Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ah, cantiknya
Seusai dari toko pakaian pria, membeli beberapa pakaian untuk Chandra.
Mereka bertiga lalu melanjutkan acara mereka untuk membeli gaun baru buat Kalini di mall.
Aminah melihat sebuah toko pakaian khusus anak-anak yang memajang gaun perempuan yang sangat cantik.
Dia berpikir jika gaun berwarna maroon itu akan sangat cocok dipakai oleh Kalini saat acara nanti malam.
Sebuah gaun lengga lenga maroon terpajang di depan etalase toko pakaian anak-anak.
Aminah langsung jatuh hati saat melihatnya.
"Ah, cantiknya ! Ini pasti sangat cocok untuk Kalini", ucapnya.
Aminah memanggil Kalini untuk masuk bersamanya ke dalam toko pakaian.
"Kalini ! Ayo, masuk !", panggil Aminah.
"Iya, kak Aminah", sahut gadis kecil itu.
Kalini berlari kecil ke arah Aminah yang berdiri di depan toko pakaian anak-anak.
Dia langsung menggandeng Kalini menuju ke dalam toko dan menemui pelayan toko.
"Tolong aku mau membeli gaun yang ada di etalase toko itu !", ucap Aminah.
Aminah menunjuk ke arah etalase toko yang memajang lengga lenga maroon yang cantik.
"Itu edisi terbatas, anda ingin membelinya harus memesannya terlebih dahulu", ucap pelayan toko.
"Tidak bisakah aku membelinya tanpa memesannya karena aku baru datang dari Janakpur kemari untuk acara penting", kata Aminah.
"Sebentar, aku akan menelpon atasanku untuk menanyakannya", sahut pelayan toko.
"Baiklah...", ucap Aminah.
Aminah berdiri memandang pelayan toko yang berjalan ke arah meja kasir untuk menghubungi atasannya.
"Ayo, Kalini ! Kita duduk disana dan menunggunya", ucap Aminah.
"Iya, kak Aminah", sahut Kalini sambil melahap sekotak Jalebi yang dia pegang.
"Aku rasa tidak perlu membelinya jika terlalu sulit untuk mendapatkannya karena kita bisa memilih gaun yang lainnya, Aminah", ucap Chandra.
"Tidak, Chandra... Aku suka Lengga Lenga maroon itu dan aku pasti akan mendapatkannya, percayalah padaku...", sahut Aminah.
"Kita bisa membeli Lengga Lenga lain, bukankah banyak pilihan di toko ini tanpa harus memesannya, Aminah", kata Chandra.
"Tidak, Lengga Lenga ini adalah edisi terbatas maka aku harus memilikinya karena aku suka modelnya", ucap Aminah.
"Lihatlah Aminah ! Banyak pilihan gaun yang bagus-bagus dan biarkan Kalini yang memilihnya sendiri, dia pasti suka", lanjut Chandra.
"Bagaimana menurutmu sayang ?", tanya Aminah.
Aminah menoleh ke arah Kalini yang duduk di sebelahnya sambil menikmati Jalebinya.
"Terserah kakak saja", jawab gadis kecil itu.
"Baiklah, kamu boleh memilih gaun kesukaanmu", kata Aminah.
"Ayo, Kalini ! Kita memilih gaun-gaun cantik untuk kamu pakai nanti", ucap Chandra.
"Iya, kak Chandra", sabut gadis kecil berkepang dua dengan sekotak manisan Jalebi di tangannya.
"Ayah pasti senang melihat hadiah gaun yang kita dapatkan ini, Kalini", ucap Chandra.
Chandra menggendong Kalini di pundaknya sambil berjalan menuju rak-rak pakaian anak-anak.
Tampak raut wajah bahagia terpancar dari mereka berdua saat memilih pakaian di toko sebesar mall karena jarang sekali keduanya pergi berbelanja ke toko semegah mall.
"Permisi, saya tadi menelpon atasan saya dan beliau mengijinkannya untuk anda beli tanpa lewat pemesanan terlebih dahulu, nona", ucap pelayan toko.
"Benarkah ? Wow ! Terimakasih atas ijinnya dan aku akan membelinya", sahut Aminah.
"Apa saya ambilkan sekarang Lengga Lenga maroon itu sekarang ?", tanya pelayan toko.
"Iya, aku akan membelinya sekarang. Dan apakah pakaian itu untuk semua ukuran ?", tanya Aminah.
"Iya, all size", sahut pelayan toko.
"Aku membelinya dan tolong bawakan untukku", kata Aminah.
"Baik, nona... Saya akan mengambilnya sekarang", sahut pelayan toko.
