(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Tiba tiba Matthew berdiri dia melangkah dan mendekat ke arah Peony . Di gadis kecil itu terpaku di tempatnya , dia was was ketika Matthew semakin mendekat.
Kini duda tampan itu sudah berdiri tepat dihadapan Peony. Matthew menunduk menatap Peony yang masih bertahan menunduk kepalanya .
"Apa kamu tidak suka , jika saya berada di mansion saya sendiri seharian penuh ? Oh apa karena dengan itu kamu tidak akan bebas bergerak di mansion ini? Apa jangan jangan kau ingin mencoba menguasai mansion ini ketika saya , tidak sedang berada di mansion , begitu ?"
Suara dingin dan arogan Matthew membuat Peony menarik napas pelan . Pikiran Matthew kepada dirinya memang selalu buruk , bahkan sangat buruk .
"Anda jangan salah paham dulu . Saya sadar diri , saya hanya seorang babysitter di sini ,Tuan . Saya tidak mungkin punya niat seperti itu ,andai Anda menyuruh saya pergi sekarang pun . Keluar dari mansion ini pun saya bersedia . Saya tidak selicik dan sepicik itu , Tuan ." Peony menjelaskan dengan tenang dan lembut seperti biasanya .
Matthew yang memang biasanya yang terlalu arogan dan tak mudah percaya kepada orang lain . Dia masih memicing menatap Peony dengan wajah setengah percaya .
Sssttt...
Peony terkejut tiba tiba Matthew menarik dagunya . kepala Peony kini mendongak dan tepat berhadapan dengan wajah Matthew .
Peony yang terlalu terkejut , tubuhnya oleng sehingga dirinya tak sadar menarik kaos singlet yang di pakai Matthew . Sang duda juga terkejut , Matthew melotot dan ikut oleng karena tidak bersiap menagkap tubuh Peony .
Aaaa..
Bruk.....cup..
Mata Peony membulat sempurna menatap . Sepasang mata tajam itu pun tak kalah lebar .
Insiden tak terduga menjadi drama pagi ini antara Peony dan Matthew . Secara tak sengaja , sepasang insan itu terjatuh di atas rerumputan taman dengan keadaan bibir saling bertemu .
Set..
Matthew tersadar saat Peony tiba tiba mengalihkan wajahnya . Pria itu langsung memundurkan wajah dengan keadaan kedua tangan masih mengungkung tubuh mungil Peony .
Peony tidak bisa menutupi rasa syoknya . Matthew sendiri kini kembali pada ekspresi datarnya .
"Astaga , i-itu ciuman pertama aku huaaaa ." Peony memekik di dalam hati dengan wajah memerah dan pipi serta telinga memanas .
Keadaan hari yang masih sedikit gelap mampu menyamarkan rona merah pada pipi gadis kecil itu .
Matthew sendiri masih dalam ekspresi datar . Dia berdiri dan menatap Peony yang masih terbaring dengan ekspresi terkejut .
Masih belum ada yang mengeluarkan suara di antara mereka . Matthew mengusap singkat wajahnya , seakan mempertahankan kewarasannya .
"Berdiri dan bergegas bersih bersih , Al mungkin saja sudah bangun ."
Peony tersadar dengan suara berat Matthew . Dia melirik sang majikan yang pergi begitu saja dari sana ,tanpa menolongnya ..
Memastikan tubuh Matthew sudah tidak terlihat . Peony mulai menarik napas dalam dan memekik histeris .
"Huaaaaas..,itu ciuman pertama aku! Astaga kenapa harus dapat ciuman pertama dengan keadaan seperti ini .Padahal aku ingin memberikan ciuman pertama ini pada suamiku nanti ."
Peony berguling guling tidak jelas di atas rerumputan . Dia terus berceloteh , pipi dan daun telinganya masih memanas .
Membayangkan kejadian beberapa menit yang lalu membuat Peony frustasi sendiri . Meskipun terbilang cukup gelap ,tetapi Peony bisa melihat jelas wajah tampan Matthew menatapnya kala itu .
Mata tajam pria itu memang sangat menggoda , apa lagi tatapan manik coklat milik Matthew membuatnya sempat terbuai .
"Huaaa! Aku bisa gilaa!". Peony menendang- nendangkan kakinya sambil mengusap wajah sambil berguling seperti anak kecil .
