My Husband, I Love You

Masih berada dikamar hotel yang sama, Alin menatap tajam kearah Kalila yang tengah menunduk ketakutan dengan gemetaran.

" Dasar wanita mur**** , dasar j*****, dasar p******, berani-beraninya kau tidur dengan Keenan. Apa matamu buta, apa kau tak bisa melihat jika hari ini hari pertunangan kami. Kau pasti ingin menghancurkan hubungan kami, atau jangan-jangan kau ingin mempermalukan keluarga besar Pradipta. Iya? CEPAT JAWAB, JANGAN DIAM SAJA!!!." Teriak Alin penuh amarah yang menggebu.

" Ma-maafkan saya Nona, ta-tapi...ini..."

" Tapi apa? Kau mau bilang kami salah lihat?. Apa kau pikir kami ini bodoh dan buta. Sampai tak tahu apa yang dilakukan pria dan wanita dalam satu kamar?." Ujar Alin semakin tak terkendali.

" Kau pasti sudah menjebak Keenan. Iyakan?!. Kau pasti memberikannya obat perangsang sampai dia mau melakukan hal itu dengan pelayan rendahan sepertimu!!. Karena aku yakin, dia tidak akan melakukannya dalam keadaan sadar. Dia bahkan tadi seperti orang linglung saat kami datang." Cercanya lagi.

" Itu tidak benar nona, saya tidak memberi obat seperti itu... Semua ini hanya salah paham." Ucap Kalila mencoba menjelaskan. Bagaimanapun semua yang terjadi hanyalah kesalah pahaman.

" Cih! Kau pikir aku bodoh. Mana mungkin wanita miskin sepertimu tidak tertarik dengan pria seperti Keenan, yang muda, tampan dan kaya."

" Kau pasti melakukan semua ini demi uangkan? Benar-benar murahan. Dasar ja****."

" Tolong berhenti menghina saya nona, semua ini salah paham. Sungguh, semua yang anda katakan, tak benar sama sekali. Dan walau saya miskin, saya tidak akan melakukan hal yang anda tuduhkan."

" Sudahlah, tidak perlu banyak mengelak. Sekali mura**n tetaplah mura**n."

Kalila semakin tak dapat menahan tangisnya mendengarkan semua tuduhan Alin. Semua penjelasannya sama sekali tak didengar.

Ia tahu ini semua memang kesalahannya, karena telah salah masuk kamar, tapi sebagai seorang wanita, tentu ia merasa terhina dengan semua tuduhan keji yang Alin lontarkan. Walau semua tuduhan itu tidak benar sama sekali.

" Kenapa kau menangis? Seharusnya yang menangis itu aku, akulah korbannya disini!. Jangan berlaga seakan kaulah korbannya." Teriak Alin berdecih kemudian pergi dari sana.

' Kau benar-benar ceroboh Kalila, sekarang lihatlah akibat dari kecerobohanmu. Kau sudah membuat masalah yang sangat besar. Dan sekarang kau dianggap wanita mura**n.' Batinnya menyalahkan diri sendiri.

Kenapa juga disampai melakukan hal ini, dan sekarang, hanya karena perbedaan satu angka, ia telah menyebabkan masalah besar

Kalila berjalan keluar kamar, ia mendongak kearah kiri dan kanan dengan pintu setengah terbuka.

Setelah merasa tak ada yang melihat, ia segera pergi dari sana tanpa memberitahukan teman-temannya. Ia terlalu malu kalau sampai mereka tau kekacauan yang ia sebabkan.

Sepanjang jalan dia terus merutuki kecerobohannya, gara-gara dirinya, pria yang ia cintai mendapat kemarahan dari keluarganya.

Keenan adalah orang berada, jika hal ini sampai diketahui banyak orang, tentu ini akan menghancurkan kehormatan keluarga Pradipta. Apa yang akan dikatakan orang nantinya...

Seorang Keenan Alvaro Pardipta, presdir dari perusahaan Angkasa Grup, dipergoki sekamar dengan wanita lain dihari pertunangannya dengan sang kekasih.

Rasanya ia tak bisa membayangkan betapa hancurnya Keenan jika hal itu benar-benar terjadi.

Dirinya hanya seorang OB, semua tuduhan keji itu tak terlalu berpengaruh ketimbang Keenan yang memiliki kehormatan yang tinggi. Dan jika kehormatan itu sampai hancur gara-gara dirinya, maka ia adalah orang yang paling bersalah dalam hal ini.

Sesampainya dirumah, Kalila langsung merebahkan tubuhnya diranjang.

