Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Abimana terus mencari keberadaan istri dan putranya dengan hati bimbang, ia masih memikirkan kata-kata ibunya beberapa waktu yang lalu.
"Apakah yang ibu katakan itu benar? apakah Bella pergi bersama pria lain, tidak! itu tidak mungkin. Dia pasti hanya marah padaku karena kejadian semalam." Abimana terus membatin memikirkan istrinya.
Pencarian Bella pun terus di lakukan oleh Abimana, untuk memastikan perkataan ibu nya jika Bella sudah memiliki pria lain di belakang nya.
Dengan hati resah Abimana terus mencari keberadaan istrinya, lelah itu sudah pasti, namun karena keterbatasan biaya ia tak mampu menyewa seorang detektif atau sejenisnya dan memilih untuk mencari keberadaan istrinya dengan motor yang ia miliki.
"Dimana kamu Bella." Abimana mulai meraung kesal saat ia tak menemukan titik terang keberadaan Bella saat ini.
Sedangkan Bella kini tengah menunggu putranya dengan cemas. "Kemana Bagas membawa Zayn, bagai mana jika mas Abi menemukan kami? saat ini aku benar-benar sedang tidak ingin melihat mas Abi, apalagi jika aku harus ikut pulang bersamanya." Bella mengusap wajahnya kasar.
"Sungguh aku tak ingin kembali lagi ke rumah itu, aku sudah cukup menderita hidup disana. Aku sungguh butuh ketenangan saat ini." Bella terus bergumam dengan hati berdebar tak sabar menunggu putranya kembali.
Kini suara klakson mobil pun menyadarkan Bella dari segala pemikiran buruk nya. Bella bernafas lega saat melihat putranya baik-baik saja.
"Zayn dari mana saja kamu nak? Mama sangat merinduka mu." Bella memeluk putranya dengan erat.
"Owhh ya ampun Bella, aku hanya membawanya pergi beberapa menit saja, tapi kau merasa aku sudah menculiknya saja." Kekeh Bagas yang kini di balas senyuman manisnya nya.
"Terima kasih Bagas, kamu sudah membantu kami untuk mencari rumah baru, ini pembayarannya, sisanya aku akan menyicilnya sesuai kesepakatan bersama dengan sang pemilik rumah.
"Kau simpan saja uangmu, aku sudah membayarnya tadi."
"Apa maksudmu? kenapa kau melakukan hal itu?" Tanya Bella yang kini menatap Bagas dengan sedikit kecewa.
"Tidak masalah, kita adalah sahabat kan? jadi inilah arti sahabat bagiku, kita harus saling membantu di saat sahabat kita membutuhkan nya. "
"Kalau begitu ambil ini." Bella menyerahkan kartu tabungannya pada Bagas, namun Bagas menolak nya dengan cepat dan mulai berpamitan setelah memberikan bahan makanan yang ia beli pada Bella.
Bella merasa sangat tidak enak hati pada Bagas yang sudah sangat membantu nya hari ini. "Baiklah Bagas aku akan tetap menyimpan uang ini dan memberikan saat kau membutuhkannya nanti." Gumam Bella lirih menatap mobil milik Bagas sudah pergi menjauh dari hadapannya.
Kini Bella mulai mempersiapkan makan siangnya untuk sang putra. "Zayn apa kau ingin sesuatu lagi?" Tanya Bella sambil mempersiapkan bahan makanan yang akan ia masak.
"Tidak ma, Zayn tidak ingin apapun lagi." Ucapnya yang kini duduk menunggu dengan sangat tenang.
"Apakah aku harus mengatakan pada mama jika tadi aku melihat papa, tidak! tidak, aku tidak akan mengatakan apapun pada mama dan akan membuatnya semakin sedih." Kini Zayn menatap wajah lelah mamanya yang belum sempat beristirahat sejak semalam.
"Tara.. Makanan kesukaanmu sudah siap." Seru Bella yang membawakan masakan yang sudah ia buat."
"Terima kasih ma," Zayn tersenyum manis menatap sang mama yang kini mulai menyuapinya.
