NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Reina

Ibu Susu Untuk Reina

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Janda / Hamil di luar nikah / Romansa / Ibu susu
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Gendis baru saja melahirkan, tetapi bayinya tak kunjung diberikan usai lelahnya mempertaruhkan nyawa. Jangankan melihat wajahnya, bahkan dia tidak tahu jenis kelamin bayi yang sudah dilahirkan. Tim medis justru mengatakan bahwa bayinya tidak selamat.

Di tengah rasa frustrasinya, Gendis kembali bertemu dengan Hiro. Seorang kolega bisnis di masa lalu. Dia meminta bantuan Gendis untuk menjadi ibu susu putrinya.

Awalnya Gendis menolak, tetapi naluri seorang ibu mendorongnya untuk menyusui Reina, putri Hiro. Berawal dari menyusui, mulai timbul rasa nyaman dan bergantung pada kehadiran Hiro. Akankah rasa cinta itu terus berkembang, ataukah harus berganti kecewa karena rahasia Hiro yang terungkap seiring berjalannya waktu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Jalan-Jalan

Malam itu, rumah terasa sunyi. Lampu ruang keluarga temaram, hanya menyisakan bayangan yang memanjang di dinding. Hiro berdiri sejenak di depan pintu kamar, mendengar suara pelan dari dalam sana.

Desahan napas, isak yang tertahan, atau mungkin hanya pikirannya sendiri yang bermain-main. Hiro mengetuk pintu perlahan.

"Gendis?"

Tak ada jawaban. Hanya keheningan yang Hiro dapatkan. Lelaki tersebut mulai mengangkat lengan dan mendaratkan tangan ke atas tuas pintu.

Hiro membuka pintu sedikit, mengintip ke dalam. Gendis duduk di tepi tempat tidur dengan Reina di pangkuannya, memeluk bayi itu seolah takut dia akan menghilang kalau dilepaskan. Rambutnya berantakan, pipinya masih basah.

"Gendis," panggil Hiro lagi, kali ini lebih lembut.

Perempuan itu mendongak dengan mata yang merah. Tidak ada kata-kata keluar dari bibirnya. Hanya ada isak tangis yang tersisa di antara napas pendeknya.

Hiro mendekat, duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang. Suasana hening kembali turun di antara mereka, hanya terdengar suara napas Reina yang teratur.

"Kamu kelihatan lelah," ucap Hiro akhirnya. "Ada yang mau kamu ceritakan?"

Gendis menggeleng pelan. Jemarinya membelai lembut rambut bayi itu, tetapi bahunya tegang.

Hiro memperhatikan wajahnya. Ada sesuatu di balik kebisuan itu. Perang yang tidak terlihat, perasaan yang dia pendam sendiri.

"Aku tahu hari ini berat buatmu," lanjut Hiro. "Tapi kamu nggak sendirian. Kalau ada yang kamu takutkan, kamu bisa cerita. Aku di sini."

Gendis menunduk lebih dalam. Bibirnya bergetar, tetapi tak ada suara yang keluar. Hanya setitik air mata yang jatuh, membasahi selimut.

Hiro merasakan dada kirinya mengencang. Dia ingin bertanya lebih jauh, memaksa, tetapi tatapan kosong Gendis membuatnya urung. Ada tembok tinggi di sana, tembok yang mungkin akan runtuh kalau disentuh terlalu keras.

Akhirnya Hiro hanya menghela napas. Dia bangkit, berjalan ke sisi lain kamar, lalu kembali membawa segelas air.

"Minum dulu."

Gendis menerima gelas itu tanpa kata, menyesapnya perlahan. Rasa air yang dingin membuat tenggorokannya sedikit lega, tetapi hatinya tetap bergetar.

Beberapa menit berlalu dalam diam. Hiro duduk di kursi dengan punggung sedikit membungkuk, kedua sikunya bertumpu di lutut. Dia menatap Reina yang sudah tertidur di pelukan Gendis.

"Besok aku ada waktu," kata Hiro.

"Kita bisa jalan sebentar, kalau kamu mau. Udara segar mungkin bisa bikin kamu merasa lebih baik."

