Qiansa Afika Avrilia terpaksa harus menikahi pemuda yang telah menolongnya. pemuda itu bernama Nanda Aditama Balendra yang tidak dia ketahui bahwa pria itu adalah pria dimasa lalunya. Mereka terpisah selama 7 tahun karena peristiwa mengerikan yang menimpa Fika 5 tahun yang lalu sehingga mereka kehilangan jejak satu dengan yang lainnya. Mereka berusaha untuk saling menemukan satu sama lainnya. Namun ternyata Tuhan mempertemukan mereka dengan cara yang tak terduga bahkan mempersatukan mereka dalam satu ikatan cinta .
Bagaiman perjalanan cinta mereka dan bagaimana Fika menuntaskan masalah mengenai peristiwa mengerikan yang menimpa dirinya?
Ini adalah novel buatan aku sendiri semoga kalian suka saat membacanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liest Holiest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Keesokan harinya seperti biasa Fika berangkat kerja dengan malas, siapa juga yang tidak malas bila harus berhadapan dengan bosnya yang menyebalkan yang selalu tau bagaimana cara untuk menyusahkannya
" Pagi neng Fika" sapa pak Asep saat Fika akan melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung perusahaan
" Pagi juga pak Asep" Fika tersenyum manis pada pak Asep walaupun rasanya sangat berat untuk tersenyum mengingat apa yang akan terjadi didalam nanti
" Semangat neng!" Seperti biasa pak Asep memberi Fika semangat setiap pagi. Fika yang memang baik hati dan ramah pada siapa saja selalu menyapa siapa saja semenjak bekerja di Balendra Corp termasuk mang Asep walaupun jabatan Fika termasuk jabatan yang lumayan tinggi tidak membuat Fika menkadi tinggi hati sehingga banyak orang disana menyukai Fika yang ramah dan ceria termasuk pak Asep
" Semangat pak!" Fika mengepalkan tangannya ke atas menjawab ucapan semangat pak Asep yang tanpa ia sadari ada sepasang mata yang melihatnya dengan senyum yang mengembang
Saat Fika akan melangkahkan kakinya kedalam tiba - tiba ada yang memanggilnya
" Fika" Fika pun menoleh, dilihatnya Nami berjalan mendekatinya diikuti bak Erika dibelakangnya. Ya Nami juga berhasil masuk di Balendra Corp sebagai wakil manager keuangan disana dan ternyata Nami adalah keponakan Bak Erika jadi mereka sering menghabiskan waktu istirahat mereka bersama. Itupun bila Fika sedang tidak dikerjai oleh Nanda
" Lemes banget kayanya, pak Nanda masih suka ngerjain kamu ya?" Nami membetulkan kacamatanya yang melorot
" Itu kamu tau" Fika mengangguk malas
" Yang sabar ya Fik, bos Nanda walaupun begitu tapi dia baik ko" mba Erika menimpali
" Hik...hik.. ia mba, semoga aja Fika kuat ya atau semoga tuan bos diberikan hidayah oleh Tuhan agar dia bisa bersikap baik padaku" Fika bicara dengan sedikit mendramatisir membuat Erika dan Nami terkikik geli melihatnya
" Aamiin.." ucap mereka bersamaan pada ahkirnya dan mereka pun melangkah pergi menuju lift untuk naik kelantai dimana mereka bekerja. Nami turun duluan karena ruang kerjanya berada dilantai 12 sedangkan Erika dan Fika dilantai yang sama yaitu lantai tertinggi gedung itu dilantai 20.
Setibanya dilantai 20, Erika dan Fika langsung kemeja mereka masing - masing
" Aku masuk dulu ya mbak" Fika memegang hendle pintu untuk membukanya dan masuk kedalam ruangan kerja Nanda
" Yang semangat ya!" Erika tersenyum seraya mendudukan dirinya dikursi meja kerjanya yang ada didepan ruangan Nanda
Fika yang sudah masuk langsung mendudukan dirinya di kursi meja kerjanya juga dan langsung menyalakn laptop yang ada disana untuk mengecek apakah sudah ada pekerjaan baru untuknya.
Baru dia menyalakan laptopnya, terdengar kembali suara pintu terbuka dari dalam
Ceklek
Pintu pun terbuka menampilkan sosok yang sangat tampan nan gagah dengan wajah datarnya, siapa lagi kalau bukan sang pemilik ruangan Nanda Aditama Balendra
" Pagi tuan bos" sapa Fika tersenyum manis seraya membungkukan sedikit badannya
" Pagi" Nanda menjawab membuat Fika mengerutkan keningnya
" Apa aku tidak salah dengar, dia menjawab sapaanku. Oh Tuhan apakah akan ada badai hari ini" batin Fika dengan wajag yang terkejut
Nanda yang melihat ekspresi Fika pun mengangkat sudut bibirnya seraya berjalan menuju meja kebesarannya
" Hey kamu, kemarilah!" Nanda menggerakan jari telunjuknya untuk menyuruh Fika mendekatinunya. Tanpa menunggu lama Fika pun berjalan menghampiri Nanda
" Sudah saya bilang tuan saya punya nama dan nama saya bukan hey" Fika menekankan kata hey agar Nanda mau mengerti dan mulai memanggil namanya
" Apa penting bagaimana aku memanggilmu?" Nanda menaikan kedua alisnya
" Ish tentu saja penting, nama itu orang tua saya yang memberikan tuan pake acara selametan segala lagi. Jadi anda jangan seenaknya mengganti nama saya" Fika mendengus kesal
"Hmmm... baiklah!" Nanda meletakan telunjuknya diatas keningnya tanda ia sedang berfikir " aku akan memanggilmu Qia"
Nanda mendongak untuk melihat eksfresi Fika. Seperti dugaannya ada sedikit rasa terkejut di wajah cantik Fika
" Kenapa? Apa ada yang salah?"
" Ti tidak tuan, hanya saja...." Fika menggantungkan ucapannya
" Hanya apa ha?"
" Hanya saja biasanya orang - orang lebih sering memanggil saya Fika tuan"
" Itu panggilan special untukmua, nama itu akan menjadi panggilan kesayanganku untukmu" sudut bibir Nanda terangkat ke atas saat mengatakannya
Deg
Fika terdiam mematung mendengarkan penuturan Nanda, jantungnya berdegub lebih kencang dua kali lipat " kenapa ucapan itu seperti.... tidak - tidak itu tidak mungkin!" Batin Fika
Jangan lupa Like , Vote dan Komen, Terima kasih🙏🙏