Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 8
Meskipun Keenan masih duduk di bangku sekolah menengah, Keenan sudah memiliki usaha sendiri yaitu sebuah Club dan Perusahaan perhiasan peninggalan dari sang kakek. Kakek Keenan memang sangat sayang kepada Keenan. Jadi sebelum ia meninggal, semua harta kekayaannya ia wariskan delapan puluh persen kepada Keenan. Darel yang notabennya adalah putra kandung dari kakeknya hanya di berikan dua puluh persen dari warisan milik sang ayah.
Namun Darel sama sekali tidak marah dengan keputusan yang telah di wariskan oleh sang ayah karena Darel sendiri memiliki harta kekayaan yang tak kalah banyaknya dengan milik sang ayah.
Dan untuk hal perusahaan Keenan di bantu oleh asistennya bernama Noah Gerard. Sedangkan untuk masalah Club, semua itu Keenan percayakan kepada Jack Small. Sesekali Keenan akan datang dan menghadiri meeting dengan bawahannya di Kantor. Dan mereka sama sekali tidak tahu mulanya jika orang yang memimpin perusahaan sebesar Oliver Corp adalah seorang anak sekolah menengah. Hal itu di dukung karena Keenan memiliki tinggi badan seratus delapan puluh tujuh sentimeter dengan perawakan dan bentuk tubuh yang ideal. Sehingga saat Keenan mengenakan setelan pakaian kantoran atau jas, ia benar – benar terlihat seperti seorang lelaki dewasa.
Banyak karyawan di kantor Oliver Corp yang mendambakan Keenan sebagai pasangan mereka. Namun masih ada satu hal lagi yang tidak diketahui semua orang, saat ini Keenan juga sudah menggantikan Lucifer sang kakek yang mulanya memegang kendali sebagai pimpinan mafia Demon Hand. Dan ini tidak Keenan dapatkan serta merta karena ia sebagai cucu dari Lucifer. Semua yang Keenan dapatkan untuk menjadi pemimpin Demon Hand ia dapatkan memalui sebuah ujian berupa bertahan hidup di sebuah pulau tak berpenghuni dengan berbagai lawan dan kondisi. Ia hanya di bekali sebuah belati oleh Lucifer.
Bahkan dalam ujian itu banyak sekali anak buah Lucifer yang gugur karena tidak bisa menyelamatkan diri atau kalah di bunuh oleh saingan mereka. Termasuk Keenan, ia hampir saja kelihangan nyawanya begitu ia tiba di bibir pantai di seberang pulau tempat Lucifer menunggu pemenang. Keadaan Keenan saat itu sangat memprihatinkan, dalam waktu lima belas hari bertahan di dalam pulau tanpa persiapan apa pun kecuali belati.
Setelah bisa selamat dan dinyatakan menang, Keenan bahkan sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena kekurangan cairan, kehilangan berat badan dan banyaknya luka yang ada di tubuh Keenan sehingga ia harus mengalami infeksi.
“Tidak bisakah kau sedikit santai dalam menikmati hidup? Jangan hanya kerjaan yang kau pikirkan bro… kita juga perlu menikmati masa muda kita!” ucap Cedric
“Aku datang ke club sebagai tamu bukan leader!” balas Keenan dengan santai namun menatap Cedric dengan tajam melalui kaca mobil
“Ha ha ha ha ha ha… ku pikir kau akan bekerja” tawa Cedric sangat garing karena mendapatkan tatapan dari Keenan.
Alfred hanya bisa menggelengkan kepala mendapati tingkah konyol Cedric dan Felix sejak tadi. Untung mereka sudah terbiasa dengan sikap dingin dan cueknya Keenan.
Akhirnya mereka tiba di Club milik Keenan.
“Selamat datang tuan!” sapa penjaga yang ada di depan pintu.
“Emm…”
Meskipun usia mereka masih di bawah umur, tetapi karena Club ini adalah milik Keenan jadi tidak ada yang bisa mencegah mereka untuk masuk ke dalam. Bahkan mereka memiliki tempat khusus di dalam club tersebut. Meskipun Keenan adalah pemilik Club, ia tetap membayar apa pun yang ia pesan di Clubnya itu. Dan satu hal lagi yang harus kalian tahu, di dalam Club tersebut ada aturan yang tidak boleh dilanggar oleh pengunjung Club. Yaitu semua pengunjung Club tidak boleh melakukan keributan di dalam Club. Jika aturan itu di langgar, maka orang tersebut akan di buang (tidak ada seorang pun yang tau dimana tempat pembuangan tersebut kecuali sang eksekutor) atau di eksekusi di tempat.
Begitu Keenan dan ketiga temannya sudah berada di dalam ruangan khusus mereka, tak lama seorang pelayan laki – laki masuk ke dalam ruangan tersebut.
“Permisi tuan? Apa ada pesanan khusus untuk malam ini?” tanya pelayan tersebut
“Ambilkan yang medium!” ucap Keenan
“Itu terlalu ringan Ken!” protes Felix
“Iya, atau tidak sama sekali!” sahut Keenan
“Oke! Oke!” Felix akhirnya pasrah dengan apa yang diinginkan Keenan. Dan Keenan melakukan itu bukan tanpa alasan. Ia sangat malas jika nanti harus mengurusi mereka saat mabuk, dan besok mereka sudah harus masuk sekolah termasuk dirinya dan Alfred.
