NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Sentuhan Pertama

 

**********

 

Mata Kiran membulat sempurna saat melihat

sosok laki-laki yang kini tengah menghajar para

preman itu dengan sadis tanpa ampun. Bahkan

para preman itu tidak punya kesempatan sama

sekali untuk berdiri ataupun mengambil napas.

"Tuan Agra.. untung anda datang."

Desis Bani sambil berdiri meregangkan badan

nya yang kini sudah terbebas dari kurungan

dua preman tadi. Gerakan pria yang baru datang

itu sangat cepat, membabat habis para preman

dalam waktu kurang dari dua menit membuat

Bani melongo di tengah kekagumannya.

"Agraa.."

Gumam Kiran lega, dia menatap kearah sosok

tinggi gagah di hadapan nya, masih belum percaya

apa yang di lihatnya.Ternyata Agra datang tepat

pada waktunya. Agra menoleh sebentar kearah

Kiran, keduanya saling pandang kuat seakan

mencoba meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Kini dia berdiri tegak di hadapan kepala preman

tadi sambil meregangkan otot-otot tangannya.

Wajahnya terlihat sangat dingin cenderung kelam.

Dia tampak menggerakkan kepala nya dengan

tatapan menyala kearah kepala preman.

"Ayo maju..! cari bantuan yang lain kalau perlu.

Kebetulan hari ini aku belum pemanasan.!"

Geram Agra dengan senyum mengejeknya.

Kepala preman melirik seluruh anak buahnya

yang sudah tidak berdaya, saat ini semua anak buahnya sudah terkapar dalam keadaan yang

sangat mengenaskan.

Kepala preman itu tampak mundur dengan

wajah yang mulai di liputi oleh ketegangan.

Dia menatap tajam kearah Agra.

"Si-siapa kamu..! apa urusannya dengan gadis

itu, kenapa ikut campur urusanku.?"

"Ohh..ikut campur katamu? tentu saja.! karena

wanita yang sudah kamu ganggu itu adalah

milikku. Dan kau sudah berani mengusiknya.!"

Kepala preman tampak terkejut sesaat, namun

tidak lama kemudian dia maju menyerang Agra

dengan serangan brutal tanpa arah karena sudah

kalap duluan. Dengan gerakan mudah dan santai

dalam waktu singkat Agra sudah bisa membuat

kepala preman itu jatuh bersimpuh di hadapan

nya sambil menyembah memohon ampun.

Agra berjongkok di hadapan preman itu dengan

tatapan tajam bagai ujung pedang.

"Bilang pada atasanmu, jangan main belakang

lagi, kalau berani datangi aku di perkebunan.!"

Tegas nya sambil menepuk pundak preman itu

yang menunduk di tengah ketakutan. Setelah

itu Agra berdiri kemudian berjalan kearah Kiran.

"Kau lihat sekarang akibat sikap keras kepala

mu itu Nona Kiran.?"

Geram Agra sambil menatap tajam wajah Kiran

yang menunduk merasa bersalah.

"Maaf..aku tidak mendengarkan mu tadi."

Lirih Kiran seraya menatap sebentar wajah Agra

yang masih dalam mode beku. Tangan pria itu

meraih dagu Kiran dan mengangkat nya. Kedua

nya saling pandang kuat.

"Lain kali jangan membantahku lagi Kiran.."

Deg. !

Jantung Kiran seakan terguncang mendengar

ucapan Agra barusan, laki-laki itu memanggil

namanya tanpa embel-embel Nona. Sebenarnya

itu hal biasa saja tapi terdengar begitu istimewa

di telinga Kiran. Dia seakan menemukan rasa

nyaman dan bahagia saat mendengar nya.

Mata mereka terpaut dalam, semakin lama

semakin dalam hingga tidak menyadari kalau

saat ini mereka ada di tempat umum, ada

puluhan pasang mata yang saat ini sedang

memperhatikan interaksi keduanya.

Tanpa kata lagi Agra menarik tangan Kiran di

bawa kearah mobilnya. Kiran dan Rasmi naik

mobil Agra sementara Bani pulang dengan

mengendarai sepeda motor nya.