' Ya Tuhan, kenapa aku harus lupa disaat yang tidak tepat. Semuanya kacau, aku sudah mengacaukan semuanya. Aku sudah membuat kesalahan fatal.'

Batinnya frustasi.

" Tuan Keenan, maafkan saya, saya tidak berniat membuat tuan dimarahi oleh keluarga tuan." Gumamnya penuh rasa bersalah.

Saat Kalila sedang terus merenungi kesalahan fatalnya serta nasibnya saat ini, Keenan tengah sibuk bolak-balik didepan pintu UGD.

" Ini semua karena kau Keenan. Sebenarnya apa yang berada dalam pikiranmu, kenapa kau sampai melakukan hal seperti itu.!!" Teriak nyonya Sarah emosi.

Ia tak habis pikir, bagaimana putranya bisa melakukan hal tak senonoh seperti itu, sedangkan putranya itu tau betul jika Papanya memiliki penyakit jantung.

" Maafkan aku Ma, aku tak tau bagaimana gadis itu bisa berada dikamarku. Dan sungguh, aku tak merasa melakukan apapun padanya. Tidak terjadi apapun diantara kami. Ini semua tak seperti yang Mama pikirkan." Ujar Keenan berusaha menjelaskan. Walau ia sendiri dalam keadaan setengah sadar tadi.

" Bagaimana kau bisa mengatakan itu, jelas-jelas gadis itu ketakutan saat kami datang. Apalagi penyebabnya jika bukan dirimu?!!!."

Keenan diam, ia terlalu bingung menjelaskan, ia sangat-sangat yakin jika ia tak melakukan apapun pada gadis itu. Bahkan saat bangun ia masih memakai celananya.

Dan soal telanjang dada, ia cukup ingat jika Jordi yang melepasnya, walau saat itu ia setengah sadar.

' Sial!, kenapa juga Jordi tidak langsung memberiku pakaian baru, dan membiarkanku telanjang. Pasti hal ini tak akan terjadi.' Batin Keenan kesal menyalahkan orang kepercayaannya itu.

" Ma, tolong percayalah padaku, aku tak melakukan apapun pada gadis itu. Dan soal telanjang dada, Jordi yang melepasnya. Jika Mama tak percaya, tanyakan saja padanya."

" Sudahlah Keenan, jangan banyak mengelak. Kau pasti tidak sadar saat melakukannya. Gadis itu bahkan sangat ketakutan." Ucap Sarah tak percaya begitu saja.

Keenan menyugar rambutnya, harus dengan cara apa lagi ia menjelaskan. Mamanya benar-benar tak percaya padanya.

" Mama benar-benar kecewa padamu." Ucap Sarah lagi kemudian duduk dikursi yang ada disana.

Mereka menunggu pemeriksaan dengan keheningan, larut dalam pikiran masing-masing.

Pintu ruang UGD terbuka. Keenan dan Sarah langsung mendekati sang dokter.

" Bagaimana keadaan suami saya dok?."

" Bagaimana keadaan ayah dok?."

" Tuan Haris sedang dalam keadaan kritis, jantungnya sangat lemah. Dan sekarang beliau dalam keadaan koma."

Mendengar penuturan dokter, membuat Sarah dan Keenan sangat terpukul, bahkan Sarah sampai pingsan. Keenan yang panik langsung berteriak pada suster. Suster yang datang langsung mengarahkan Keenan keruang rawat.

Tak berapa lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Sarah.

" Nyonya Sarah pingsan karena terlalu shok dan membuat pikirannya tertekan. Beliau akan sadar sebentar lagi." Ucap sang dokter membuat Keenan merasa lega. Papanya sedang sakit, ia tak ingin Mamanya ikut-ikutan.

" Baiklah, terima kasih." Ucap Keenan. Dokter kemudian keluar dari sana.

" Maafkan aku Ma, semua ini memang salahku. Tapi sungguh, aku tak tau bagaimana bisa gadis itu ada disana." Gumamnya menatap Sarah yang terbaring lemah dengan penuh rasa bersalah.

Keenan memutuskan untuk mencari tau apa yang terjadi, bagaimana bisa gadis OB itu berada didalam kamarnya. Sebelum ia pergi, ia meminta seorang perawat menjaga Mamanya.

Saat sudah sampai diparkiran, Keenan langsung menelpon Jordi.

" Aku tunggu diapartemen." Ucapnya setelah panggilan tersambung. Dan tanpa menunggu jawaban, ia langsung memutuskan sambungan.

***