NovelToon NovelToon
Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Bunnyku

Putri Daniella menyukai Pangeran Felix dan ingin menikah dengannya. Tapi kehadiran sopir pribadinya Erik Sebastian merubah segalanya. Pemuda desa itu diam-diam mencintai putri Daniella sejak kecil. Seiring waktu, terungkap jika Erik adalah putra mahkota yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunnyku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jantungnya Berdegup Kencang

Di bawah langit musim gugur yang mulai memudar, mobil Land Rover Defender berhenti di pinggir hutan yang rimbun, dedaunan kuning dan merah bergoyang pelan dihembus angin sejuk.

Aroma tanah basah dan pinus memenuhi udara, bercampur dengan suara gemerisik daun yang jatuh.

Erik dan Putri Daniella turun dari mobil, udara dingin langsung menyapa kulit mereka. Erik, dengan rompi pancing usang yang tetap rapi, menenteng joran pancing, tas ransel besar tergantung di bahu, dan tikar kamping dililitkan di atasnya.

Tas itu penuh dengan baju ganti untuk Daniella, handuk, serta camilan-keripik kentang, biskuit, dan cokelat-yang disiapkan dengan teliti.

Sementara Daniella, dengan keranjang anyaman di tangan, membawa roti, pisang, anggur, apel, dan botol air mineral, topi lebarnya melindungi wajahnya dari sengatan matahari tengah hari.

Mereka menelusuri jalan setapak menuju sungai, sepatu kets Daniella menginjak ranting kering yang berderit, sementara Erik berjalan di depan, membuka jalan dengan hati-hati.

Hutan itu hidup dengan suara burung kecil yang bercicit dan angin yang bersiul lembut, membawa aroma lumut dan bunga liar.

Sesampainya di tepi sungai, air jernih mengalir pelan, memantulkan cahaya matahari seperti cermin alami, dengan batu-batu besar menghiasi tepiannya.

Erik menggelar tikar piknik waterproof hitam di atas rumput, aroma plastik baru bercampur dengan udara segar.

"Sungainya jernih ya. Arusnya tidak deras, batu-batuannya besar," kata Daniella, matanya berbinar takjub, suaranya penuh kekaguman.

Dia melepas sepatu ketsnya, kaki telanjang menyentuh tikar yang dingin, lalu duduk sambil mengambil pisang dari keranjang.

Gigitan pertamanya manis, menyatu dengan gemericik air sungai yang menenangkan, membuat hatinya yang suntuk mulai mencair.

"Ini seperti dunia lain," batinnya, merasakan kebebasan yang jarang dia rasakan di istana.

Erik menyiapkan joran panjang, reel, dan umpan dengan cekatan, tangannya yang kasar dari kerja keras di desa bergerak lincah.

Dia melangkah ke tepi sungai, matanya menelusuri aliran air untuk mencari tempat strategis. Akhirnya, dia duduk di atas batu besar, melempar kail dengan gerakan terlatih, lalu menunggu dengan sabar, mata cokelatnya fokus pada permukaan air yang berkilau.

Daniella memperhatikannya dari tikar, hatinya sedikit kagum pada ketenangan pria itu, meski mulutnya tak akan mengakui.

Lima belas menit berlalu dalam keheningan damai, hanya suara air dan burung yang mengisi udara.

Tiba-tiba, tali pancing Erik bergerak, dan dengan gerakan cepat namun hati-hati, dia menarik joran.

"Lihat, Tuan Putri, ini ikan trout pertama hari ini!" serunya, mengangkat joran tinggi, ikan trout menggeliat di ujung kail, sisiknya berkilau seperti perak di bawah matahari.

"Prok... prok... prok! Wah, keren banget! Aku mau juga ikut mancing!" teriak Daniella, bertepuk tangan kegirangan, suaranya penuh semangat seperti anak kecil.

Dia melompat dari tikar, berlari kecil menuju Erik, kaos dan celana pendeknya membuatnya tampak seperti gadis biasa, bukan putri kerajaan.

Duduk di samping Erik di batu besar, dia mengambil alih joran dengan tangan penuh antusias, matanya menatap tali pancing dengan serius.

"Berapa lama sih harus menunggu?" bisiknya, suaranya pelan takut mengusir ikan, meski ada nada tidak sabar.

"Tergantung sih, bisa cepat, bisa juga lama. Bahkan saya pernah mancing seharian cuma dapat satu ekor ikan saja," ungkap Erik, tersenyum kecil, hatinya hangat melihat Daniella begitu bersemangat.

"Sabar, Tuan Putri."