***
Di rumah Abimana terus saja uring-uringan karena sudah seharian penuh ia mencari keberadaan istrinya, namun tak kunjung ia temukan.
"Kau sudah pulang Abi?" Tanya ibu Maya yang kini baru pulang berbelanja dengan begitu banyak barang bawaan di tangannya.
"Ibu. Ibu dari mana saja seharian ini?" Abimana menghampiri ibunya dan melihat semua barang yang ibunya beli.
"Ibu membeli barang sebanyak ini untuk apa?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu, ibu membelinya tentu saja untuk ibu dan ibu membutuhkan nya." Jawab ibu Maya dengan ketusnya.
"Bukankah ibu menyuruh Bella untuk berhemat, lalu apa yang ibu lakukan saat ini. Bahkan ibu membeli barang-barang aneh ini untuk apa?" Abimana mengeluarkan satu persatu barang yang ibunya beli.
Namun dengan cepat ibu Maya menepis tangan putranya, lalu pergi membawa semua barang-barangnya ke kamar.
Di dalam kamar kini ibu Maya mulai mencoba semua pakaian yang ia beli di butik yang tak terlalu jauh dari rumahnya saat ini.
"Lihatlah Bella aku juga bisa membeli emas seperti yang kamu miliki, bahkan punya ku lebih bening dan berkilau." Ucap Ibu Maya dengan bangganya. Kini ia pun mulai mengusap gelang miliknya dengan sangar lembut.
Ibu Maya benar-benar terhanyut dalam ambisinya untuk menyaingi sang menantu, hingga kini ia tak menyadari bahwa sedari tadi putranya terus berdiri di ambang pintu memperhatikan gerak geriknya.
"Ibu, kenapa ibu bersikap seperti itu sekarang? apakah karena silap Bella yang selalu membantah ibu, atau hal yang lainnya." Kini Abimana berjalan pergi meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamarnya untuk sekedar mengistirahatkan dirinya sejenak.
"Bella dimana kau sekarang?" Abimana menatap langit-langit kamarnya dengan bayangan demi bayangan kini tercinta dalam benaknya.
Masa-masa indah bersama sang istri, keluarga yang harmonis dan bahagia, namun kini keindahan itu mulai tergantikan dengan bayangan demi bayangan penuh kesedihan.
Pertengkaran di antara mereka berdua hingga akhirnya Bella memutuskan untuk pergi meninggalkan dirinya. Abimana sungguh menyesal, namun kini ia pun tak dapat menghindari segalanya.
"Abi...! Ayo kita makan dulu nak, ibu sudah memasak makanan kesukaanmu lho." Seru ibu Maya memanggilnya putranya.
"Nanti saja bu." Tolak Abimana, saat ini ia hanya sedang memikirkan Bella yang entah ada dimana saat ini, membuat n*fsu makannya pun mulai berkurang drastis.
"Sudahlah Abi, jangan terlalu memikirkan istrimu. Ibu yakin esok atau lusa dia pasti akan datang kembali ke rumah ini."
"Ibu apakah ibu tidak khawatir dengan keadaan mereka di luar sana?" Abimana sedikit kesal pada ibunya.
Namun dengan cepat ibu Maya mulai menenangkan hati putranya. " Aku tidak akan pernah membiarkan sumber keuangan ku marah padaku hanya karena hal sepele, karena ini tidak akan baik untuk kesehatan ku."Batin ibu Maya yang kini mulai berkata dengan cara harus agar Abimana tak merasa tertekan karena nya.
***
Bella hampir saja terjatuh karena merasakan mual dan pusing sejak beberapa hari yang lalu, bahkan tubuhnya pun merasa sangat lemah dan tak bertenaga.
"Ada apa denganku? akhir-akhir ini aku sering merasa lelah dan mual. Tunggu! tanggal berapa ini?" Bella berlari mengambil ponselnya.
"Tidak! itu tidak mungkin terjadi." Bella terus menggelengkan kepalanya.
"Kenapa ketidak adilan selalu terjadi padaku." Gumam Bella dengan tatapan kosong nya.
Bersambung