Pernikahan karena perjodohan membuat kedua insan itu awalnya sulit untuk menerima hati masing-masing. Mars yang menerimanya karena sedang patah hati, sedangkan Vio yang terpaksa menerima perjodohan karena kekangan dari sang Papa, padahal sudah jelas-jelas dia mempunyai laki-laki yang sangat dia cintai.
Suatu hari Vio memberikan kesempatan selama 3 bulan untuk Mars agar membuatnya jatuh cinta. Hari demi hari terus Vio dan Mars lewati hingga seorang Mars akhirnya bisa membuat seorang Vio jatuh cinta.
Namun, saat Vio sudah benar-benar mencintai Mars, tiba-tiba suatu permasalahan datang dan terjadi kesalahpahaman. Mars tidak percaya bahwa dirinya masih perawan karena tak menemukan noda merah, berbagai cara Vio lakukan untuk membuat Mars percaya padanya, namun laki-laki itu justru tak percaya dan malah meminta cerai padanya.
Apakah hidup Vio hanya cukup sampai disini saja? Saat dimana Mars yang sudah membuat dirinya jatuh hati sedalam-dalamnya justru malah meninggalkannya?
[karya ke2]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AnLu Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15: Dosa Besar
Dimeja makan, kini mereka sedang menikmati makan malam. Tidak hanya dimeja makan, tapi juga banyak yang makan dibawah akibat banyak saudaranya yang menginap dirumahnya.
Mungkin biasanya subuh mereka akan pulang kerumah masing - masing.
Tidak seperti biasanya, Vio akan mengusili para sepupunya yang masih bocil. Sekarang Vio hanya diam saja sembari menikmati makan malam dengan lauk ayam kecap dan tempe kering.
Begitupun dengan Mars yang duduk tak jauh dari Vio namun disamping eomma nya.
Tia menyenggol lengan anaknya. Ia sedari tadi curiga dengan mereka berdua dan sikap Vio yang katanya sangat ceria sekarang jadi diam saja.
Mars melirik Eomma nya.
"Apa yang kamu lakukan sama Vio?" Tanya Tia dengan tatapan mengintimidasi sembari memakan nasinya.
"Aku enggak lakuin apa-apa eom.." Jawab Mars yang tanpa berani menatap ibunya. Ia lalu kembali melanjutkan makannya.
Tia yang mendengarnya segera mencubit lengan sang putra "Jangan bohong ya pada Eomma! Habis makan Eomma sama Appa mau bicara dikamar tamu"
*
Selesai makan, Vio segera berdiri dan meletakkannya piring kotornya di wastafel tempat cuci piring. Lalu setelah nya ia berniat untuk naik keatas dan istirahat. Hari ini sungguh sangat melelahkan , dan juga Vio ingin menanyai pada Arga tentang kondisinya sekarang bagaimana.
"Let!" Panggil Navi, sepupu laki-laki Violet yang cukup dekat dengan Vio.
Vio yang sebelumnya akan melangkahkan kakinya ke tangga pun seketika urung dan berbalik badan. "Kenapa?"
"Gue mau bicara sama Lo" Ucap Navi. Kemudian ia mengajak Vio untuk berbicara diteras rumah yang disediakan dua kursi. Biasanya setiap pagi Papa Vio akan ngopi disini.
"Apaan?" Tanya Vio setelah duduk.
"Kok Lo sebelumnya enggak ngomong kalo mau nikah sama laki-laki asal Korsel itu?" Navi mengecilkan volumenya dan sedikit mencondongkan kepalanya agar Vio mendengar. Laki-laki berusia 27 tahun itu sangat kepo dengan apa yang terjadi pada Vio.
Vio memutar moba matanya malas. Ia amat sangat malas mendengar pertanyaan dari Navi. "Mendadak. Papa jodohin gue"
"Yang bener Vi? Terus Arga Lo kemanain?"
"Ya enggak dikemana-kemanain lah" Jawab Vio dengan kesal.
"Jadi Arga belum tau?"
Vio menggelengkan kepalanya "Belum. Yakali gue kasih tau, nanti yang ada dia langsung putusin gue ege!"
Navi menarik nafasnya dalam-dalam. "Dosa Vi. Masa Lo berhubungan sama laki-laki lain, Lo punya suami" Ucap Navi yang menasehati sepupunya itu. Navi adalah laki-laki baik yang sangat alim dan pandai agama.
"Bodo amat lah. Gue udah duluan pacaran sama Arga, dan bocah itu dateng terus malah nikahin gue, disini gue cuman korban. Gue juga masih cinta sama Arga"
Navi kemudian bangun dari tempat duduknya "Terserah deh Vi, gue udah nasehatin Lo. Gue peringati ya, tetep dosa kalo Lo udah punya suami tapi masih berhubungan sama laki-laki lain, sekalipun itu pacar Lo yang udah lama! Yang penting udah gue ingetin, dosa tanggung sendiri kalo udah segunung" Setelah mengucapkan itu, Navi pun segera pergi kembali masuk kedalam rumah.