Pelayan toko itu melangkah ke arah etalase toko dan mengambil Lengga Lenga maroon yang di pajang di etalase toko sedangkan Aminah menunggunya di bangku.
Datang Chandra dan Kalini dengan membawa satu helai pakaian menuju tempat Aminah duduk.
"Kalini, kau sudah memilih pakaian untukmu ?", tanya Aminah.
Kalini menganggukkan kepalanya cepat seraya menunjuk ke arah kakak laki-lakinya.
"Kami sudah memilih pakaian ini, Aminah", ucap Chandra.
"Hanya ini !?", tanya Aminah.
"I--iya...", sahut Chandra gugup.
"Ya ampun, Chandra ! Bagaimana bisa kamu hanya memilih satu pakaian saja buat adikmu ?", tanya Aminah.
Aminah mengangkat kedua alisnya terkejut sedangkan Chandra hanya berdiri terbengong dengan membawa satu helai pakaian baru buat Kalini.
"Mathair akan sangat marah pada kita jika dia tahu kita hanya membelikan Kalini satu pakaian baru, Chandra", ucap Aminah.
"Apa perlu membeli lagi ?", tanya Chandra.
"Tidak perlu ! Biarkan aku saja yang memilihnya ! Dan kamu duduk disini menunggu kami berdua belanja !", sahut Aminah.
"Ba-baiklah..., baiklah...", ucap Chandra gugup.
Pelayan toko datang membawa Lengga Lenga maroon yang Aminah inginkan.
"Ini gaun yang anda suka. Apakah akan dicoba dulu ?", tanya pelayan toko.
Aminah menolehkan kepalanya kepada pelayan toko itu lalu mengambil Lengga Lenga dari tangan pelayan toko.
"Iya, akan kami coba dulu", sahut Aminah.
Aminah kehilangan seleranya akibat ulah Chandra yang begitu naifnya membeli satu helai pakaian buat Kalini sedangkan mereka tidak membawa pakaian ganti untuk dua hari selama menginap di New Delhi.
Sikap polos Chandra memang sedikit mengesalkan Aminah.
Memang menghormati selera orang itu perlu tetapi Chandra benar-benar tidak tahu kapan dan dimana dia harus bersikap maupun berpakaian.
Memakai Dhoti di acara penting adalah hal yang sangat keterlaluan dan dia berencana tidak menggantinya.
"Ayo, Kalini, kita coba gaun ini !", ajak Aminah.
Aminah menggandeng tangan gadis kecil itu cepat-cepat menuju kamar ganti.
Mereka masuk ke kamar ganti untuk mencoba Lengga Lenga maroon edisi terbatas itu serta satu pakaian yang baru Chandra pilih buat Kalini.
Beberapa saat kemudian Aminah keluar dari dalam kamar ganti menuju rak pakaian lainnya dan mengambil beberapa pakaian anak-anak baru.
Dia lalu kembali ke dalam kamar ganti dan masuk ke sana cukup lama.
Chandra hanya diam duduk menunggu Aminah dan Kalini yang ada di dalam kamar ganti.
Dia menengok beberapa kantung plastik yang berisi pakaian baru untuknya.
Hampir limabelas menit Aminah dan Kalini berada di dalam kamar ganti.
Tidak butuh waktu lama keduanya keluar dari dalam kamar ganti dengan membawa beberapa pakaian baru.
Aminah menyuruh Kalini untuk kembali ke Chandra sedangkan dia pergi ke tempat pelayan toko berada. Dan memberikan pakaian-pakaian anak-anak kepada pelayan toko.
Pelayan toko lalu meminta Aminah ke kasir untuk membayar setelah menuliskan nota.
Aminah berjalan ke kasir lalu membayarnya.
"Kita pergi membeli ayam goreng di Mcdonalds, Kalini", ucap Aminah semangat.
"Wow ! Wow ! Ke Mcdonalds ! Asyik !", seru Kalini senang.
"Ayo ! Ayo ! Kita beli ayam goreng !", sahut Aminah.
"Ya Allah ! Apa kita masih harus berbelanja lagi ?", ucap Chandra.
"Sudahlah, jangan mengeluh ! Ini juga pinta mathair untuk membawa Kalini jalan-jalan, kebetulan ada kesempatan maka kita gunakan waktu sebaik-baiknya", sahut Aminah.
Aminah dan Kalini bergandengan tangan menuju keluar toko pakaian untuk pergi membeli ayam goreng di Mcdonalds sedangkan Chandra hanya menghela nafas panjang melihat mereka berdua berjalan penuh semangat ke Mcdonalds.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu