NovelToon NovelToon
Menghapus Senja

Menghapus Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Cintamanis / Romansa pedesaan
Popularitas:237
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Akira, cinta masa kecil dan satu-satunya cinta di hati Elio. Ketika gadis itu menerimanya semua terasa hangat dan indah, layaknya senja yang mempesona. Namun, di satu senja nan indah, Akira pergi. Dia tidak perna lagi muncul sejak itu. Elio patah hati, sakit tak berperih. Dia tidak lagi mengagumi senja. Tenggelam dalam pekerjaan dan mabuk-mabukan. Selama tiga tahun, Elio berubah, teman-temannya merasa dia telah menjadi orang lain. Bahkan Elio sendiri seolah tidak mengenali dirinya. Semua bermula sejak hari itu, hari Akira tanpa kata tanpa kabar.
3 tahun berlalu, orag tua dan para tetua memintanya segera menikah sebelum mewarisi tanah pertanian milik keluarga, menggantikan ayahnya menjadi tuan tanah.Dengan berat hati, Elio setuju melamar Zakiya, sepupunya yang cantik, kalem dan lembut. Namun, Akira kembali.Kedatangan Akira menggoyahkan hati Elio.Dia bimbang, kerajut kembali kasih dengan Akira yang perna meninggalkannya atau tetap menikahi sepupu kecilnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Dari Masa Lalu

Hari itu, Ibu Suna sibuk menginspeksi rumah, mempersiapkan acara pernikahan Elio yang tinggal sebulan lagi.

"Anak-anak, rapikan kamar kalian! Simpan barang-barang yang tidak terpakai, biar rumah lebih luas dan rapi saat tamu datang," katanya dengan senyum terorganisir.

Enzo, adik Elio, yang sedang membereskan kamar, menemukan sesuatu di bawah tempat tidur Elio. Sebuah amplop kecil, kusam, dengan tulisan tangan yang familiar.

"Kak, ini surat. Kayaknya untuk kamu."

Elio mengambil amplop itu, matanya melebar. Surat dari Sofia, sahabat Akira. Dia ingat, Sofia memberinya ini setelah Akira pergi, tapi dia belum sempat membacanya. Surat itu pasti hilang ketika Julia masuk ke kamarnya, mengacak-acak barang.

Tanpa ragu, Elio pergi ke rumah sawah, tempat yang sunyi di pinggir desa. Duduk di atas jerami, dia membuka amplop itu, tangan sedikit bergetar.

Elio yang tercinta,

Aku menulis ini dengan air mata, karena aku tahu kepergianku akan menyakitimu.

Aku pergi, bukan karena tidak mencintamu, tapi karena aku tidak ingin menyakitimu. Perjodohan itu menghancurkan hatiku, dan aku merasa kamu tidak sanggup melihatku menikah dengan orang lain. Karenanya aku memilih pergi agar tidak ada pernikahan. Aku melarikan diri dari tradisi yang memaksa, berharap kamu bisa sabar, setia menungguku. Kalau nanti, orang tuaku membatalkan perjodohan itu, aku akan kembali. Aku berharap, kamu bisa memperjuangkan cinta kita, melawan tradisi yang membelenggu. Aku tidak ingin kamu menyerah, Elio. Aku percaya padamu akan tetap manantiku. Jangan lupa, cinta kita lebih kuat dari semua ini. Tunggu aku, Elio. Aku masih menunggu waktu untuk memenangkan pertarungan ini. Akira

Elio selesai membaca, dan air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Dia menangis sejadi-jadinya, suara isaknya tertelan kesunyian sawah. Pria pecundang, pengkhianat. Akira pergi untuk menentang perjodohan, memperjuangkan cinta mereka, tapi dia... dia dengan mudah menerima perjodohan dan berpaling. Kenangan janji mereka di bawah bintang, kata-kata "Aku akan selalu bersamamu" terjerat di tenggorokannya.

Elio merasa hancur, seperti bagian dari dirinya yang mati. Akira tidak pergi karena tidak cinta, tapi karena dia ingin melindungi Elio dari sakit yang sama. "Mengapa aku tidak melawan?" bisik Elio, memukul jerami.

"Aku menyakiti dia, padahal dia pergi untuk cinta kami..."

