NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:335
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang...

"Dimana buku catatanku itu?!" Auryn sejak tadi mondar mandir menggigit jarinya karena terserang panik.

Ia sekarang berada di kamarnya dan ia baru sadar catatan tentang novelnya telah hilang, seingatnya ia terakhir kali membaca dan membuka buku itu tadi siang di perpus.

"Apakah tadi aku meninggalkannya di perpus? semoga besok masih ada dan tak ada yang membaca isinya." Gumamnya dengan khawatir.

Ia tak bisa datang ke sekolah hari ini untuk pergi ke perpus karena hari sudah hampir jam sepuluh malam, ia memang sangat bodoh bisa-bisanya ia melupakan buku yang sangat penting itu.

Dia sangat teledor, rahasia dunia fantasi ini akan terbongkar. Bahkan ia tak akan pernah bisa membayangkan jika yang menemukan buku itu adalah antagonis pria.

"Dia tak mungkin tertarik dengan buku itu dan membawanya bukan?" Gumamnya dengan khawatir, karena terakhir ia membawa buku itu juga terakhir ia bertemu dengan Fredo.

"Huft, sial sial sial!" Ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

"Oke tenang, tenang Auryn masih ada kemungkinan buku itu masih ada dan kau juga tak menuliskan nama secara terang sehingga tak mungkin orang tau." Gumamnya sambil mengambil nafas lalu membuangnya seakan merilekskan dirinya agar tetap tenang.

Auryn kemudian memilih untuk memejamkan matanya dan segera tidur karena ia besok harus bangun pagi dan pergi ke perpus sepagi mungkin bahkan sebelum anak lainnya datang.

......................

Kamar serba nuansa hitam itu begitu sepi, tak ada suara lain selain suara kertas terbalik yang telah selesai dibaca dan menuju halaman selanjutnya.

Fredo, pria yang kini sedang duduk sambil membaca buku yang ia kira buku diary milik gadis yang seperti tikus lari dari kucing saat bertemu dengannya itu.

Setiap halaman yang ia baca alisnya berkerut, ia tak paham namun ia tetap membaca buku tersebut.

Sudah dua jam ia berdiam diri membaca buku itu hingga halaman terakhir.

"Apa dia menuliskan semua ini?" Gumam Fredo.

Dia bingung dan juga merasa penasaran, bagaimana gadis itu tahu seperti seorang yang telah memprediksi dan melihat masa lalu seseorang.

"Dan bagaimana ia tahu masa lalu Ny dan masa lalu ku." Gumamnya dengan dingin.

Itu adalah hal yang berada di pikiran Fredo kali ini, karena mereka tak dekat bahkan dia baru bertemu dengannya waktu SMA ini bahkan keliatannya gadis itu juga tak pernah mengikutinya selama ini.

Tapi kenapa? kenapa ia tahu masa lalu kelamnya, kenapa juga gadis itu bisa tahu bisnis gelap yang ia jalankan?

"Sial, siapa gadis itu sebenarnya." Gumamnya dengan dingin.

"Kenapa dia seakan tahu semua murid yang sekarang sedang banyak diperbincangkan itu? bahkan tentang anak baru?" Ucapnya, walaupun ia tak tahu siapa anak baru yang sedang menjadi obrolan panas teman sekelasnya namun ia masih memiliki telinga untuk mendengarkannya walau ia tak peduli.

Tapi gadis yang memeluknya pertama kali dikala trauma yang ia alami datang hadir, semua terasa aneh. Dan kenapa juga gadis itu menuliskan dia akan dekat dengan anak baru itu?

Jika tentang Naren dan dia maka itu akan mungkin terjadi adanya perselisihan karena kita memang sejak dulu saling membenci satu sama lain.

Tapi kenapa ia menuliskan AKHIR YANG

TRAGIS UNTUK SANG ANTAGONIS DAN PROTAGONIS MENDAPATKAN KEBAHAGIANNYA.

Itu adalah halaman terakhir yang gadis itu tulis.

"Siapa Antagonis dan protagonisnya?" Ucapnya dengan bertanya pada dirinya sendiri.

Karena gadis itu tak menuliskan siapa antagonis dan protagonis di dalam buku ini, itu yang membuatnya penasaran sampai sekarang.

Namun ia masih bisa melihat tulisan yang dicoret. Ia membaca apa yang ditulis pada kalimat yang telah di coret tersebut.

"Pertemuan N dengan G dengan tak sengaja saat mereka bertabrakan di jalan menuju kelas."

"Pembullyan E pada G yang berakhir G masuk uks yang ditolong oleh geng S.