------ ------

Sampai malam menjelang Kiran tidak pernah

lagi keluar Villa setelah di beri peringatan oleh

Agra. Mungkin terdengar sedikit berlebihan kalau

laki-laki itu melarang nya keluar Villa. Namum

saat mengingat rentetan kejadian kemarin

sampai dengan tadi pagi, itu cukup membuat

Kiran sedikit ketakutan.

Apalagi hampir setiap hari sekarang ini ada saja

orang yang lewat di depan Villa. Dan itu adalah

para pria penduduk desa ini. Cukup aneh sih,

karena biasanya juga jarang ada orang lewat

ke depan Villa. Para pria itu sepertinya sengaja

lewat kesana hanya ingin melihat keberadaan

Kiran di tempat ini.

Setelah mengantar Kiran ke Villa Agra langsung

pergi ke perkebunan. Dia menempatkan 2 orang

penjaga untuk mengawasi sekitar villa.

Sudah sejak sore tiba-tiba saja turun hujan yang

sangat lebat hingga membuat suasana di sekitar

Villa tampak sedikit menyeramkan karena di

selimuti kabut tebal yang membuat bangunan

rumah bercat putih ini seakan menghilang.

Selesai sholat isya Kiran memberanikan diri

untuk berdiri di balkon kamar, saat ini hujan

sudah reda hanya tinggal rintik kecil saja. Dan

perlahan kabut pun mulai menghilang hingga

dia masih bisa melihat keseluruh kawasan villa.

Kiran melipat kedua tangan di dadanya karena

hawa dingin mulai mengigit kulitnya yang hanya

berbalut gaun tidur tipis. Pikirannya saat ini

sedang melayang pada sosok yang selama

beberapa hari ini selalu ada di saat dirinya

mengalami kesulitan.

Pria yang tanpa sengaja telah menikahinya

karena sesuatu yang tidak terduga. Ya..dia

adalah suaminya kini.. Entah siapa sebenarnya

laki-laki itu, tapi yang jelas saat ini pikirannya

tidak bisa lepas dari sosok suaminya itu.

Di halaman depan terlihat kedatangan mobil

Agra membuat mata Kiran tampak berbinar.

Hatinya tiba-tiba terasa tenang saat melihat kemunculan laki-laki itu.

Kiran tersentak saat pria itu tiba-tiba saja

mendongakkan kepalanya ke arah balkon.

Kedua mata mereka bertemu di kejauhan.

Ada debaran hebat yang kini meresahkan

hati Kiran saat melihat tatapan tajam pria

pengawalnya itu.

Kiran segera berpaling, dia membalikkan

badannya, kemudian beranjak masuk ke dalam

kamar, menutup pintu kearah balkon dengan

menguncinya langsung.

Perlahan dia merebahkan tubuhnya diatas

tempat tidur. Tapi pikirannya tidak bisa lepas

dari sosok pengawalnya itu yang notabene

nya adalah suaminya. Kiran terperanjat ketika

pintu kamar di ketuk dari luar. Dengan ragu dia

beranjak kearah pintu lalu membukanya.

Tubuh Kiran membeku di tempat saat dia melihat sosok yang sedang menganggu pikirannya itu

kini sedang berdiri di hadapannya. Menatapnya

tajam dengan sorot mata tak terbaca.

Mata Kiran tiba-tiba membulat ketika pria itu

nyelonong masuk sembari membuka mantel

nya kemudian melempar nya keatas kursi.

"A-apa.. yang mau kau lakukan di kamar ini.?

Bukankah kamarmu ada di bawah ?"

Kiran bertanya dengan suara yang sedikit

terbata karena kaget sekaligus gugup melihat

pria itu tanpa basa basi membuka kemejanya.

"Hei..apa yang kau lakukan.? kenapa kamu

membuka baju di sini.? "

Kiran semakin panik saja, pria itu melirik ke

arahnya, lalu menatap nya tajam.

"Bukankah aku punya hak yang sama untuk

tinggal di kamar ini Nona..?"

Mata Kiran semakin membulat tak percaya.

"Tuan Agra..aku peringatkan padamu.. jangan

membuat masalah.!"