Angin sawah menerbangkan daun kering, seolah ikut meratap. Elio duduk lama, tidak tahu berapa lama, sampai matahari mulai tenggelam. Bayang-bayang sawah memanjang, seperti bayang-bayang kesalahannya. Dia ingat Akira, senyumnya, caranya menatap senja. Semua terasa lebih pedih sekarang. Elio tahu, dia harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Pernikahan dengan Zakiya sudah dekat, keluarga sudah siap. Apakah dia bisa membatalkan semua ini?

"Apa aku harus pergi mencarinya?" Elio berbicara pada dirinya sendiri, tapi jawabannya tak datang. Yang ada hanya suara jerami yang berdesir, dan luka yang tak kunjung reda.

Malam itu, Elio pulang ke rumah, diam. Ibu Suna menatapnya curiga. "Elio, ada apa? Kamu tidak enak badan?"

Elio menggelakkan, mencoba menyembunyikan. "Tidak, Ibu. Aku hanya... lelah."

Ibu Suna tidak puas, tapi tidak mendesak. Elio masuk kamar, mengunci pintu. Dia duduk di tepi tempat tidur, surat itu masih tergenggam. " Akira, aku salah. Aku akan perbaiki." Guman Elio sepanjang waktu layaknya merapal mantra.

Malam itu, Elio tidak bisa tidur. Sakit hatinya kali ini bukan karena Akira pergi, tapi karena dia merasa telah mengkhianati dirinya sendiri. Dia keluar rumah, mabuk-mabukan di warung kopi pinggir desa, mencoba melupakan kata-kata di surat itu. Lionel dan Reimon, yang kebetulan lewat, melihat Elio dengan mata merah dan langkah tak stabil.

"Elio, apa yang terjadi?" Lionel mendekat, mencoba menenangkan.

Reimon ikut memegang bahu Elio. "Kamu tidak seperti biasanya, bro. Ada apa?"

Elio menggelakkan, mulutnya berbau alkohol. "Aku... aku salah, guys. Aku pecundang."

Dia tidak menjelaskan lebih, hanya terus minum. Lionel dan Reimon bertukar pandang, curiga.

"Kamu harus pulang, Elio. Nggak baik begini," kata Lionel, menarik Elio perlahan.

Ibu Suna, yang sudah tidak tidur menunggu, melihat Elio dibawa masuk dengan wajah gelisah. "Apa yang terjadi denganmu, Elio?" tanya Ibu Suna, suaranya tegas tapi ada kekhawatiran.

Elio tidak menjawab, langsung masuk kamar dan mengunci pintu. Ibu Suna semakin curiga dengan kelakuan aneh Elio kemarin.

Keesokan paginya, dia memanggil anak-anaknya, terutama Enzo yang membersihkan kamar Elio. "Enzo, kamu lihat sesuatu di kamar Elio kemarin? atau apa yang terjadi pada Elio kemarin waktu kamu bersih-bersih di kamarnya?." tanya Ibu Suna, matanya menyipit.

Enzo mengangguk kecil. "Ibu, aku menemukan surat di bawah tempat tidur Kak Elio. Dia pergi setelah baca itu."

Ibu Suna langsung menajamkan pendengarannya. "Surat apa? Enzo, cari surat itu sekarang juga!"

Enzo berlari ke kamar Elio, kembali dengan amplop kusut. Ibu Suna mengambilnya, membuka, dan membaca kata-kata yang sudah kabur karena terkena air mata. Matanya membesar, marah, dan gelisah. "Akira! Ini semua gara-gara dia!"

Ibu Suna membanting amplop di meja, membuat Ernest yang sedang sarapan menoleh. "Apa yang kamu baca, Suna?" tanya Ernest, suaranya tenang.

Ibu Suna menyodorkan surat itu. "Elio dibodohi Akira! Dia pergi, meninggalkan Elio, dan sekarang surat ini bikin Elio ragu!"

"Aku akan bicara dengan Elio dan memastikan pernikahannya dengan Zakiya berjalan sesuai rencana." Tekad ibu Suna.