Tak sampai lima menit, tali pancing bergerak, membuat Daniella tersentak.

"Tangkapan lainnya! Sepertinya ikannya terpancing, ayo tarik!" kata Erik, suaranya penuh semangat.

"Gimana caranya?" tanya Daniella, tangannya gemetar karena excited, mencoba menarik joran tapi kikuk.

"Itu talinya digulung, tarik pelan dulu," kata Erik, suaranya menenangkan.

"Gak kuat, gimana sih caranya?" sebut Daniella lagi, wajahnya memerah karena usaha.

"Maaf, Tuan Putri," kata Erik, dengan hati-hati memegang tangan Daniella, jarinya yang kasar menyentuh kulit lembut gadis itu, mengatur tarikan gulungan tali pancing.

Sentuhan itu membuat jantung Daniella berdegup lebih cepat-bukan karena ikan, tapi sesuatu yang tak bisa dia jelaskan. Bersama, mereka menarik, dan ikan trout kedua mendarat di keranjang khusus.

Selama hampir dua jam, mereka berhasil memancing enam ekor ikan, tawa Daniella menggema di tepi sungai, luka Felix perlahan terkikis oleh kegembiraan sederhana ini.

"Ah, aku mau berenang dulu di sana," tunjuk Daniella ke bagian sungai yang lebih tenang, matanya berbinar, tubuhnya penuh energi.

"Hati-hati, Tuan Putri, lihat keadaan di sekitar juga ya," pesan Erik, suaranya penuh kekhawatiran tulus, matanya tak lepas dari gadis itu.

Daniella menyebur ke sungai, air dingin menyapa kulitnya, membuatnya tertawa kegirangan. Dia berenang, menyelam tanpa alat bantu, kepalanya membenam ke air yang tak terlalu dalam, melihat ikan kecil dan ganggang hijau yang bergoyang di dasar sungai.

Erik, masih di tepi dengan pancingnya, memperhatikan dari kejauhan, hatinya bercampur kagum dan cemas.

"Dia seperti putri duyung," batinnya, tersenyum kecil, tapi tetap waspada.

Tiba-tiba, teriakan Daniella memecah keheningan.

"Aaawww, apaan ini!" jeritnya kencang, berdiri tegak di tengah sungai, wajahnya pucat, tangannya gemetar.

Erik langsung melompat ke sungai, air menciprat, jantungnya berdegup kencang. Dia merangkul pundak Daniella, suaranya penuh kekhawatiran.

 "Tuan Putri kenapa?"

Daniella, tanpa pikir panjang, melingkarkan tangannya di leher Erik, memeluknya kuat, wajahnya bersembunyi di dada pria itu, aroma kayu dan sabun dari Erik bercampur dengan bau air sungai.

"Gak tahu, a..ada sesuatu yang menyentuh kakiku, seperti ular!" katanya gemetaran, tubuhnya menggigil bukan hanya karena air dingin tapi juga ketakutan.

"Mungkin itu ikan yang berenang di dekat kaki Tuan Putri," kata Erik, suaranya menenangkan, meski hatinya ikut deg-degan.

"Tapi tadi jelas bukan ikan, kayak ular panjang gitu," sebut Daniella, masih gemetaran, matanya mencari keamanan di mata Erik.

"Bisa jadi ular atau cuma belut," kata Erik, mencoba logis meski khawatir.

"Iih, serem banget. Aku ketakutan sampai kakiku kayak mati rasa, gak bisa bergerak," ungkap Daniella, suaranya kecil, wajahnya pucat.

"Maaf, Tuan Putri, saya angkat ke pinggir sungai ya," kata Erik, menunggu anggukan Daniella.

Gadis itu mengangguk pelan, kepalanya masih menempel di bahu Erik, tubuhnya lemas karena syok.

Dengan hati-hati, Erik menggendongnya, melewati arus sungai yang lembut dan batu-batu licin, menuju tepian.

Air menetes dari pakaian mereka, aroma basah dan lumut menguar.

***********

1
Dandi Mahesa
keren kak Lanjut gasken
lovebunny: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Dandi Mahesa
mampir ka
Just_Loa
Halo kak trimakasih sdah mmpir ya 🧡
lovebunny: hallo juga..iya sama sama..sukses selalu
total 1 replies
lovebunny
iya sabar.. tungguin ya 🙏🙏
lovebunny
makadih ya sudah mampir
lovebunny
maksudnya kendala apaan tuh..he..he
Ryner
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
perayababiipolca
Keren! Bagus banget ceritanya.
Agnes
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!