Terjebak Cinta Duda Tampan

Keesokan harinya, Galang menepati janjinya pada Keira untuk menghadap kepala sekolah. Galang menceritakan hal yang sebenarnya. Marvel juga sudah disana duduk bersebelahan dengan Galang.

''Jadi begitu cerita sebenarnya, Pak. Sekali lagi maafkan kesalahan saya, Pak. Dan saya mohon cerita ini tidak sampai pada orang tua saya. Saya menyesal sekali. Ini adalah hal pertama dan terakhir yang saya lakukan.'' Kata Galang penuh dengan penyesalan.

''Baiklah, Galang. Bapak bangga dengan pengakuan kamu. Bapak harap kamu tidak mengulanginya lagi. Bapak hampir tidak percaya kamu bisa melakukan hal seperti ini. Karena sebelumnya kamu tidak punya cacatan buruk di sekolah jadi bapak memaafkan kamu. Tapi kalau sampai hal ini terjadi lagi, bapak akan memanggil orang tua kamu.'' Kata Pak Surya kepala sekolah.

''Saya janji, Pak. Hal seperti ini tidak akan terulang lagi.''

''Dan untuk Marvel, bapak juga minta maaf karena sempat menuduh kamu dan percaya dengan ucapan Galang tanpa mencari bukti atau penyebabnya dahulu.''

''Iya, Pak. Saya juga minta maaf.''

''Marvel, maafkan aku. Aku sudah memfitnah mu dan membuat cerita bohong di hadapan kepala sekolah. Maafkan aku, Marvel. Aku menyesal telah melakukan hal itu.'' Galang lalu mengulurkan tangannya pada Marvel dan Marvel menerima uluran tangan Galang dengan senyum lebarnya.

''Baiklah karena kalian sudah saling memaafkan, kalian boleh kembali ke kelas.''

''Terima kasih, Pak.'' Ucap Marvel dan Galang kompak. Keduanya lalu keluar kelas dan tampak Galang merangkul bahu Marvel seperti seorang teman.

''Bu Keira, saya bangga sekali dengan apa yang anda lakukan.'' Kata Pak Surya pada Keira yang juga berdiri disana mendampiri Galang dan Marvel. Karena sebelumnya, Keira sudah menunjukkan rekaman vidio saat Galang meminta paksa uang pada adik kelasnya dan juga rekaman pengakuan Galang pada kepala sekolah.

''Sama-sama, Pak. Sudah tugas dan kewajiban kita sebagai seorang guru untuk meluruskan hal seperti ini. Kembali lagi pak, terkadang apa yang kita lihat belum tentu itu kebenarannya. Pasti ada sesuatu hal yang melatarbelakangi seorang anak bersikap seperti itu. Karena pada dasarnya mereka anak-anak yang baik dan pintar. Terkadang kita sebagai orang dewasa saja sering melakukan tindakan kekanak-kanakan.''

''Kamu benar, Bu Keira. Saya salut dengan pemikiran anda. Anda bukan lagi seperti mahasiswa magang tapi seperti guru sungguhan,'' puji Pak Surya.

''Bapak bisa saja. Baiklah, Pak. Kalau begitu saya kembali ke kelas dulu.''

''Silahkan, Bu.''

-

Bel pulang sekolah berbunyi, Marvel dengan langkah terburu keluar dari kelasnya untuk menemui Keira di ruang guru. Namun Marvel kecewa karena melihat Keira di jemput oleh seorang pria dengan menggunakan mobil.

''Pasti itu klien tante Keira. Sepertinya sulit menyatukan papa dengan tante Keira.'' Gumam Marvel. Tak lama kemudian Pak Wahyu sudah sampai disana untuk menjemput Marvel. Marvel yang sudah melihat mobilnya, segera berlari dan masuk ke dalam mobil.

''Papa dimana, Pak?''

''Papa masih di kantor, Den. Nanti malam Tuan Kevin ada undangan pernikahan makanya Tuan Kevin ingin segera menyelesaikannya.''

''Oh begitu. Iya sih papa sudah bilang kalau nanti malam akan menghadiri pesta pernikahan.

-

Sementara itu Keira sendiri sedang bersama Kenny menuju butik. Cindy sudah ada disana untuk fitiing baju pengantin terakhir. Cindy sengaja menyuruh Kenny untuk menjemput adiknya karena Cindy ingin mendengar pendapat Keira juga.

''Oh ya kapan kakak akan memberikan kejutan pada Kak Cindy soal rumah baru kalian?''

''Rencana sih sebelum pernikahan supaya kita bisa pindah dulu. Kei, kamu keberatan nggak kalau ayah tinggal sama aku dan Cindy?''

