PERAWAN BERANAK KEMBAR

"Juan, kakak tau bagaimana perasaanmu, tapi tidak semudah yang kau pikirkan boy. Dampaknya sangat besar di kemudian hari. Mungkin itulah yang Angel pikirkan, makanya dia memilih mengakhiri hubungan kalian" Dania berusaha menguatkan adiknya.

"Aku tau kak, tapi besarnya cintaku padanya membuatku tidak rela. Angel memang selalu menyikapi sesuatu dengan sangat bijak, aku tau dia juga tersiksa dengan perpisahan ini. Tapi, dia tetap memilih janinnya"

"Maka, ikhlaskan lah cinta tidak harus memiliki. Jika kamu sangat mencintainya, maka doakan dia bahagia. Cinta yang tulus itu adalah menginginkan orang yang kita cintai bahagia. Kita akan bahagia jika orang yang kita cintai bahagia. Dan kita akan sangat menderita melihat orang yang kita cintai menderita."

Pagi sekitar pukul 10, Angel sudah selesai dirias oleh MUA, dia sangat cantik dibalut gaun pengantin yang sangat cantik dan mahal. Gaun itu dirancang khusus untuk dirinya, Gaun yang harganya selangit. Delon tidak tanggung tanggung memilih desain gaun untuk calon istrinya. Angel bahkan kewalahan berjalan jika tidak dibantu oleh para bridesmaidnya. Meskipun pernikahan ini bukan dari dasar cinta, namun dia cukup bahagia. Delon memperlakukan dirinya istimewa. 

Delon terlihat gelisah menunggu pengantinnya. Masih ada keraguan dalam hatinya, dia takut Angel berubah pikiran dan membatalkan pernikahan mereka. Dia sangat senang ketika gadis itu turun bersama para bridesmaidnya. Keraguannya seketika terpatahkan. Dia pun mengulurkan tangannya untuk menuntun gadis itu ke dalam mobil. 

"Kamu sangat cantik sayang" Ucap Delon saat menggandeng calon istrinya. 

"Makasih, tapi itu karena make up. Aku hanya gadis jelek tanpa mekap" Sahut Angel tanpa ekspresi. 

"Kamu tetap cantik meskipun tanpa make up" 

"Kau memujiku Tuan? " Tanya Angel menghentikan langkahnya.

"Apa salah memuji calon istri sendiri? " Delon balik bertanya.

"Tidak " Jawab Angel singkat dan melangkahkan kakinya kembali.

Pernikahan mereka diadakan di Gereja. Begitu iring iringan mobil yang membawa mereka tiba di Gereja, pernikahan segera dilaksanakan. Sumpah setia telah diucapkan oleh kedua insan itu, mereka telah resmi menjadi pasangan suami istri. Acara demi acara terlaksana dengan baik. Setelah sesi foto selesai, mereka pun berangkat menuju hotel. 

Resepsi pernikahan mereka diadakan di hotel berbintang milik Delon. Pria itu mengundang seluruh rekan bisnisnya, tapi anak panti tidak ketinggalan dalam acara itu. Karena beberapa panti ada dalam naungan pria itu. Ada juga acara pembagian sedekah pada orang yang tidak punya. 

Angel sempat merasa minder melihat para tamu undangan yang hanya dari kalangan atas, tapi beberapa menit kemudian, banyak juga yang datang dari kalangan bawah termasuk para anak-anak panti. Acara resepsi itu digelar sangat mewah. Ini merupakan pernikahan termewah dan bersejarah. Sepanjang sejarah yang orang tau, belum pernah ada pernikahan konglomerat yang dihadiri oleh orang-orang tak berada. Namun, untuk pernikahan yang satu ini, anak jalanan pun ikut serta. 

Ada banyak yang tidak suka dengan kehadiran mereka yang dianggap tidak setara dengan mereka. Ada juga yang merasa jijik melihat mereka. Tapi, banyak juga yang menjadikan hari ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Contoh yang dapat diacungi jempol. 