Mendengar ucapan Keenan, pelayan itu langsung meninggalkan tempat dan tidak bertanya apa pun lagi. Semua pelayan yang ada di sana sudah paham dengan pesanan yang diminta oleh mereka.
“Kau ini bergaya seperti orang yang tahan dengan alkohol, padahal toleransi mu terhadap alkohol….” Alfred hanya bisa menggelengkan kepala di akhir kalimatnya karena memang Felix tidak memiliki toleransi alkohol yang kuat.
“Diamlah kau Alfred!” omel Felix.
“Orang yang di lupakan oleh kekasihnya adalah Keenan, tapi kenapa yang terlihat sakit hati karena perasaan justru malah diri mu?” sahut Cedric
“Diam kau Ced! Aku memang sedang patah hati! Gadis yang ku incar ternyata sudah memiliki kekasih!” Felix menjelaskan dengan wajah cemberut.
“Bwuuaaaha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha….” Cedric langsung tertawa lepas sambil memegangi perutnya yang hampir kram karena menertawakan Felix. Jengkel karena di tertawakan oleh Cedric, Felix langsung melemparkan bantal ke muka Cedric
“Diam kau Ced!” omel Felix
“Memangnya siapa yang kau taksir?” tanya Alfred penasaran. Ia sama sekali tidak tertawa, ia hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua. sedangkan Keenan hanya menatap mereka dengan tatapan malas.
“Malas! Aku tak mau mengatakan pada kalian! Kalian pasti akan menertwakan ku” jawab Felix dalam mode ngambek.
“Memangnya kau ada melihat aku tadi tertawa? Cedric yang menertawakan mu. Aku dan Keenan hanya diam sejak tadi” balas Alfred tak terima dengan tuduhan yang di lontarkan Felix.
“Calm down El! Aku tidak akan tertawa lagi!” tambah Cedric sambil menggigit bibirnya agar tidak kelepasan tertawa.
“Awas jika kau berbohong!” ancam Felix.
“Permisi tuan! Silahkan pesanannya!” pelayan itu kembali lagi dengan pesanan yang diminta oleh Keenan tadi.
“Tip untuk mu!” ucap Alfred memberikan dua lembar uang seratus euro.
“Terimakasih banyak tuan!” ucap pelayan tersebut sebelum pergi.
Mereka bertiga bukanlah orang biasa, mereka adalah anak orang kaya juga. Hanya saja kekayaan mereka tidak sebanyak milik keluarga Olivander. Keluarga Olivander adalah keluarga terkaya di negara X.
“Katakan saja siapa sih El?” desak Alfred karena ia sangat penasaran dengan seseorang yang ditaksir oleh Felix.
“Evelyn!”
Byurrrrrrr…
Minuman yang ada di mulut Cedric langsung muncrat keluar. “Hah? Evelyn? Evelyn teman Kyra?” tanya Cedric dengan nada memastikan
“Memangnya siapa lagi yang namanya Evelyn di sekolah kita?” sahut Felix dengan jengkel.
“Mata mu katarak El? Apa yang kau lihat dari Evelyn?” mendengar ucapan Cedric, Felix langsung naik pitam dan akan menghajar Cedric. Ia merasa di rendahkan oleh temannya itu karena menyukai Evelyn.
Klotak!
Tanpa perlu mengeluarkan suara, Keenan langsung melemparkan desert eaglenya di atas meja. Dan itu langsung membuat Felix dan Cedric langsung berpelukan seperti teletubies.
“Ka kami tidak berkelahi Ken! Kami hanya bercanda kok! I iya kan Ced? Kita cuma bercanda?” Felix langsung melakukan klarifikasi atas tindakannya.
“Be be benar sekali Ken! Kami hanya bercanda!” Cedric pun juga menyetujui ucapan Felix meskipun ia juga sampai terbata – bata dalam mengatakan pernyataan itu.
“Mau sampai kapan kalian berpelukan?” ejek Alfred
“Heh najis aku kau peluk! Aku masih normal!” sahut Cedric langsung melepaskan pelukan Felix.
“Aku pun juga sama!” Felix tak kalah gengsinya. Ia pun juga langsung ikut menjauh dari tubuh Cedric.
Tingkah mereka berdua benar – benar membuat Keenan sakit kepala. Mungkin jika mereka berdua bukan sahabatnya, pasti sudah ia tembak mati sejak dulu.
“Besok apa kau akan menjenguk Kyra lagi Ken?” tanya Alfred
“Entahlah! Aku sangat malas bertemu dengan wanita itu. Untung saja ia mengalami amnesia, jadi aku tidak perlu berpura – pura romantis di depan orang tuanya.” Jawab Keenan.
“Tapi jika kau tidak datang untuk menjenguknya lagi, aku yakin daddy mu pasti akan melakukan sesuatu pada mu lagi!” sahut Alfred sekedar mengingatkan Keenan karena ayah dan anak itu sama – sama memiliki otak yang licik.