"Mau kemana?"
"Nyari suami Lo. Gue sekarang dukung suami Lo, bukan Arga lagi" Jawab Navi.
Vio mendengus kesal dengan ucapan Navi. "Kenapa malah dukung Mars sih, baikan juga Arga kemana-mana. Mars itu cuman cowok yang bisanya ingkar janji. Sekarang pendukung Arga makin sedikit, apa iya aku masih bisa sama-sama sama kamu Ga?" Vio kini jadi galau deh.
*
*
"Sekarang bilang sama Eomma apa yang kamu lakuin sama Vio sampai dia tadi diam kaya gitu?" Tanya Tidak sembari melipat kedua tangannya didada.
Saat ini mereka sedang berada dikamar tamu yang sudah disediakan oleh besannya untuk tidur malam ini bersama Jim yang juga ikut mengintimidasi anaknya.
Tia dan Jim berdiri dihadapan Mars. sedangkan Mars sedang keringat dingin duduk diatas kasur. Sedangkan Vae, adik Mars justru sedang berbaring disofa yang sudah disediakan sembari asik bermain game.
"Kamu punya mulut dan telinga kan?" Tanya Tia pada anak sulungnya itu.
Mars menunduk. "Aku enggak lakuin apa-apa eom..."
"Bohong",
"Bener"
"Bohong"
"Bener"
Jim yang melihat pertengkaran itupun segera melerai. "Hey, kok malah berantem. Sayang, kamu kenapa menuduh anak bandal kita?"
Tia lalu menatap suaminya setelah sebelumnya ia menatap tajam anaknya itu. "Vio tadi diam saja Jim. Aku juga melihat ada tanda merah dibagian leher milik Vio. Aku yakin anak kita baru saja mengapa-apakan menantu kita" Kelas Vio pada sang suami.
Jim kini mengerti apa yang istrinya itu jelaskan. Ia memangut-mangut "Jadi, benar apa yang istriku bilang Mars?" Tanya Jim pada anaknya.
Mars takut dan semakin menundukkan wajahnya. "M-maaf..." Lirih Mars yang kini merasa bersalah. Ia kini sudah siap untuk menerima segala hukuman yang Eomma dan Appa nya berikan.
Namun, tidak seperti apa yang Mars pikirkan. Jim dan Tia kini berpandangan dengan mata yang saling melotot, dan juga sedetiknya mereka mulai tersenyum lebar.
Jim segera pergi dan mencari ponselnya untuk menelepon seseorang. sedangkan Tia langsung duduk disamping Mars dan memegangi kedua pipi putranya.
"Serius Mars??" Tanya Tia dengan antusias bahagia. Ia kemudian membolak-balik kan wajah anaknya kesamping kanan dan kiri.
Mars yang bingung dengan pertanyaan Eomma pun bertanya. "Maksut nya bagaimana?"
Tia bahagia dan segera memeluk anaknya "Eomma bilang juga apa. Nikah tu enak kan? Bisa peluk-pelukan tanpa dosa, bisa cium-ciuman, bisa buat anak, bis-"
"Tunggu!" Potong Mars sebelum Eomma nya itu berbicara kemana-mana. "Eomma enggak marah sama aku?"
Tia segera menggeleng "Ya enggak lah. justru Eomma dan Appa sangat senang mendengarnya. Jadi, kamu udah cinta sama Vio?"
Mars hanya diam mendengar pertanyaan Eomma. Ia sendiri juga masih bingung apakah sudah cinta pada Vio? Tapi kenapa secepat ini dia move-on? Bukankah harusnya jika mencintai seseorang akan susah untuk move-on? Apakah dia hanya cinta monyet saja pada Yasmine?
Tia mengerti mengapa anaknya itu belum mau menjawab. Ia pun mengalihkan pertanyaannya nya "Baiklah, Appa juga sudah menelepon Rico, orang yang memimpin perusahaan cabang disini, Appa bilang kamu yang akan beralih menjadi pemimpin perusahaan Appa yang ada disini. Jadi, setelah besok pindah kerumah baru, kamu boleh bekerja disana"
Mars mengangguk "Terimakasih Eomma. Kalau begitu aku pamit kekamar"
Tia mengangguk. "Jangan lupa taklukkan hati Vio ya! Buatkan cucu untuk Eomma dan Appa" Teriak Tia sebelum anaknya itu keluar.
Jim yang sudah selesai menelan pun segera kembali berjalan menuju sang istri.
"Bagaimana sayang?" Tanya Tia.
Jim tersenyum "Sudah beres sayang. Lusa Mars sudah bisa kesana untuk memperkenalkan diri sebagai pemimpin cabang" Jim kini memeluk istrinya dan dengan usil mengecup leher sang istri.
"Appa, ada Dior loh disni!" Teriak Dior yang kadang melirik Eomma dan Appa nya lalu kembali bermain game lagi.
CIPTAIN KISAH BRONDONG LGI THOR. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