Siapa sangka jika celotehan dan tingkah Peony itu saat ini sedang di perhatikan oleh Matthew . Duda arogan itu ternyata berdiri di balik tembok yang tak jauh dari gazebo .
Dia menatap tingkah Peony yang masih memekik sembari berguling seperti anak kecil di atas tanah .
Perlahan Matthew mengangkat tangannya dan mengusap bibirnya yang tadi sempat bertabrakan dengan bibir mungil milik sang babysitter .
"Ini ciuman pertamanya ? Meski dia masih kecil aku kira dia sudah memiliki beberapa teman pria dan bergaul liar seperti pergaulan anak zaman sekarang .ternyata dia benar benar masih sepolos itu?" Matthew menatap Peony dengan pandangan penuh arti .
"Tapi lembut juga bibirnya."
Matthew tersenyum penuh makna sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya . Sungguh pagi yang begitu mengejutkan .
***
Peony menghembuskan napas kasar entah sudah berapa kalinya . Dia melangkah lunglai dari kamar mandi ke atas ranjang .
Tadi Peony ingin membangunkan Al , tetapi di halangi oleh pelayan . Ternyata Matthew sudah lebih dulu membangunkan sang Tuan Muda .
Bruk...
Peony menghempaskan badannya ke atas ranjang yang empuk itu . Dia memandang langit langit kamarnya dengan wajah semakin frustasi .
Bayang bayang kejadian tadi pagi terus melintas di benaknya dan itu membuat Peony seperti orang gila . Dia tak akan fokus seharian ini .
"Bagaimana ini ? Bayang bayang kejadian itu terus terlintas dan menghantuiku . Ini juga kenapa jantung jadi bergerak tidak jelas , pipi dan telingaku juga selalu memanas setiap kali membayangkan wajah Tuan Matthew . Sepertinya aku sudah gila ."
Peony bangkit dengan kasar dari ranjang yang empuk itu dan menepuk pipinya sendiri . Seakan ingin lebih fokus , dia harus bersiap dan bergegas menyusun para majikannya di ruang gym .
Yah , jadwal weekend biasa bagi Matthew akan mengajak Al untuk gym ringan setiap hari sabtu dan minggu .
"ayo fokus Peony!" gadis itu berdiri dan bergegas ke arah lemari untuk mengambil baju pelayan khususnya sebagai babysitter .
Meski tak fokus dan selalu di hantui bayang bayang kejadian tadi pagi . Tetap saja Peony harus kerja dengan profesional .
Sembari melangkah menuju ruangan gym , Peony sudah menegaskan pada diri sendiri untuk tenang saat bertemu dengan Matthew nanti . Bukan tanpa alasan , Peony tidak tenang setiap kali bayangan wajah Matthew menghampiri benaknya .
"Huft..ini ujian yang sangat berat . Kenapa juga otakku harus terus terbayang wajah Tuan Matthew? Setiap terlintas wajahnya , pipiku malah di buat memanas sampai ke daun telinga .. Ini perasaan yang sangat tidak nyaman . Ada apa denganku?
Peony bergumam di sela langkahnya , dan dia terkejut saat melihat dua pria yang ada di dalam sana .
Peony sudah mencapai pintu ruang gym . Seketika jantungnya kembali berdetak di dalam sana saat melihat Matthew .
Di dalam sana Matthew sedang menemani putranya berlari kecil di atas treadmill . Matthew dan Al terlihat sedang bercengkrama di sela aktifitas mereka .
"Astaga , ada apa lagi dengan jantungku . Kenapa sekarang malah semakin tak terbendung? Bagaimana ini , bagaimana cara aku menghadapi Tuan Matthew ?"Peony berceloteh dalam hati dengan nada suara merengek.
Gadis itu mengusap wajahnya mencoba sabar . namun hasilnya tetap sama , ketika dia sudah mulai tenang . Matanya di ajak kembali menatap Matthew . Jantung gadis itu terus di buat tidak normal .
"Kenapa dia malah semakin tampan di mataku?Eh..astaga , otakku benar benar sudah tidak waras . Ya Tuhan bantu aku?." Peony berceloteh tidak jelas sembari memukul kecil kepalanya berharap kembali tersadar dan kembali normal .
.
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata