NovelToon NovelToon
Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:748
Nilai: 5
Nama Author: secretwriter25

Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.

Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.

Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Iblis berwajah Bidadari

Sore itu, suasana rumah keluarga Callenora begitu tenang. Angin menerobos masuk melalui jendela besar ruang tamu, membawa aroma lembut bunga melati dari taman belakang.

Mobil hitam yang membawa Seraphina berhenti di depan gerbang. Orion membukakan pintu, menuntun gadis itu turun dengan lembut.

“Sudah sampai,” ucap Orion lembut, matanya menatap Sera dengan hangat.

“Terima kasih… untuk perjalanan yang indah,” jawab Sera pelan, suaranya nyaris tenggelam di antara desir angin sore.

Orion hanya tersenyum kecil. “Kamu tahu di mana harus menemukanku kalau butuh sesuatu.”

Seraphina mengangguk. Ia berdiri di depan rumahnya, menatap mobil Orion yang perlahan menjauh hingga benar-benar menghilang di tikungan jalan.

Pintu berderit terbuka. Seraphina melangkah masuk, aroma hujan Paris masih melekat pada mantelnya, pipinya bersemu lembut karena udara perjalanan.

Namun, baru beberapa langkah ia memasuki ruang tamu, suara langkah tergesa terdengar dari arah tangga.

“SERAPHINA!”

Tubuh Sera refleks menegang. Ia mendongak dan menemukan Selina berdiri di atas tangga — wajahnya penuh amarah, mata sembab, rambutnya sedikit berantakan. Gaun rumah yang dikenakannya kusut, tapi sorot matanya tajam, menusuk seperti pisau.

Ruang tamu megah itu, kini dipenuhi keheningan yang menegangkan—seperti seekor pemangsa yang menunggu mangsanya.

Selina berdiri dengan angkuh, sosoknya memancarkan keindahan yang tajam, dingin, seolah dipahat dari kebencian. Sorot matanya… hanya menyimpan dendam.

Tatapan mereka bertemu—dua pasang mata kembar meski berbeda warna. Namun yang satu tampak bersinar lembut, sementara yang lain berkilat tajam penuh amarah.

“Selamat datang di rumah, saudari kecil,” ucap Selina, suaranya lembut namun menyengat, bagai cambuk sutra.

Seraphina tertegun, kehangatan yang sempat memenuhi dadanya seketika lenyap berganti dengan ketakutan.

“Selina,” bisiknya pelan, suaranya bergetar dan nyaris lenyap dalam luasnya ruangan.

“Baru juga pulang dari Paris, ya?” sindir Selina dengan senyum miring.

“Paris pasti indah, ya?” Selina melanjutkan, bibirnya melengkung membentuk senyum yang bukan senyum—lebih mirip geraman seekor predator.

Sera menelan ludah, mencoba bersuara. “Selina, aku—”

“DIAM!” bentaknya. Suaranya menggema keras, membuat udara di sekitar mereka serasa membeku.

Langkah Selina menuruni tangga perlahan, setiap langkah terdengar berat, membuat Seraphina reflek memundurkan tubuhnya.

“Apakah Orion membelikanmu banyak hal cantik? Apakah dia membisikkan kata-kata manis di telingamu?”

Tubuh Seraphina menegang. “Perjalanannya… menyenangkan,” jawabnya ragu, mencoba terdengar biasa.

Namun ingatan tentang tangan Orion yang menggenggamnya, tawa mereka di bawah langit Paris, terasa seperti pengkhianatan di hadapan tatapan penuh benci sang kembaran

“Menyenangkan,” Selina mengejek, suaranya meninggi, sopan santunnya lenyap. “Kamu, si jelek dengan wajah menjijikkan bisa bersenang-senang dengan pewaris keluarga Altair—sementara aku, yang selalu menjadi pusat segalanya, dibiarkan membusuk di sini.” Tangannya mengepal, kuku menancap dalam ke telapak.

“Selina, aku nggak bermaksud—”

“BERHENTI pura-pura polos!” Selina maju cepat, meraih pergelangan tangan Sera dengan kasar. Tatapan matanya berkilat penuh luka dan kebencian.

Sera berusaha menarik tangannya. “Tolong… dengarkan aku dulu.”

Selina justru menatapnya dengan mata berkaca. “Kamu mencuri segalanya dariku, Seraphina. Bahkan hal yang paling berharga — cinta yang seharusnya jadi milikku.”

“Bagaimana? Kamu puas, Sera? Kamu berhasil rebut semuanya dariku. Pesta pertunangan, cincin itu, dan sekarang? Bahkan Orion membawamu pergi seolah kamu miliknya!” Selina tertawa lepas.

“Itu bukan pilihanku,” Seraphina berbisik, matanya menunduk menatap lantai marmer yang dingin.

“Oh, tentu saja itu pilihanmu,” Selina mendesis sambil melangkah mendekat. “Kamu selalu mencuri apa pun yang jadi milikku. Mainanku. Gaunku. Perhatian Mama. Dan sekarang—Orion.”

Sebuah tawa pendek yang nyaris gila lolos dari bibirnya. “Apa kamu menikmatinya, Seraphina? Rasanya bagaimana… menjadi yang dipilih?”

Kali ini Seraphina mengangkat wajahnya, ada secercah keberanian di matanya. “Aku tidak memintanya. Orion yang memilihku.”

“Dia memilih kamu?” Suara Selina bergetar, wajahnya berubah penuh amarah.

“Dia memilih ini?” Tangannya tiba-tiba terulur, mencengkeram rambut Seraphina dan menarik kepalanya ke belakang dengan kasar.