Gendis mengangguk pelan, meski sorot matanya masih jauh, seakan dia berada di tempat lain. Hiro berdiri, melangkah menuju pintu. Namun sebelum keluar, dia berbalik.

"Gendis," Suara Hiro terdengar mantap kali ini.

"Kamu ibu yang baik. Reina beruntung punya kamu."

Gendis terdiam. Kata-kata itu seperti batu kecil yang dilempar ke permukaan air, membuat riak dalam dadanya. Dia menggigit bibirnya, menahan sesak yang tiba-tiba membuncah.

Ketika pintu tertutup, tangisnya pecah lagi, kali ini tanpa suara. Dia memeluk Reina lebih erat, merasakan detak jantung mungil itu menenangkan dirinya. Ada rasa takut yang tak bisa dia jelaskan—takut kehilangan, takut kebenaran yang akan dia temukan dari rekam medis, takut hatinya hancur lagi. Namun di balik semua itu, ada harapan kecil yang tetap menyala.

Di kamar sebelah, Hiro berdiri lama menatap langit-langit. Percakapan dengan Nana terus terputar di kepalanya. Dia tahu kekhawatiran itu masuk akal. Gendis memang terlihat rapuh. Akan tetapi, di matanya dia juga melihat seseorang yang sedang berjuang mati-matian keluar dari trauma masa lalu.

Hiro menghela napas, meraih ponselnya. Jempolnya mengetik pesan singkat ke dokter penanggung jawab Reina.

Dok, saya ingin memastikan lagi kondisi ibu susu Reina. Bisakah kita jadwalkan pemeriksaan psikologis ringan? Saya hanya ingin memastikan semuanya aman.

Pesan terkirim. Hiro menaruh ponselnya di meja, lalu duduk sambil memijit pelipis.

"Aku hanya ingin semuanya baik-baik saja," gumam Hiro pada diri sendiri.

 ***

Keesokan paginya, sinar matahari menembus gorden, menggambar garis-garis cahaya di lantai. Gendis berdiri di depan cermin, menatap wajahnya sendiri. Kantung matanya menghitam, tetapi ada sedikit tekad di sorot matanya.

Tak lama berselang terdengar ketukan di pintu. Gendis menatap bayangan pintu yang perlahan terbuka melalui cermin. Kini di ambang pintu sosok Hiro hadir.

"Gendis? Sudah siap?" suara Hiro terdengar dari luar.

Gendis menarik napas panjang. Tangannya menyentuh pipi Reina yang masih tertidur. Bayi itu tersenyum dalam mimpi, seolah memberi kekuatan pada Gendis.

Hari ini Gendis memutuskan untuk keluar, menghadapi udara segar, meski di dadanya masih bersarang ribuan pertanyaan. Di balik semua rasa takut Gendis tahu satu hal, dia tidak bisa berhenti berjuang—bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk bayi kecil itu.

Perlahan Gendis beranjak dari kursi. Berat untuk meninggalkan Reina karema ada banyak ketakutan kehilangan bayi itu. Namun, Gendis mulai berpikir untuk menjernihkan pikiran demi Reina.

"Ibu pergi dulu, Rei. Sama Nana dulu, ya? Ibu sudah memerah ASI untukmu, semoga cukup selama ibu pergi." Gendis tersenyum tipis, kemudian mendaratkan sebuah kecupan pada dahi bayi mungil tersebut.

"Ayo," ajak Hiro lagi ketika melihat Gendis terlihat berat meninggalkan Reina.

Gendis kembali menegakkan punggung. Langkahnya begitu pelan, seakan penuh keraguan ketika menghampiri Hiro. Lelaki tersebut berjalan lebih dulu, sementara Gendis berjalan beberapa langkah di belakang, memperhatikannya dengan pandangan hati-hati. Udara dingin membuat napas mereka berembun.

“Sudah siap?” suara Hiro pelan, seolah takut memecahkan ketegangan yang sejak pagi menggantung di udara.

Gendis tidak langsung menjawab. Tangannya meremas ujung jaket, matanya menatap halaman kosong. Sejenak dia tampak seperti anak kecil yang dipaksa masuk sekolah untuk pertama kali.

“Gendis.” Hiro mendekat, jemarinya menyentuh ringan bahu Gendis.

