NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Dengan perasaan yang  bahagia, sangat jelas sekali tersirat di raut wajah Arya. Dia pun segera menyeberangi jalan sembari mengulas senyum, Arya mengedarkan pandangan dan berusaha mencari mobil pujaan hatinya yang terletak di seberang rumahnya tersebut.

Hingga, akhirnya dia menemukan mobil yang sangat dia kenali. Sekali lagi Arya mengulas senyum, dengan langkah perlahan dia pun segera membuka pintu mobil bagian depan, tapi apa yang pertama dia lihat, disana Hany segera menggerakkan tangannya, membuka kaca jendela mobil dan membuang pandangannya keluar. "Hany," panggil Arya, tapi Hany hanya diam.

"Jadi... kamu sudah mau ke sini?" tanya Arya yang mencoba mencairkan kebekuan.

"Kenapa memangnya? Apa tidak boleh?" cecar Hany yang memandang Arya sejenak, kemudian segera membuang muka lagi.

"Bukan seperti itu maksudku Hany, aku malah sangat senang sekali kamu sekarang ada di sini," jawab Arya. Suasana menjadi hening sejenak, karena sepertinya Hany enggan menanggapi Arya.

"Aku beberapa kali mendatangi rumahmu, tapi kamu tidak mau menemui aku, kamu juga tidak mau menerima panggilanku. Aku kerap kali mengirim pesan, tapi selalu kamu abaikan." Arya mencoba memecah keheningan.

Hany menarik nafas dalam dan mencebikkan bibirnya. "Oke, sekarang aku sudah di sini. Jadi apa sebenarnya yang ingin kamu katakan padaku?" tanya Hany akhirnya.

"Begini Hany, jadi aku dan Mery sudah membuat perjanjian pernikahan." Arya menghentikan ucapannya dan Hany masih tetap diam, sembari terus mendengarkan penjelasan dari Arya dengan seksama.

"Mery setuju untuk menikah kontrak denganku selama 2 tahun. Jadi selama itu, kita juga bisa saling bertemu dan sering berkomunikasi seperti biasanya, layaknya kita masih berpacaran dulu. Nanti setelah 2 tahun, kami berdua sepakat untuk bercerai, setelah itu aku akan menikahi kamu," jelas Arya. Hany membolakan matanya ke atas, lalu menoleh ke arah Arya dengan ekspresi kecewa.

"Apa menurutmu itu adalah solusi dari semua ini?" tanya Hany.

"Mau bagaimana lagi Hany? Tolonglah kamu bersabar sedikit, sembari menunggu masa pernikahan kontrakku dengan Mery selesai. Aku juga akan mencoba meyakinkan Ayah dan keluargaku yang lain, agar mereka setuju dengan pernikahan kita," jawab Arya.

"Jadi maksudmu, selama kamu menikah dengannya 2 tahun kedepan, kamu akan menjadikan aku wanita simpananmu? Hebat ya kamu Arya!" kesal Hany.

"Kenapa kamu berkata seperti itu Hany, aku tidak pernah menganggap kamu sebagai wanita simpanan. Bahkan aku tidak mencintai Mery sama sekali, aku hanya mencintaimu. Tolong percayalah padaku," jelas Arya dengan nada memohon.

"Aku benar-benar tidak tahu Arya dengan keadaan ini, aku tidak tahu harus merespon kamu seperti apa, dan aku pun juga tidak tahu harus menyikapi hal ini seperti apa, apakah aku harus bahagia karena bisa menjadi wanita simpananmu? Atau aku harus apa?" cecar Hany.

"Saat ini seakan aku yang menjadi duri di dalam rumah tangga kalian berdua," imbuh Hany.

"Kamu jangan pernah berpikir seperti itu Hany, kami berdua benar-benar sudah menyetujui dan menandatangani surat perjanjian, yang penting kan kita sama-sama tahu, tidak perlu mengurusi omongan orang lain," jelas Arya.

"Bagaimana aku tidak mengurusi omongan orang lain, sedangkan kamu tahu sendiri pekerjaanku seperti apa? Bahkan aku juga baru saja dipromosikan menjadi ketua tim. Bagaimana nantinya kalau mereka tahu bahwa aku masih berhubungan denganmu, sementara kamu sudah menjadi suami orang lain?" tanya Hany. Arya terdiam, dia berpikir sejenak.

"Lalu kita harus bagaimana Hany?" tanya Arya akhirnya.

Huft.

Hany menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Bukankah kamu yang ingin membicarakan semua solusi itu padaku? Kenapa kamu yang balik tanya padaku sekarang?" tanya Hany yang mulai kesal.

"Aku sudah berusaha jujur kepada Mery, bahwa perjodohan ini hanya paksaan dari ayahku semata, aku juga sudah berusaha meyakinkan Mery agar kita masih bisa bersama, aku sudah berhasil meyakinkannya. Lalu aku harus usaha apalagi Hany?" tanya Arya, sepertinya memang hanya itu yang sanggup dia lakukan.

