NovelToon NovelToon
PREMAN JALANAN PUTRA KONGLOMERAT

PREMAN JALANAN PUTRA KONGLOMERAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / CEO / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:48.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu 025

Perkenalan
Namanya Roman Maulana Satria usia dua puluh empat tahun. Pendidikan sarjana hukum. Hidup sebagai preman jalanan walau merupakan putra konglomerat, pewaris tunggal Satria Corp. Dalam percintaan ibunya tak merestui hubungannya. Yok kita lihat perjuangan hidupnya untuk mengungkap kasus kematian kekasihnya yang dibunuh melalui penularan virus yang dikenal dengan virus covid 19.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu 025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE KE LIMA BELAS: MENYEWA PEMBUNUH BAYARAN.

"Usai kamu membereskan pekerjaan ini, masih ada satu tugas lagi yang akan kamu selesaikan!" lanjut Toni.

"Kenapa tidak sekalian saja saya bereskan bos?!" pinta Ghazan.

"Yang ini saja tidak segampang kamu meremas kerupuk!" sindir Toni.

"Oo... berarti kamu meremehkan kemampuanku!" kata Ghazan tersinggung.

"Buktikan! Kalau kamu berhasil, aku akan memberikan bayaran berapapun yang kamu minta!" tantang Toni.

"Sip, mari Winda! Kita selesaikan pekerjaan kita dengan cepat!" balas Ghazan memberikan jempol kanannya menyanggupi Toni.

Sedang di dalam tampak Nadira telah usai meeting dengan kliennya. Nadira segera beranjak dari tempat duduknya.

"Aku puas dengan meeting hari ini dan segera kita lanjutkan meeting selanjutnya!" ucap Chairil menjabat tangan Nadira.

"Terimakasih telah menerima perusahaan saya, sebagai partner kerja sama dengan perusahaan bapak!" jawab Nadira senang.

Ketika berdiri berjabat tangan dengan pak Chairil, mata Nadira melihat sosok orang dikenal. Lewat pantulan kaca pintu yang ada dalam cafe yang berada dalam Mall.

"Toni!" guman Nadira dalam hati.

"Dan aku mengenal orang-orang ini. orang-orang ini adalah orang-orang bayaran, aku harus hati-hati!" pikir Nadira dalam hati.

"Untung saja aku menyuruh Hadi menjemputmu!" kata hati Nadira dan Nadira segera menelpon Hadi.

"Halo...!" Hadi menjawab panggilan Nadira.

"Kamu dimana Di...!" tanya Nadira.

"Aku sudah menunggu diluar!" jawab Hadi.

"Baik, aku sudah selesai meeting dan aku segera keluar!" kata Nadira mematikan hand phonenya dan langsung melangkah keluar.

Saat berada diluar Ghazan dan Winda mengikuti langkah Nadira dari belakang.

Nadira langsung masuk kedalam mobil.

"Di, ada yang mengikuti aku!" ucap Nadira memandang Hadi.

"Siapa!" tanya Hadi menoleh kebelakang.

"Suruhan Toni!" jawab Nadira.

"Jadi..., kamu melihat Toni bersama orang-orang ini!" tanya Hadi sambil menjalankan mobilnya keluar dari parkiran Mall.

"Iya Hadi, arahkan mobil naik jembatan Casablanca. ambil jalan menuju luar kota!" pinta Nadira.

"Kita harus call Roman. Agar dia berhati-hati dan melindungi Morrin!" kata Hadi langsung tancap gas membawa laju mobilnya.

"Aku mengenal orang-orang yang disuruh Toni!" kata Nadira.

"Sampai dimana kamu mengenal mereka!" tanya Hadi terus membawa laju mobilnya semakin kencang.

Ghazan dan kawan-kawannya hampir saja kehilangan jejak. Kejar mengejar terjadi ditengah padatnya jalan raya.

"Aduh Barra aku kehilangan jejak!" telpon Ghazan pada Barra yang mengendarai mobil warna silver.

"Ikuti aku...!" jawab Barra mendahului mobil Ghazan melaju meliuk-liuk melewati beberapa mobil.

Tidak sedikit yang berteriak marah. Melontarkan kata-kata kotor mengumpat Barra dan Ghazan yang mengendarai mobil.

Kejar kejaran tiga buah mobil. Ditengah-tengah kota metropolitan membelah jalan Sudirman.

Hadi terus membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dengan kecepatan rata-rata seratus delapan puluh kilometer per jam.

Kalau jalanan tidak terlalu padat, bisa jadi mobil melaju diatas seratus delapan puluh kilometer per jam.

Sekarang kecepatan itu sudah melebihi dari kemampuan laju mobilnya.

Sementara Hadi dan Toni yang sedang dikejar para penjahat kita menuju rumahnya Roman.

Bu Marisa mondar-mandir gelisah tidak karuan memikirkan Roman putranya. Bi Minah mengikutinya secara diam-diam.

Sebab dalam keadaan seperti ini. Apabila Bu Marisa memanggilnya. maka, dia tidak kesulitan untuk mendengarnya. agar terhindar dari kemarahan.

Marisa menyambar hand phonenya yang tergeletak diatas meja. segera menghubungi seseorang.

"Halo, Winda.... Hanya kamu satu-satunya yang bisa membantuku!" ucap Bu Marisa dengan tidak tenang.

"Bantuan apa? Ma. pasti akan saya usahakan!" jawab Winda tersenyum sendiri.

Winda semakin jumawa dan Yakin bisa memiliki Roman. Terbukti Bu Marisa sampai menelponnya.

BERSAMBUNG.

1
Rahman Hartomo
cerita lebay
Ridho Widodo
lanjutin roman...ceramahin terus mamamu...
Ridho Widodo
asikk
Ayano
Kapan dia ketangkep lagi
Ayano
Udah pro keknya mah
Ayano
Akhirnya belajar sederhana
Weng Candra
mantap
Ayano
Mereka lagi mereka lagi 😑
Ayano
Membuktikan kalau Roman susah buat move on sampai harus meninggalkan kota
Weng Candra
ceritanya bagus
I In
kasian roman jadi boneka
I In
kalau nggak cocok buang aja lagi roman
I In
yang bener aja, tapi semangat Thor ya
Rury Any
Hai, aku mampir neh! semangat yah💪
I In
kasian Toni ya, tetap semangat ya thor
I In
hai karyamu sangat menarik, tetap semangat ya
ini er
eh ini sumpah baru tau ada laki laki bercadar😭
Rosee
bintang lima untuk author
Apidut
lah malah lebih suka yang model seksi seksi maknya 😭
dende piya
Nasehat bijak yang harus djadikan panutan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!