Acara terus berlangsung, namun Delon tak sedetik pun meninggalkan istrinya. Dia selalu menemani istrinya, memperhatikan kenyamanan istrinya, dia tidak mau istrinya merasa diabaikan. Para koleganya hanya bisa memaklumi pengantin itu. 

"Sepertinya, bosmu sangat bucin pada istrinya. Sedari tadi, dia tidak pernah sedikit pun menjauh dari wanitanya " Ucap salah seorang pada Farico

"Wajarlah, namanya juga pengantin!" Hanya itu yang bisa diucapkan pria itu. 

"Gua gak nyangka pria mati itu beneran nikah. Gue sengaja datang untuk memastikan, benar tidaknya dia menikah. Ternyata bukan hanya hoax, dia beneran nikah" Ucap seorang wanita seksi 

"Gua juga, kasihan gadis itu. Dia tidak akan pernah merasakan yang namanya kenikmatan. Gue sih ogah!" Jawab wanita di sampingnya. 

"Mungkin tu cewek hanya pengen hartanya Delon. Dia kan bisa mencari kesenangan di luar sana " Ucap yang satunya 

"Hahaha, macam gak tau aja lu sifatnya tu pria mati. Gadis itu hanya akan menjadi pajangan. Dia tidak bisa pergi kemana-mana" Jawab wanita pertama 

"Iya, Delon tidak akan mengijinkan tu cewek keluar rumah. Dia kan tau kelemahannya" Sahut yang kedua.

"Hah, kasihan, apa mungkin dia sanggup? Gue rasa tidak ada satupun yang bisa menahan larva"

Ketiga wanita itu terus bergosip. Alek mendengarnya, tapi dia seakan tuli. Dia tidak peduli orang berkata apa. Yang jelas, tuannya sekarang sudah punya istri dan sebentar lagi akan punya anak. 

Ternyata cukup banyak juga yang membahas pernikahan mereka. Sebagian obrolan mereka terdengar oleh Angel. Gadis itu heran mendengar perkataan orang-orang itu. Dia ingin bertanya pada suaminya, tapi dia urung lakukan. Sangat kurang sopan menanyakan hal itu sekarang. 

"Kamu sakit? " Tanya Delon melihat kerutan di kening gadis itu. 

"Ah, ti-tidak, aku hanya...hanya haus aja, iya hanya haus aja" Angel gelagapan mendengar pertanyaan suaminya 

"Benar hanya haus? Tidak ada yang lain? " Tanya Delon memastikan.

"Iya, aku haus" Angel tersenyum. Ternyata pria itu memperhatikan mimik wajahnya yang berubah karena mendengar ucapan orang-orang disana. 

Delon mengetik pesan pada Riko untuk mengantarkan minuman untuk mereka. Tak lama kemudian, Riko datang membawa dua gelas jus di atas nampan.

"Ini, minumlah! Sebentar lagi acaranya selesai, kamu bisa istirahat " Ucap Delon menyerahkan jus di tangannya 

"Terima kasih!" Sahut Angel menerima jus itu dan langsung meminumnya. 

Sekitar pukul delapan malam, acara pun selesai. Para tamu undangan sudah pada pulang. Delon menggendong istrinya ke kamarnya, dia ijin pada sahabatnya yang masih disana, juga pada Sarah dan yang lainnya. 

"Aku masih bisa jalan, tidak perlu digendong seperti ini " Ucap Angel 

"Tidak apa-apa, aku tau kamu lelah. Lagian sudah waktunya kamu tidur. Ini sudah malam " Sahut Delon sambil terus berjalan. 

Mereka masuk ke dalam lift. Delon menekan angka lima belas. Kamar pengantin mereka ada disana. Pintu lift terbuka, mereka keluar dengan Enjel masih dalam gendongan Delon. Tiba di depan pintu kamar mereka, Delon menekan tombol disamping kanan dengan jari tengahnya. Pintu kamar pun terbuka, pria itu membawa istrinya masuk, mendudukkannya perlahan di ranjang. 

