Dijebak oleh sahabat dan atasannya sendiri, Adelia harus rela kehilangan mahkotanya dan terpaksa menerima dinikahi oleh seorang pria pengganti saat ia hamil. Hidup yang ia pikir akan suram dengan masa depan kacau, nyatanya berubah. Sepakat untuk membalas pengkhianatan yang dia terima. Ternyata sang suami adalah ….
===========
“Menikah denganku, kuberikan dunia dan bungkam orang yang sudah merendahkan kita."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 ~ Aku Punya Syarat
Bab 27
Adel dan Abi sudah berada dalam taksi. Saling membisu setelah apa yang terjadi. Ucapan Zahir dan Mona memicu emosi Abi. Hatinya mengump4t, meski berusaha menahan dan tidak menunjukan pada Adel.
Menoleh ke samping, Adel menatap ke luar jendela. Dahinya mengernyit mendapati tubuh istrinya berguncang pelan dan tangannya mengusap hidung serta wajah.
Ya Tuhan, batin Abi.
Ia merasa emosi sendiri, ternyata Adel lebih tersakiti. Hinaan yang diterima di depan suaminya dan hal itu dilakukan oleh sahabat dan atasan yang sudah menghancurkan hidupnya. Wajar kalau ia merasa hancur.
Abi menggeser duduknya mendekati Adel lalu merangkul bahu wanita itu. Ternyata Adel menolak dengan menggerakan bahu, tidak ingin disentuh dan merapatkan tubuhnya pada pintu mobil. Tidak menyerah, Abi kembali merangkul dan meraih tubuh Adel ke dalam pelukannya. Tangis Adel pecah dalam pelukan suaminya.
“Maaf ya, seharusnya aku tidak seegois tadi. Seharusnya aku pikirkan perasaan kamu dan kita langsung pergi.” Tangan Abi mengusap pelan punggung Adel bahkan ia mencium pelan kepala wanita yang masih terisak di pelukannya.
“Aku malu mas,” ucap Adel.
“Lupakan saja, mereka yang tidak tahu malu.”
Emosi Abi seperti tidak terkendali, malam ini juga ia harus temui Kemal. Saat taksi sudah berhenti di depan kediaman orangtua Adel, Abi langsung pamit. Dengan alasan kunci ruangan divisi marketing terbawa olehnya.
“Kamu istirahat, nggak usah tunggu aku. Papa sudah kasih kunci cadangan, jadi aman. Pagarnya di selot saja, nanti aku yang gembok.”
Adel mengangguk dan tidak bersuara. Tangan Abi terulur untuk mengusap jejak basah di wajah itu dan sentuhan pelan di kepala.
“Jangan nangis, nanti jelek. Kamu cantik kalau senyum.”
“Gombal,” sahut Adel memukul pelan dad4 Abi yang tergelak. “Hati-hati ya.”
“Iya, pasti aku hati-hati. Ada yang perhatian dan nungguin di rumah masa mau sembarangan.”
“Mas Abi, ih.”
Abi kembali tergelak. “Ya udah masuk sana.” Setelah Adel masuk ke rumah, Abi menutup pintu pagar. Lalu menatap sekeliling, ia menghampiri mobil SUV berwarna gelap yang terparkir tidak jauh dari kediaman Adel.
Mengetuk kaca jendela mobil itu. Perlahan kacanya turun ada dua orang pria berada di kabin depan. Abi menunduk untuk menatap kedua orang itu.
“Kalau gue mafia lo berdua udah m4mpus dari tadi,” cetus Abi. “Buka pintu dan antarkan gue temui majikan lo berdua.”
Kedua pria itu saling tatap
“Maaf anda salah sangka, kami ….”
“Halah, nggak usah mengelak. Gue tahu kalian suruhan Indra Daswira untuk buntuti kemana gue pergi. Sekarang antarkan gue temui dia.”
***
“Dia ada di sini?” tanya Abi saat mobil berhenti di lobby sebuah restoran mewah. Terlihat penampilan pengunjung yang datang dan pergi bukan orang biasa, sangat berkelas.
“Saya sudah kabari kalau anda akan kemari,” ujar pria yang berada di samping pengemudi.
“Oke.”
Abi keluar dari mobil dan memasuki restoran itu. Ia sempat dihentikan penjaga keamanan dengan penampilannya yang terlihat tidak premium. Menanyakan keperluan Abi karena semua yang datang harus reservasi.
Abi menyebut nama Indra Daswira, tapi ama tersebut tidak ada dalam list reservasi. Penjaga keamanan mengarahkan Abi untuk meninggalkan tempat itu dan tidak mengganggu jalur masuk ke dalam resto.