"Siapa yang buat masalah Nona, aku hanya

ingin menumpang mandi saja.! di kamar

bawah pemanas nya rusak.! "

Kilah Agra sambil kemudian masuk ke dalam

kamar mandi. Kiran hanya bisa bengong melihat

apa yang di lakukan oleh suaminya itu.

Ya.. benar walau bagaimanapun pria itu adalah

suaminya.! Tapi tidak, dia tidak bisa seenaknya

begini, bukankah dia tahu pasti bahwa pernikahan

itu terjadi tanpa kesepakatan bersama dulu.!

Kiran terduduk lemas di atas tempat tidur dengan

pikiran yang berkecamuk dan debaran jantung

yang tidak beraturan. Namun setelah beberapa

saat kemelut dalam pikirannya tiba-tiba saja

buyar ketika dia kembali di kejutkan oleh

ketukan di pintu kamar.

Dengan ragu dia melangkah kearah pintu dan membukanya. Kiran menatap sosok Bara yang

kini sedang berdiri di depan pintu dengan

menundukkan kepala tidak berani mengangkat

muka di hadapan Nona nya itu.

"Maaf Nona.. saya membawakan baju ganti

buat Tuan Agra."

Ucap Bara seraya menyodorkan satu stel pakaian

ke hadapan Kiran yang menerimanya dengan

sedikit bingung dan pikiran yang kosong.

"Permisi Nona.. makan malam akan kami

antarkan langsung ke sini."

Bara berlalu pergi dari hadapan Kiran yang

masih terdiam sambil mendekap pakaian yang

tadi di berikan oleh Bara.

Tunggu dulu, apakah asisten Agra itu sudah tahu semuanya.? Haah..ya tentu saja, namanya juga

asisten.!.tidak ada yang tidak dia ketahui kalau

menyangkut segala sesuatu tentang Tuan nya.

Kiran menutup rapat pintu kamar masih dengan

pikiran yang tidak sinkron. Dia kembali ke tepi

tempat tidur, duduk lemas di sana. pakaian

Agra di letakkan di atas pangkuannya.

Tidak lama kemudian Agra keluar dari kamar

mandi dengan keadaan yang membuat wajah

Kiran sontak saja memerah seluruhnya.

Bagaimana tidak, saat ini Agra hanya memakai

handuk putih tipis saja yang menutupi bagian

sensitif nya. Karuan saja hampir seluruh tubuh gagahnya terekspos dan terpampang nyata di

depan mata Kiran yang langsung berdiri dan

memalingkan wajahnya.

Rambut Agra yang masih setengah basah

tampak jatuh berantakan menutupi sebagian keningnya, tampak begitu seksi dan menggoda.

"Kenapa harus keluar dengan keadaan seperti

itu, kamu kan bisa memakai pakaian di dalam.!"

Ketus Kiran sambil menyodorkan pakaian Agra

tanpa menoleh kearahnya. Namun tubuh nya

tiba-tiba saja menegang ketika laki-laki itu

malah mendekat ke arahnya.

"Jangan maju, berhenti di situ.! ini bajumu,

ambil sendiri.!"

Cegah Kiran seraya memejamkan matanya.

Pria itu bergeming dia tetap maju dan kini

sudah ada di hadapan Kiran yang masih

memejamkan matanya.

"Kenapa Nona Kiran..bukankah aku punya hak

untuk lebih dekat dengan mu."

Bisik Agra di telinga Kiran membuat tubuh gadis

itu berjingkat seperti tersengat aliran listrik.

Wajahnya kini sudah semerah tomat dan semua

itu tidak luput dari pengamatan mata tajam Agra

yang sedang menatapnya lekat dengan seringai senyum samar di bibirnya.

"Kau sudah melanggar batas yang aku tetapkan.

Kamu bahkan sudah memberitahu hubungan

kita pada asisten mu itu.!"

"Bukan hanya dia, Badar juga sudah tahu itu !"

"Apa.? kenapa kamu tidak mendengarkan aku,

kenapa kamu memberitahu mereka tanpa

bertanya dulu padaku aakhh..!"

Kiran memekik kaget saat tiba-tiba tangan kuat

Agra melingkari pinggang kecilnya dan menarik

tubuhnya hingga kini tubuh mereka merapat.

Wajah mereka begitu dekat hampir bersentuhan.

Mata mereka kini saling bertaut dalam dengan

deru napas yang mulai tidak beraturan.

Jantung Kiran kembali seakan mau meloncat

keluar dari tempatnya ketika aroma segar yang

keluar dari tubuh tegap pria itu kini memenuhi

indra penciuman nya.

"Apa kau mau mereka berpikiran macam-macam

pada kita berdua.? kau mau mereka berasumsi

yang tidak-tidak terhadap hubungan kita.?"

"A-apa maksudmu.? bukankah kita bisa menjaga

jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan.!"

Elak Kiran dengan suara bergetar hebat karena

Agraa semakin mendekatkan wajahnya. Kedua

telapak tangan Kiran kini berada di dada bidang

pria itu, berusaha untuk menjaga jarak, tapi kini

tubuhnya malah terasa semakin lemas.

"Apa kau pikir kita bisa menjaga jarak.? kau bisa melakukan hal itu Nona.?"

Suara Agra terdengar berat dan serak, belitan

tangan nya di pinggang Kiran semakin kuat

hingga membuat tubuh mungil gadis itu seakan terangkat. Dengan ukuran tubuh Agra yang

sangat tinggi dan kekar keberadaan tubuh Kiran

yang tinggi ramping kini seolah berada di dalam kurungannya.

"A-aku..tentu saja aku bisa.! kita hanya menikah

di atas kertas saja, tidak ada kesepakatan

apapun di antara kita.. ja-jadi ini tidak berarti

apa-apa bagi kita berdua."

"Ohh..jadi menurutmu begitu.! tapi tidak dalam

pandanganku Nona Kiran.. pernikahan bukan

lah sesuatu yang bisa di permainkan begitu saja,

ini semua adalah benar, dan harus terjadi.!"

Desis Agra, Kiran terhenyak mendengar ucapan

Agra dia menatap dalam wajah tampan Agra

yang kini terlihat jelas aslinya. Perlahan tangan

Agra mengangkat dagu indah Kiran hingga kini

wajah mereka bersentuhan.

"Agra..kau tahu pasti..kita tidak saling mengenal

sebelumnya. Jadi ini semua tidak benar..!"

Lirih Kiran sambil berusaha menjauhkan wajah

nya dari jangkauan Agra karena kini bibir pria itu semakin mendekat ke area bibir nya membuat

darah Kiran serasa mendidih.

"Tapi aku sudah sangat mengenalmu Kiran..."

Bisik Agra parau sambil kemudian mengecup

lembut bibir ranum Kiran yang sontak memejamkan matanya rapat. Agra menempelkan bibirnya di bibir Kiran yang bergetar hebat, karena ini merupakan sentuhan laki-laki pertama bagi Kiran. Seumur hidupnya gadis itu belum pernah melakukan kontak fisik ataupun bersentuhan secara intim dengan laki-laki.

Agra mengernyitkan alisnya melihat reaksi

tegang yang berlebihan dari Kiran. Dia menarik

kembali wajahnya. Di pandangnya lekat wajah

cantik istrinya itu. Ternyata gadis ini masih

sangat murni dan polos. Sesaat kemudian dia

kembali mengecup lembut bibir mungil itu.

"Aku tidak akan pernah melepaskan mu Kiran.

Kau adalah istriku.. milikku selamanya.."

Bisik Agra di telinga Kiran yang masih terpejam

kuat di tengah ketegangan yang menggila.

Agra melepaskan tubuh Kiran kemudian dia

meraih pakaiannya lalu masuk kembali ke

dalam kamar mandi.

Kiran menjatuhkan dirinya di pinggir tempat

tidur, perlahan dan gemetar dia memegang

bibirnya, masih terasa hangat nya bibir Agra

yang tadi sudah memberinya sentuhan lembut

yang pertama bagi dirinya. Jantung Kiran saat

ini seakan sulit untuk di kendalikan..

 

**********

 

TBC....

Jangan lupa jempolnya ya gaiiss..di tunggu

juga koment and vote nya..Tq so much..😘🙏

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!