Ernest membaca surat itu perlahan, ekspresinya berubah serius. "Suna, kita tidak bisa memaksa Elio menikah jika hatinya tidak ada di situ. Kalau Elio berjodoh dengan Zakiya, pernikahan mereka akan lancar. Tapi kalau jodohnya Akira, mungkin mereka akan kembali bersama. Mungkin, Elio berjodoh dengan gadis lain, bukan keduanya. Biarkan takdir menemukan jalannya."

Ibu Suna marah. "Tapi, kamu mau Elio salah di depan orang tua Zakiya? Malu! Akira harus dijauhkan dari Elio!" Ernest menggelakkan. "Zakiya sendiri punya kekasih, Suna. Kalau kita paksa mereka menikah, apa ada kebahagiaan? Jangan sampai itu malah menciptakan masalah di masa depan. Biarkan Elio menyelesaikan masalahnya. Kejadian ini akan membuatnya semakin dewasa."

Ibu Suna tidak berkata apa-apa lagi, tapi wajahnya merah menahan marah. Dia tahu harus menurut pada keputusan suaminya, tapi malu pada keluarga Zakiya membakarnya.

"Enzo, kamu salah! Kenapa kasih surat itu ke Elio, bukan ke Ibu?" Ibu Suna memarahi adik Elio, yang menunduk takut.

Esoknya, Elio curhat pada Lionel dan Reimon di sawah. "Guys, aku baca surat Akira. Dia pergi karena tidak ingin menyakiti aku... dan aku malah..." Lionel mendengarkan serius. "Elio, kamu harus menimbang baik-buruknya. Bicara sama Akira, jelasin situasinya. Surat itu ketemu telat, mungkin ada salah paham."

Reimon menambahkan, "Tapi, Elio, kamu juga harus siap dengan konsekuensinya. Pernikahan dengan Zakiya sudah dekat."

Elio mengangguk, tapi matanya kosong. "Tapi Akira... dia sudah pergi. Aku tidak tahu di mana dia."

Elio bergegas ke rumah Akira waktu itu, Tidak ada Akira disana, hanya ada ttapan galak Elice, adiknya.

"Kak AKira pergi, nggak bilang apa-apa. Dia pergi dengan kak Amalia pagi sekali."

"Pergi dengan Amalia?." Reimon tersentak mendengar cerita Elio."Kemana?."

"Itu pacarmu sendiri. Kemana dia pergi, kenapa kamu tidak tahu?." Sindir Lionel.

"Beberapa hari ini, Tingkah Amalia memang agak aneh dan jarang mau ketemuan deganku lagi. Kupikir dia lagi datang bulan atau apa. Aku tidak menyangka kalau dia punya rencana ini. Apa Amalia ikut pergi karena aku?" Reimon menarik napas, merasa ikut terseret dalam kekacauan ini.

Lionel menepuk bahunya. "Reimon, fokus. Kita bantu Elio dulu, baru urusan kamu."

Elio berdiri, menatap jauh. "Aku harus cari Akira. Aku harus minta maaf, jelaskan semuanya."

"Tapi ke mana? ."Hatinya linglung, Sebingung dua sahabat yang menatapnya. Desa kecil ini sepi, dan angin hanya membawa bisik-bisik rumor. Akira dan Amalia, pergi tanpa pamit, meninggalkan luka yang masih terbuka. I

bu Suna, yang melihat Elio semakin tak menentu, mendekatinya dengan nada lebih lunak. "Elio, dengar Ibu. Pernikahan dengan Zakiya tetap jalan. Kamu tidak bisa salah di depan keluarga. Akira sudah pergi, lupakan."

Elio menatap ibunya, ada jarak yang tak terucap. "Ibu... aku belum siap melupakan."

Ernest, yang berdiri di belakang, meletakkan tangan di bahu Elio. "Elio, kamu punya waktu. Pikirkan baik-baik. Jangan terburu-buru." Elio menarik napas dalam, tahu keputusan ini bukan hanya tentang dia, tapi tentang semua orang yang terlibat. Tapi hatinya masih berteriak, Akira, maafkan aku. Senja turun, bayang-bayang memanjang, dan Elio masih berdiri, tak tahu langkah mana yang harus diambil.

1
Kim Tyaa
semangat, jangan pernah nyerah untuk terus up ya thor.

Konsisten dan tetap percaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!