasti akan tiba, buku yang telah rusak akan segera tergantikan"

setelah kejadian di belakang sekolah itu, aku kembali mengurung diri tak ingin berbicara dengan siapapun,hanya berdiam diri di dalam kamar sambil melihat ke arah cermin betapa hancurnya diriku, dengan bekas bakar di dagu rambut yang nampak berantakan serta badan yang terlihat semakin kurus dan mata yang begitu bengkak, aku lupa berapa lama aku menangis di dalam kamar BI Inah dan dini berulang kali mengajakku untuk makan tetapi aku selalu menolak.

Ini bahkan sudah 3 hari setelah kejadian, itu kak Arya selalu berusaha menghubungi ku notif pesan dari nya selalu terdengar di ponselku, suara klakson motor yang selalu kudengar di depan rumah yang ku yakini adalah kak Arya, aku rasa aku lebih baik seperti ini sekarang tidak memiliki seorang teman dan hanya berdiam diri di dalam kamar, kembali seperti diriku yang dulu syahnala si gadis aneh yang tak memiliki seorang teman satupun.

tok tok tok

suara ketukan pintu itu terdengar jelas di telinga ku

"non Nala, ini sudah 3 hari non berada di kamar, apa non tidak kangen sama sekolah non" ucap bi Inah berusaha meyakinkan ku

"kak, kak Arya datang lagi buat jemput kakak ke sekolah, ada baiknya kakak berangkat sekarang bukan"-dini

Ceklek

suara pintu terbuka

aku membuka pintu, berpakaian rapi dan siap untuk sekolah

"kakak" ucap dini senang hendak memeluk ku sebelum aku mendorong tubuhnya

"maaf kak,dini kangen banget sama kakak" ucap dini menunduk dengan ekspresi kecewa

"non Nala mau berangkat sekolah, ini bekalnya udah bibi siapin" ucap bi Inah sembari menyodorkan sebuah paperbag

Aku hanya melihat sekilas ke arah paperbag itu sebelum berlalu pergi meninggalkan mereka berdua

"masih hidup, kirain udah mati" ucap mamah padaku sembari menyantap sarapannya

"Nala kamu nggak kenapa-napa kan" suara yang sangat tak asing bagiku, ini adalah suara dari papah tiriku seseorang yang sangat ingin aku hindari, bahkan aku yakin jika sekarang wajahku terlihat sangat pucat hanya karena mendengar suaranya.

Aku berlari keluar dengan nafas tersengal, aku belum punya keberanian untuk bertemu dengannya, jika orang-orang bertanya hal yang sangat aku benci adalah seatap dengannya.

"Nala" teriak seseorang yang tak asing bagiku ia adalah kak Arya

Kak Arya berlari ke arah ku sembari melambaikan tangannya

"Nala akhirnya" ucap kak Arya sembari memeluk ku yang berhasil membuat wajahku terasa panas

"Nala, kamu udah nggak kenapa-napa kan"ucap kak Arya sembari memegang kedua pundakku

"e-eng e-enga apa-apa kok kak" ucapku dengan nada gugup

Baru saja aku merasa ketakutan tetapi setelah berhadapan dengan kak Arya rasa ketakutan hilang begitu saja bak ditelan bumi, mungkin memang tidak salah menjadikan kak Arya zona aman ku

"nggak apa-apa, tapi nggak mau nemuin kakak 3 hari ini ditambah lagi badan kamu kurusan, terus chat kakak juga nggak pernah di balas bahkan telpon kakak selalu di reject" ucap kak Arya dengan wajah cemberut

"i-itu karena aku masih takut buat ketemu sama orang-orang kak" ucap ku sembari menunduk

"kenapa, karena kejadian hari itu yah, setelah kejadian itu kakak langsung melaporkan nya pada kepala sekolah, pihak sekolah juga sudah mengecek cctv-nya mereka sudah dihukum"ucap kak Arya mencoba meyakinkan ku

"dihukum? Hukumannya apa kak"ucap ku penasaran

"mereka di skors selama seminggu, karena tindakan bullying mereka buat kamu nggak masuk beberapa hari, kakak juga sudah kasih tahu ke wali kelas kami kalo kamu nggak bisa turun sekolah untuk beberapa hari ini" ucap kak Arya sembari tersenyum

"kalo kakak bilang gitu, terus kenapa kak Arya selalu jemput Nala tiap pagi"ucapku penasaran

"yang bilang aku jemput kamu siapa sih" ucap kak Arya sembari memegang hidungku dengan telunjuknya

"terus"ucapku penasaran

"kakak tiap pagi kesini yah karena mau lihat nala, bukan mau jemput Nala" ucap kak Arya sembari tersenyum

"lihat untuk apa kak"ucap ku bingung

"makanya coba cek ponsel kamu"ucap kak Arya sembari menunjuk ke arah ponsel yang ada di tanganku

Saat melihat beberapa balon teks di ponselku aku merasa wajahku sangat panas

"heh Nala, kamu nggak kenapa-napa kan wajah kamu merah gitu"ucap kak Arya panik

Dan hanya bisa ku balas gelengan kepala

"k-kita berangkat sekarang aja kak nanti telat"ucapku gugup sembari berjalan mendahului kak Arya

"Nala tunggu" ucap kak arya sembari berlari

kak Arya mengambil sebuah helm kecil di motornya dan mengenakannya padaku, hal itu sontak membuat ku makin salah tingkah dan hanya bisa membuang pandangan ku, karena sekarang wajah kak Arya begitu dekat dengan wajahku.