Seraphina menjerit tertahan, napasnya terputus.

“Dia memilih si jelek ini? Si bayangan yang selalu bersembunyi di belakangku!”

“Lepaskan aku!” Seraphina meronta, jantungnya berdegup kencang.

Tapi Selina tak mendengar. Cengkeramannya semakin kuat, menarik kepala Seraphina hingga lehernya menegang.

“Apakah dia menciumimu, Seraphina? Apakah bibirnya menyentuh bibirmu? Apakah dia menatapmu seperti seharusnya dia menatap aku?”

Setiap kata diikuti tarikan yang makin menyakitkan.

“Berhenti!” Seraphina memohon, air mata mengaburkan pandangannya, ruangan megah itu tampak berputar.

“Tidak.” Napas Selina panas di telinganya, sarat racun.

“Kamu harus tau rasanya jadi aku. Setiap kata manis, setiap tatapan yang seharusnya jadi milikku—semuanya seperti pisau di dadaku.” Ia mendorong Seraphina dengan keras. Tubuh Seraphina membentur meja mahoni berat, suara crack terdengar ketika sikunya menghantam tepian. Seraphina mengerang, menahan nyeri yang menjalar ke seluruh lengan.

“Tolong, Selina…” isaknya, menggenggam lengannya yang sakit.

Selina mengitarinya perlahan, matanya berkilau puas. “Kamu pikir sedikit luka bisa menandingi rasa sakitku? Itu belum apa-apa.” Kakinya menendang tulang kering Seraphina. Gadis itu jatuh berlutut, mengerang tertahan.

“Berdiri!” bentak Selina. “Kamu tak berhak bersembunyi. Bukan setelah kamu mencuri segalanya dariku!”

Seraphina mencoba bangkit, tangan dan kakinya gemetar. Dunia berputar di sekelilingnya, nyeri menari di seluruh tubuh.

“Lihat aku!” Selina menuntut.

Seraphina mengangkat wajahnya perlahan, air mata mengalir di pipinya.

Selina menatapnya penuh jijik. “Kamu pikir kamu cantik sekarang? Kamu pikir Orion akan menginginkan wajah ini?”

Tamparan keras mendarat di pipi Seraphina. Suaranya menggema tajam di udara. Kepala Seraphina terpelanting ke samping, kulitnya memerah, telinganya berdenging.

“Dia mencintaiku!” jerit Seraphina putus asa, suara itu pecah di tengah tangisnya.

Selina terpaku. Matanya melebar, ada luka di balik kemarahannya. “Dia mencintaimu?” ulangnya, suaranya berubah pelan tapi mengerikan.

“Tidak. Dia hanya memilihmu karena kamu mudah dikendalikan. Boneka kecil yang bisa dia bentuk sesuka hati.” Tangannya mencengkeram dagu Seraphina, memaksa gadis itu menatap matanya yang berkilat gila.

“Tapi aku akan menghancurkanmu dulu.” Jemarinya menekan kuat di rahang Seraphina. “Aku akan pastikan dia menyesali pilihannya. Aku akan pastikan kamu tidak mendapatkan Orion!”

Tekanannya makin kuat, napas Seraphina tercekat. Tubuhnya lemah, wajahnya memar, dan air matanya mengalir tanpa henti.

“Selly… lepaskan aku…” cicit Sera.

Selina melepaskan tangannya, mendorong tubuh Seraphina hingga menabrak dinding. Sera meringis, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.

“Aku akan membunuhmu, Sera!” Tangannya terangkat, tapi sebelum benar-benar menyentuh wajah Sera, suara berat terdengar dari arah tangga.

“Selina!”

Eveline muncul, menatap kedua putrinya dengan kaget. “Apa yang kalian lakukan?!”

Eveline berlari menghampiri Sera, memeriksa seluruh tubuh putrinya dengan sorot khawatir.

Selina langsung menjauh, napasnya memburu. “Ibu… dia yang mulai!” seru Selina, matanya masih merah.

Sera hanya diam, menggenggam jemarinya yang dingin, tak mampu berkata apa pun.

Eveline menatap keduanya bergantian, lalu menarik napas dalam. “Cukup! Selina! Mama tidak pernah mengajari kamu bersikap seperti ini!” bentak Eveline.

Selina menatap Sera dengan penuh dendam sebelum berbalik dan menaiki tangga dengan langkah cepat. Gaun rumahnya berkibar, meninggalkan jejak amarah di udara.

Sera hanya berdiri di tempat, bahunya gemetar. Ia ingin menangis—tapi air matanya seperti enggan keluar.

“Sayang… maafkan Mama…” bisiknya. Eveline menarik gadis itu ke dalam pelukannya. “Ikut Mama—biar Mama obati lukamu. Malam ini Mama akan tidur di kamarmu,” ucao Eveline sambil mengecupi puncak kepala Sera.

Di luar, langit mulai gelap. Hujan turun perlahan, menetes di jendela seperti air mata yang tak terucap.

Dan di kamar atas, Selina berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya yang masih dipenuhi dendam.

“Aku nggak akan kalah darimu, Seraphina…” bisiknya dingin. “Kamu akan tahu rasanya kehilangan segalanya.”

🍁🍁🍁

Bersambung...

1
Puji Lestari Putri
Makin ngerti hidup. 🤔
KnuckleBreaker
Beneran, deh, cerita ini bikin aku susah move on. Ayo bertahan dan segera keluarkan lanjutannya, thor!
Victorfann1dehange
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!