"E ditampar H karena ulah E yang keterlaluan."

"Perjodohan E dan H yang akan bertunangan minggu depan."

Itu adalah sebagian yang Fredo bisa baca karena yang lain tak jelas karena sudah di coret oleh pemilik buku ini.

Bahkan ada tambahan kata dibawah tulisan itu yang bertuliskan alur yang berubah saat ia mencoret dan menuliskan tulisan kecil yang tak terlalu jelas ia baca karena tinta yang sangat tebal itu seperti tulisan acak-acakan karena terburu-buru menulisnya di tempat garis kecil itu.

Siapa G? dan Siapa E? itu adalah pertanyaan yang muncul di otaknya sekarang.

Sepertinya ia harus mencari tahu terlebih dulu masalah ini dan mencari tahu inisial nama siapa yang dituliskan oleh gadis itu sehingga ia bisa mengerti siapa yang akan berakhir tragis disini karena ia tahu jika N adalah Naren dan untuk geng S adalah Stofor.

Ia pun akhirnya menutup buku sampul hitam itu dan menyimpannya di laci kamarnya, ia akan menyimpan buku itu sampai ia menemukan jawaban akan rasa penasarannya karena entah mengapa ia merasa ini semua juga menyangkut dengan dirinya.

......................

"Bos lo suka dengan Gisella?" Pertanyaan dari Elang membuat semua orang melihat ke arah pria itu.

Mereka kini sedang berkumpul di markas karena memang setiap hari mereka akan berada disana untuk bersenang-senang ataupun hanya untuk membahas project yang akan mereka lakukan.

Naren yang mendapatkan pertanyaan itu menaikkan alisnya.

"Apa maksud lo?" Tanya Naren dengan dingin.

"Ya kulihat akhir-akhir ini lo sering berduaan dengan gadis itu. Apalagi kalau kita datang jenguk lo pasti sudah ada dia." Jawab Elang karena ia penasaran dengan kehidupan pribadi bosnya tersebut yang tak pernah dekat dengan wanita itu.

"Tidak." Ucapnya dengan malas.

"Tapi kenapa lo sering tersenyum saat bersama dengannya?"

Naren terdiam, ia juga tak tahu apa yang terjadi dengannya. Dia juga merasa tak merasa ia sedang jatuh cinta tapi kenapa saat ada gadis itu ia terasa harus tersenyum dengannya dan harus bersikap baik dengannya bahkan melindunginya saat dia sedang tak baik-baik saja.

Namun setelah itu perasaannya kembali datar apalagi saat jauh dengan gadis itu bahkan ia tak pernah sedikitpun mengingat dia jika Elang tak menanyakannya.

Ia malah mengingat gadis lain yang bahkan tak pernah berinteraksi lebih dengannya.

Ada apa dengannya sebenarnya?

"Eh kalian tau? besok sudah mulai perayaan ulang tahun Auryn, satu minggu penuh kita tanpa belajar di kelas." Ucap Rion.

"Serius? dapet kabar dari mana lo?" Tanya Elang dengan antusias.

"Dari temen kelas." Ucap Rion.

Mereka memang tadi tak masuk sekolah karena menjemput bos mereka yang baru bisa pulang dari rumah sakit dan bermain game di rumah bosnya tersebut.

"Gila sih, anak pemilik sekolah langsung mengadakan perayaan besar-besaran yang membuat murid bahagia. Hahaha." Ucap Elang dengan sangat antusias.

"Sekelas Queensha Group tentu saja akan merayakan ulang tahun anaknya dengan meriah bahkan nanti ada pesta di hari H Auryn ulang tahun, bukankah itu seru kita dapat cari gadis untuk kita dekati. Haha." Ucap Rion dengan senang.

"Benar apalagi Auryn sekarang ulang tahun ketujuh belas tahun, sudah pasti acaranya harus spesial." Ucap Angkasa yang menimpali.

Naren hanya mendengarkan apa yang mereka ucapan dan Haizar bermain game tak peduli dengan sekitar.

Naren berpikir apakah dia juga perlu mendekati Auryn?

Gadis lain yang ia maksud berada di pikirannya selalu adalah Auryn, padahal gadis itu tak melakukan apapun untuk menarik perhatiannya tapi entah kenapa ia seolah jadi pusat perhatiannya.

"Bos lo akan ngasih kado apa nanti?" Tanya Elang.

"Lo masih bertanya? dia pasti tak akan memberikan apapun, lo kira bos kita mau memikirkan dan memberikan sesuatu kepada orang yang tak penting baginya?" Jawab Rion.