Alih-alih pergi Abi menghubungi Kemal.
“Gue di depan, Indra masih lama nggak?” tanya Abi saat panggilan terjawab.
Terdengar Kemal mengump4t di ujung sana. “Indra itu bapak lo, yang sopan jadi orang. Di depan mana yang lo maksud?”
Menyebut nama restoran di mana dia berada lalu mengakhiri panggilan. Kembali di usir oleh penjaga keamanan, sampai akhirnya Kemal datang dan mengatakan kalau Abi memang tamunya.
“Gue sebut nama Indra, katanya nggak ada reservasi atas nama dia. Memang atas nama siapa?”
“Ck, harusnya lo bilang kalau lo anak yang punya tempat ini,” ujar Kemal sambil berjalan menuju ruangan di mana Indra berada.
“Hah, jadi tempat ini punya Indra Daswira. Wah, keren juga. Gue baru tahu.” Abi menatap sekeliling restoran, bukan orang sembarangan yang menikmati hidangan di sana.
“Tumben mau temui Pak Indra. Apa sudah berubah pikiran?”
“Kapan diumumkan pengganti direktur baru?”
“Minggu depan. Pak Indra ingin percepat,” sahut Kemal. Mereka sudah berada di depan sebuah ruangan di mana ada yang berjaga di depan ruangan itu. Penjaganya bukan petugas dengan seragam security melainkan setelan hitam seperti bodyguard.
“Kenapa dipercepat, apa Papi terbujuk oleh wanita ular yang merekomendasikan putranya.”
“Lo tanya sendiri,” sahut Kemal lalu meninggalkan Abi karena pintu ruangan terbuka. Keluarlah beberapa orang pria yang masih berbincang dan akhirnya saling jabat tangan
Abi memperhatikan, ia mengenal dua orang yang baru saja bersama dengan Papinya. Pengusaha yang mungkin juga rekanan bisnis. Bahkan kedua tamu Indra ditemani oleh sekretaris dan bodyguard saat meninggalkan tempat itu.
Indra menatap Abi yang juga menatapnya. Langsung berbalik kembali memasuki ruangan. Kemal memberi isyarat agar ia ikut ke dalam.
Dua orang pelayan langsung sigap membersihkan meja makan, sedangkan Indra berada di sofa yang juga ada di ruangan itu. Abi mendessah pelan dan ikut menuju sofa, Kemal masih berdiri di samping Indra.
“Kamu kemari untuk minta maaf karena menikah diam-diam atau penasaran dengan kondisi perusahaan?”
Abi menempati sofa berhadapan dengan Indra.
“Tidak keduanya,” jawab Abi. “Apa pel4cur itu berhasil merayu Indra Daswira dan menjadikan putranya menjadi penerus Digital Solution Company.”
“Jangan kurang ajar, aku ini papi kamu,” pekik Indra.
Abi berdecak lalu bersandar pada sofa. Kemal mengangguk lalu meninggalkan ruangan, memberi ruang untuk ayah dan anak itu bicara.
“Aku tanya, apa papi dekat lagi dengan pel4cur itu?” tanya Abi.
“Maksud kamu, Murni?”
“Ya siapa lagi.”
“Papi sudah meninggalkan dia jauh di belakang. Prioritas papi sekarang itu … kamu. Kamu, Abimanyu Daswira.”
“Apa buktinya?”
“Pulang dan kembali ke Papi, lihat sendiri buktinya. Mana perempuan itu, menantuku?”
“Belum waktunya.”
“Lalu kapan, papi sudah tua. Harus tunggu sampai kapan. Apa kesepian papi selama ini tidak cukup menebus kesalahan dan dosa pada mami kamu?”
Abi mendessah lagi, pandangannya tertuju pada wajah sang papi. Meski masih terlihat gurat ketampanan dan tubuh yang gagah, tapi umur yang sudah renta tidak bisa disembunyikan. Ada rasa iba dalam hatinya. Seharusnya di usia itu, Indra sedang menikmati masa tua dengan keluarganya bukan masih disibukkan dengan urusan dunia.
“Secepatnya, tapi aku punya syarat,” ujar Abi dengan senyum smirk.
Lagi bucin²nya suamimu..
🥹🥹🥹🥹🥹
anak yang terlahir dan dididik dari seorang pelakor mank beda yaaaa...
ngeri bener...gak takut dosa ke orang tua...
ya mau gimana lagi,sepak terjang emaknya aja dia tau,jadi ya hilang rasa hormat anak ke ibunya...
ayooook cari cara lain lagi ...
yang lebih dahsyat rencana nya...
yang bisa sekali tepuk kamu dan moda langsung ikutan modar
ada aja ya pemikiran mu Del 😆😆😆