"Entahlah Arya, aku juga nggak tahu. Seharusnya jika kamu sudah berani menerima perjodohan ini, ya kamu lakukan saja sampai akhir. Kamu tidak usah memikirkan aku lagi, aku sudah pusing sekali memikirkan semua urusanku, jadi kamu tidak usah menambah-nambah masalah," jelas Hany.

"Hany, tolonglah aku. Aku sudah berusaha bersabar denganmu selama 7 tahun ini, kenapa kamu tidak bisa menungguku hanya 2 tahun saja?" ucap Arya dengan memohon.

"Kenapa kamu jadi membicarakan masa lalu? Arya, apa kamu pikir hanya kamu saja yang berjuang dengan hubungan kita yang dulu?" tanya balik Hany.

"Memang seperti itu kan kenyataannya, kamu memang sering mengabaikan aku pada saat kita masih berpacaran, kamu jarang membalas pesanku, kamu juga jarang menelponku. Kita pun jarang bertemu, kecuali saat aku ingin memberikan hadiah padamu, tapi bukan itu yang menjadi masalahnya Hany. Masalahnya adalah aku sangat mencintaimu, hanya kamu saja satu-satunya cinta di hatiku." Arya meluapkan semua yang dia simpan selama 7 tahun ini.

Hany yang tadinya memasang raut wajah kesal dan menahan amarah, seketika terdiam setelah mendengarkan penjelasan Arya. "Brengsek! Kenapa dia malah mengungkit masalah itu,"  monolog Hany dalam hati.

"Lalu kamu ingin hubungan kita yang seperti apa? Apa kita akan bersembunyi-sembunyi selama 2 tahun kedepan?" tanya Hany.

"Tentu saja selama 2 tahun ini kita harus bersembunyi dulu jika tidak ingin reputasimu hancur, tapi jika kamu ingin berhubungan dengan aku terang-terangan. Aku juga tidak masalah, yang penting Mery sudah tahu."

"Aku sebenarnya juga kasihan dengan Mery, karena dia harus terjebak dalam pernikahan seperti ini. Harusnya dia mendapatkan jodoh yang lebih baik dariku," keluh Arya yang seketika mendapatkan lirikan tajam dari Hany, Arya pun segera berhenti berbicara.

"Begini saja Arya, karena aku juga tidak mau terus-terusan kamu ganggu tanpa status yang jelas. Kita coba saja dulu hubungan kita dari saat ini hingga dua tahun ke depan seperti apa yang kamu bicarakan. Aku akan mencoba ikut di dalam permainanmu, tapi ingat ya Arya! Kamu jangan main-main denganku. Aku sudah cukup mengorbankan masa mudaku untuk bekerja, jadi kamu jangan lagi menjadikanku perawan tua, meskipun kita hidup di tengah kota seperti ini," jelas Hany dengan penuh penekanan disetiap ucapannya.

"Baiklah, jadi apa kamu sudah setuju dengan semua yang aku ajukan? Kamu mau menjalin hubungan lagi denganku seperti dulu?" Arya mencoba mempertegas.

"Hmb," Jawab Hany dengan singkat. Seketika Arya memasang raut wajah berbinar, Ingin rasanya Arya segera memeluk Hany, tapi memang sedari pacaran, mereka sangat jarang sekali bersentuhan fisik. Maka hal itu menjadi sesuatu yang cukup canggung di antara mereka berdua.

"Terima kasih Hany, terima kasih karena kamu sudah memberikan aku kesempatan. Terima kasih karena kamu sudah mau menungguku dua tahun lagi, aku akan menyiapkan pesta yang indah untukmu, seperti impianmu selama ini," ucap Arya. Hampir saja dia menangis, hampir saja dia menjatuhkan air mata bahagia, karena wanita yang sangat dicintainya tersebut mau bekerja sama dengannya.

Obrolan pun berubah menjadi lebih santai, mereka menanyakan kabar mereka masing-masing, tidak lupa juga Hany selalu mengingatkan, bahwa Arya tidak boleh sekalipun menyentuh Mery, apalagi sampai menidurinya.

Sementara itu, Mery yang sudah dari tadi mengintip dari balik tirai lantai 1, lebih tepatnya di ruang tamu. Dia mengerutkan keningnya, karena terakhir kali yang bisa dia lihat adalah saat Arya masuk ke dalam mobil Hany, setelah itu Mery tidak tahu lagi apa yang mereka berdua lakukan di dalam mobil tersebut. Sehingga Mery belum bisa menentukan langkah untuk kedepannya.

Beberapa saat kemudian, Mery segera beranjak dari ruang tamu dan membersihkan meja makan, tatkala dia melihat Arya yang sudah keluar dari mobil Hany dan berjalan kembali ke rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!