"Kamu tunggu sebentar iya, aku siapkan air hangat dulu " Ucap Delon. Dia pergi ke kamar mandi dan mengisi bathtub dengan air hangat. 

Dia keluar dari kamar mandi, ternyata istrinya sudah berbaring di ranjang empuk itu. 

"Kamu kelelahan iya, apa gak usah mandi aja? " Tanya Delon, dia merasa kasihan melihat istrinya. Dia pun membuka high heels istrinya.

"Maunya sih ia, tapi kalo gak mandi bau, badan aku udah pada lengket!" Sahut gadis itu manja.

"Iya sudah, sini aku bantu bukain gaunnya. Kamu gak mungkin ke kamar mandi dengan gaun ini, yang ada kamu akan jatuh." Delon merapikan gaun istrinya.

"Dia benar, aku tidak bisa ke kamar mandi dengan gaun ini. Tapi, tidak mungkin juga dia yang bantu buka. Yang ada dia akan melihat tubuhku " Batin Enjel 

"Jangan khawatir, aku sudah membawa bath robe. Aku hanya membuka resletingnya. Setelah itu aku akan berbalik. Kamu pakai bath robe ke kamar mandi." Delon seakan tau isi pikiran istrinya 

"Gak bisa. Aku tidak mau kamu melihat punggungku" Ucap Angel menolak tegas.

"Tapi, kamu gak bisa membuka gaunmu" Delon duduk di samping istrinya.

Angel berusaha membuka gaunnya, tapi tangannya terasa pegal. 

"Jangan dipaksakan, nanti tangan kamu sakit " Delon membuka resleting gaun istrinya tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Sudah, kamu bisa mandi sekarang!" sambungnya 

"Kamu? " Angel kaget, dia ingin marah tapi tak jadi karna pria itu tak melihatnya sama sekali. 

"Mandilah ini sudah malam nanti kamu masuk angin!" Dia memberikan bath robe di tangannya sambil membelakangi istrinya. 

Angel segera membuka gaunnya dan memakai bath robenya. Dia pergi ke kamar mandi dengan menginjak gaun pengantinnya. Dia berendam di bath up untuk merilexkan badannya. Hampir dua puluh menit dia berada di dalam sana, membuat suaminya takut. Delon mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali, tapi istrinya tidak mendengarnya. Dia pun terpaksa menggedor pintu kamar mandi itu dengan kuat. 

"Iya sebentar," Jawab gadis itu dari dalam.

"Cepatlah, jangan terlalu lama, kamu bisa sakit!" Ujar Delon 

Angel membuka pintu dan mengeluarkan kepalanya.

"Kamu belum siap? " Tanya Delon menautkan alisnya.

"Sudah Tuan, tapi..."

"Tapi apa? " Delon bingung dengan tingkah istrinya. 

"Bajuku, Tuan aku tidak mau keluar tanpa baju" Ucap Angel mengulurkan tangannya 

"Oh, tunggu sebentar!" Delon berbalik dan mengambil paper bag di atas kasur. Lalu memberikannya pada istrinya. 

Angel memperhatikan pakaian dalam paper bag itu lengkap dengan dalamannya. Dia bingung, dari mana pria itu tau ukuran pakaiannya, dan siapa yang sudah membelinya. Buru-buru dia memakai pakaiannya. Masalah dari mana dan dibeli oleh siapa itu urusan belakang. Yang penting dia bisa memakai pakaian lengkap. Dia senang karena pria itu membelikan pakaian yang sopan untuknya. 

"Kenapa masih lama? Apa pakaian kamu tidak cocok? " Tanya Delon begitu istrinya keluar. 

"Cocok, siapa yang membelinya? " Tanya Enjel berjalan ke meja rias 

"Aku, siapa lagi? " Jawab Delon. Dia kembali membantu istrinya mengeringkan rambutnya. 

"kamu? "