"oke udah" ucap kak Arya sembari tersenyum dan segera menggunakan helm nya juga

"Nala bisa pasang sendiri kok kak" ucapku

"tapi kak arya mau pasangin kenapa nggak boleh?" tanya kak Arya

"eng enggak apa-apa kok kak" ucapku salah tingkah

sebelum kak Arya menaiki motornya, dia terlebih dulu menurunkan pijakan motornya lalu naik ke atas motornya, saat aku hendak naik kak Arya mengulurkan tangannya sembari menurunkan sedikit motornya ke arah ku, aku mengambil uluran tangan kak Arya lalu menaiki motornya perlakuan kak Arya tadi benar-benar sangat tepat aku dengan gampangnya menaiki motornya tanpa beban.

"udah, pegangan" ucap kak arya

Aku bingung harus berpegangan seperti apa ini memang bukan pertama kali bagiku menaiki motor, sebelumnya aku sudah beberapa kali naik motor dengan kak hidan tetapi saat bersama kak Arya rasanya otaku sulit untuk di ajak kerjasama.

hepp suara kedua tanganku yang memegangi kepala kak Arya

hal yang kulakukan sekarang benar-benar membuatku terlihat sangat bodoh

"hahaha, Nala pegangan nya itu disini"ucap kak Arya sembari menuntun ke-dua tanganku memeluk pinggangnya, lagi-lagi kak Arya berhasil membuat ku salah tingkah.

"oke gini kan aman" ucap kak Arya sebelum melakukan motornya.

Setelah beberapa lamanya kami akhirnya sampai, aku segera turun dari motor kak Arya tanpa melihatnya karena aku sangat malu akan kejadian tadi, tapi hal yang aku lakukan sekarang malah membuatku terlihat makin bodoh.

"Nala tunggu"teriak kak arya tetapi aku tak menghiraukan nya

"Nala helm nya" teriak kak Arya lagi yang berhasil membuat ku berhenti

Aku kembali dan membuka helmnya, memberikan helm itu pada kak Arya lalu segera berlalu pergi tanpa melihat ke arah kak Arya lagi, walau tadi samar terdengar kak Arya mengatakan bahwa aku sangat lucu.

Plakkk

aku tak sengaja menabrak seseorang

"maaf"ucap ku sembari mencoba membantu seseorang itu untuk berdiri

"nala Lo bilang apa tadi" ucap seseorang itu yang tak lain adalah Tasya

Tasya segera berdiri seakan tak terjadi apa-apa

"maaf" ucapku sekali lagi

"Nala Lo udah berubah" ucap Tasya senang sembari memelukku

"tas, bisa lepas nggak sakit" ucapku mencoba melepaskan pelukan Tasya

"OHH iya lupa heheh" ucap Tasya sembari tertawa kecil

"OHH iya btw, gue udah ngirim beberapa catatan ke no Lo"ucap Tasya padaku, aku tahu akan hal itu karena tadi aku juga melihat saat mengecek pesan dari kak Arya

"makasih yah" ucap ku sembari tersenyum kecil

"Lo beneran Nala kan"ucap tasya penasaran

"iya emang kenapa ada yang salah?" tanya ku

"hemm nggak ada sih tapi aneh aja, setelah Lo nggak hadir beberapa hari terus pas udah hadir Lo lebih banyak berekspresi sekarang, bahkan Lo juga udah mulai terbuka sama gue, bukannya gue mau ke geer ran yah tapi gue ngerasa lobusah mau temenan Ama gue" ucap Tasya

"emang kamu nggak mau temenan sama aku" ucapku ragu

"heh siapa bilang, gue malah senang tahu nggak Lo misalnya Lo mau temenan sama gue, gue dari dulu itu pengen banget temanan sama Lo, tapi Lo susuah banget buat di ajak ngobrol dulu berasa ngomong sama tembok tahu nggak"ucap tasya

"OHH iya btw, sebenarnya yang nyuruh gue kirim catatan itu kak Arya loh, soalnya gue kan anaknya tuh pelupa tapi setiap jam istirahat kak Arya selalu nemuin gue nyuruh gue ngirim catatan ke Lo" ucap Tasya

Mendengar perkataan Tasya semakin membuat wajahku memerah

"Nala Lo salting yah"ucap Tasya sembari menunjuk ke arah ku yang membuatku merasa seperti maling yang tertangkap basah

"salting eng enggak kok"ucap ku gugup

"mang eak, kalo salting mah salting aja, Lo suka yah sama kak Arya" ucap tasya yang lagi-lagi berhasil membuat ku salah tingkah

"nggak tahu"ucapku sembari membuang Wajahku

"tapi nggak heran sih kalo Lo bisa suka sama kak Arya, gimana enggak kak Arya itu udah ganteng,pintar,dan bahkan love Language nya di embar semua sama dia, siapa coba yang nggak tertarik"ucap Tasya yang membuat ku semakin ingin mengetahui tentang kak Arya lebih banyak

"sejujurnya aku belum pernah merasakan hal seperti ini, ini pertama kalinya kalo kamu bilang itu jatuh cinta mungkin saja betul, karena dari beberapa buku yang aku baca kalo jatuh cinta itu bisa bikin beberapa orang berubah"ucapku

"berarti benar dong, Lo suka sama kak Arya dan perubahan lonitu karena Lo lagi dekat sama kak Arya" ucap Tasya

"aku juga nggak tahu, tapi jika itu benar mungkin sekarang aku akan dapatkan hal yang tak pernah ku dapatkan" ucapku sembari tersenyum, tanpa kami sadari jika ada seseorang yang mendengar obrolan kami berdua