''Nggak apa-apa lah, Kak. Aku juga udah gede.''

''Aku sebagai kakak pertama merasa punya tanggung jawab penuh sama Ayah.''

''Tapi Mbak Cindy setuju apa nggak?''

''Justru Cindy yang meminta ku mengajak ayah ikut sama kita. Dia kan juga yatim piatu Kei jadi sudah pasti dia senang kalau Ayah serumah sama kita.''

''Kalau Ayah gimana? sudah setuju juga?''

''Aku belum bilang sama Ayah juga sih, Kei.''

''Ya udah nanti di omongin lagi aja, Kak.''

''Oh ya gimana masalah kamu di sekolah?''

''Udah beres lah, Kak. Aku janji bakal kasih nilai bagus untuk kelulusan nanti. Aku nggak bakal kecewain kakak.''

''Baguslah, Kei kalau begitu.''

''Oh ya, Kak. Nanti aku mau nginap di rumahnya Laras ya.''

''Emang ada apa?''

''Orang tuanya keluar negeri jadi dia minta aku buat temenin dia. Tapi kamu udah ijin sama Ayah belum?''

''Udah kok, Kak. Nanti setelah fitting, langsung antar aku ke rumah Laras ya.''

''Oke.''

''Hmmmm sorry ya, Kak. Terpaksa aku berbohong. Padahal malam ini aku harus menjalankan misiku dengan Tuan Jason. Aku sendiri sudah berkonspirasi dengan Laras dan juga Johan, hehehehe,'' gumam Keira dalam hati.

-

Sesampainya di butik, Keira langsung datang memeluk calon kakak iparnya.

''Hai, Mbak.''

''Hai juga, Kei. Gimana di sekolah? enjoy kan?''

''Enjoy banget, Mbak. Eh kenapa Mbak ajakin aku segala sih?''

''Ya aku kan juga ingin tanya pendapat adik ipar aku. Sekalian nanti fotoin kita berdua ya.''

''Oke-oke. Ya udah kalian cepetan fitting aja. Biar aku tunggu sini.''

''Ya udah, sayang. Ayo kita coba!" ajak Kenny seraya merangkul Cindy.

Beberapa menit kemudian Kenny dan Cindy pun muncul dengan bergandengan mesra. Keira pun takjub dengan keduanya yang sangat serasi.

''Wow, kalian luar biasa!" seru Keira sambil mengulurkan dua jempolnya.

''Kak sumpah, ganteng banget sih. Aku baru sadar punya kakak setampan ini. Apalagi Mbak Cindy, selalu cantik. Setelan kemeja dan gaunnya super keren! simple tapi elegan,'' Imbuh Keira dengan rasa bahagia yang tidak bisa di tutupi.

''Kei, kamu berlebihan ah.'' Kata Cindy malu-malu.

''Beneran deh, Mbak. Kalian itu best couple of the year.''

''Kak Kenny, Mbak Cindy, aku berdoa semoga semuanya lancar sampai hari H terus kalian selalu bahagia sampai akhir hayat.'' Ucap Keira sembari menggenggam tangan Kenny dan juga Cindy.

''Amin." Ucap Kenny dan Cindy bersamaan.

Setelah fitting baju pengantin selesai, Kenny dan Cindy mengantar Keira ke rumah Laras.

''Kei, mau menginap di rumah Laras berapa hari?'' tanya Kenny sambil fokus menyetir.

''Besok juga pulang kali, Kak. Emangnya mau berapa lama.''

''Oh ya, Kak. Titip Ayahnya, jangan lupa makan dan obatnya Ayah,'' pesan Keira baik-baik.

''Kalau masalah itu kamu tenang saja, Kei. Tidak usah kamu ingatkan, aku juga ingat.''

''Kamu tenang ya, Kei. Aku juga akan menjaga Ayah. Aku sudah menganggap Ayah kamu seperi Ayah kandungku,'' sahut Cindy.

''Makasih ya, Mbak. Untung aja ada Mbak Cindy, jadi aku tidak terlalu khawatir. Belum lagi dengan tugas akhir ku ini, pusing banget.''

''Semangat ya, Kei. Dulu aku juga seperti itu.''

''Pasti, Mbak. Nanti kalau aku nggak semngat, tuh cowok di samping Mbak bakal ngedumel sepenjang hari terus minta uang kuliah di balikin.'' Sindir Keira.

''Pinter banget jelek-jelekin Kakaknya sendiri. Dasar adik tidak tahu terima kasih,'' balas Kenny. Keira hanya menjulurkan lidah, mengejek kakaknya. Sementara Cindya hanya tertawa melihat perselisihan kecil kakak adik itu.

Visual KENNY dan CINDY

Bersambung......