"Apa cewe suka berlian?" Tanya Naren tiba-tiba.

Elang dan Rion langsung saling berpandangan bahkan Haizar yang tadinya bermain game langsung melihat ke arah ketua gengnya tersebut.

Angkasa juga sama saja.

"Bos tadi lo tanya apa?"

"Ck, lupakan." Ucap Naren dengan kesal langsung pergi meninggalkan markas tersebut.

"Tadi gue gak salah dengarkan?" Tanya Rion pada Elang.

"Gue juga dengar tadi."

"Oke mari kita taruhan, siapa yang bos kita sukai Auryn atau Gisella?"

Rion mengajak taruhan pada sahabatnya tersebut, mereka memiliki dua gadis untuk dipilih dan sama kuatnya.

"Gue sih pilih Gisella, secara bos sama Gisella klop banget apalagi sering suap-suapan saat di rumah sakit." Ucap Elang dengan percaya diri.

"Kalau gue pilih Auryn, lo tahu aura Auryn sekarang membuat pria disekolah tertarik sekarang bahkan ada grup fans nya dan pastinya Naren suka Auryn juga." Ucap Rion dengan penuh yakin.

"Lo pilih apa Zar, Kas?" Tanya Rion pada sahabatnya tersebut.

"Gue pilih Gisella." Jawab Angkasa.

"Auryn, jika gue salah maka apartemen mewah gue di jakarta milik lo." Ucap Haizar dengan santai.

"Oke jika gue kalah motor merah kesayangan gue jadi taruhannya." Ucap Angkasa

"Gue Villa yang ada di bali. Lo apa Lang?"

"Mobil sport keluaran terbaru yang gue miliki." Ucap Elang dengan yakin.

"Oke deal, kita liat satu bulan lagi siapa yang paling bos kejar berarti bos suka dengan gadis itu." Ucap Rion dengan senyum miringnya dan semuanya mengangguk setuju.

......................

Jam lima pagi Auryn bangun, lebih awal dari sebelumnya karena ia harus masuk sebelum jam enam pagi.

Setelah ia memakai seragamnya dan bersiap ia menyempatkan dirinya untuk sarapan terlebih dahulu dan mengatakan pada bi Dira jika ia membawa bekal makanan hari ini karena ia tak ingin pergi ke kantin lagi.

Ia memakan roti selai blueberry tersebut dengan lahap selagi menunggu bi Dira menyiapkan bekal makanan untuknya.

Kebetulan mamanya baru saja turun dari kamarnya dan menuju ke ruang makan.

"Sayang, kau sudah ingin berangkat? jam berapa ini? bukankah sekolahmu hari ini adalah hari bebas karena kau sedang berulang tahun?" Tanya mama Analise pada anak semata wayangnya tersebut.

"Iya ma, ada buku di perpus yang ketinggalan. Aku takut buku itu hilang." Ucap Auryn.

Mama Analise yang mendengar itu mengangguk paham.

"Jangan lupa selain perayaan di sekolahmu, di rumah juga akan ada perayaan namun hanya mengundang teman dekatmu saja dan kolega papa dan mama akan datang juga." Ucap mama Analise yang membuat Auryn tersedak.

"Kau kenapa, makan yang pelan jangan sampai tersedak." Omel mama Analise sambil memberikan segelas susu pada anaknya tersebut.

Auryn masih terbatuk dan menerima segelas susu dari mamanya tersebut dan meminumnya dengan segera.

Setelah lega, ia langsung melihat ke arah mamanya tersebut.

"Ma bukankah perayaan di sekolah sudah cukup dan bahkan terkesan berlebihan, tapi kenapa di rumah juga ada perayaan?" Ucap Auryn tak setuju.

"Kau anak kami satu-satunya bagaimana bisa ulang tahun ke tujuh belasmu hanya seperti itu, acara ini juga bagus untukmu kedepan dan membangun relasi yang lebih luas apalagi pasti anak-anak kolega papamu ikut kan siapa tahu ada yang kau suka." Ucap mama Analise dengan tersenyum.

Auryn memutar matanya dengan malas. Ia pun segera menghabiskan sarapannya dan mengambil bekal makan siang yang sudah disiapkan bi Dira tersebut.

"Auryn berangkat dulu." Pamit Adalah sambil bersalaman dengan mamanya tersebut dan tak lupa mencium pipi wanita cantik yang ia sebut mama itu dengan singkat kemudian langsung pergi ke depan dimana pak Adit sudah menunggu.

Mama Analise yang melihat itu tersenyum.

"Kenapa ia begitu cepat besar." Gumamnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!