“Kita hanya jalan-jalan. Tidak ada yang akan menyakiti kamu.”

Gendis menghela napas panjang, lalu akhirnya melangkah keluar. Pintu menutup di belakang mereka, meninggalkan keheningan yang terasa menekan dada.

Di dalam mobil, perjalanan berlangsung tanpa suara. Hanya dengung mesin dan suara ban menyentuh aspal yang terdengar. Gendis menatap keluar jendela, memperhatikan pohon-pohon yang lewat seperti bayangan cepat. Di kaca, bayangan wajahnya sendiri tampak pucat.

Mobil berhenti di depan sebuah bangunan dengan papan nama sederhana. Gendis mematung. Pandangannya menempel pada pintu kaca di depan, seperti menghadapi gerbang yang akan menelannya.

“Untuk apa kita ke sini? Kamu tidak mengatakan akan membawaku ke tempat seperti ini. Kamu bohong! Aku nggak mau masuk!” gumam Gendis dengan suara lirih.

1
ovi eliani
ayo hiro perjuangkan cinta mu untuk gendis dan reina kamu sdh tetlalu banyak ikut campur dalqm kehidupan mereka , semoga kalian bersatu , semangat thor
Bisa Pesan Cover di Saya: awawaw

makasih udah disemangati 😍😍😍
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hiro saingan mu dah muncul klo g gercep kduluan ntar🤣
Bisa Pesan Cover di Saya: Wkwkwk aku mau bikin tim HiroGen oleng 🤣🤣🤣
total 1 replies
AlikaSyahrani
semanģat gendis🦾🦾🦾 tunjukkan bahwa kamu mampu
AlikaSyahrani
kamu harus kuat gendis iklaskan anakmu mungkin alloh sangat sayang ama anakmu hinggah dia kembalidipangkuannya
tiara
apakah Aksara orang yang pernah menykai Gendis dimasa lalu ya.tapi mengapa Gendis seolah ridak mengenalnya
Esther Lestari
lho Aksara kenal Gendis sebelumnya....siapa Aksara kenapa Gendis tdk mengenalinya
tiara
semangat Gendis semoga semua berjalan lancar💪
Esther Lestari
semangat Gendis
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya😌
total 1 replies
Esther Lestari
Gendis semangat menata masa depan yang baru dengan Reina😍
tiara
semangat Gendis kamu pasti bisa membesarkan Reina walau sendirian
Tutuk Isnawati
bagus ceritanya
Esther Lestari
terharu....akhirnya Reina bisa kamu peluk kembali Gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: awawaw makasih udah ngikutin sampai sejauh ini kakk
total 1 replies
Esther Lestari
Yumi gila....demi tetap mempertahankan Reina anak yg diadopsi secara ilegal, malah menyuruh orang untuk membunuh Ayaka justru yg tertembak Reiki suaminya sendiri
Bisa Pesan Cover di Saya: Udah nggak waras emang Yumi ini🤣
total 1 replies
Esther Lestari
siapa lelaki berjas hitam itu. jangan sampai Ayaka bersaksi yg memberatkan Gendis
Esther Lestari
Ayaka kah yang datang menemui Gendis ?
Semua bersumber dari otak jahat Reiki
Dini Anggraini
Bunda author sudah di kasih berapa milyar polisinya kok malah memihak pada orang yang salah. Reiki dan Yumi adopsi anak dengan surat palsu dan perkosa, ambil paksa anak orang lain gak di penjara malah Hiro dan Gendis yang di penjara? Ayaka suatu saat karma menantimu entah itu kamu apa keturunanmu akan merasakan bagaimana rasanya jadi Gendis sakit banget. 🙏🙏🙏😆😆
Dini Anggraini: ya bunda 👍👍👍😍😍😍😍
total 3 replies
ovi eliani
jadi sebel bacanya, ayo gencatan senjata kita indonesia jepang. jgn mau kalah hubungi dubes indonesia minta pertolongan dong. ngaak ada perdamaian
Bisa Pesan Cover di Saya: Sabar kakkk, pelan-pelaaaan🤣
total 1 replies
Tutuk Isnawati
reiki kmu bener2 jahat udah hncurin msa depan gendis masih ambil anknya pula.knapa ga mati aja kmren kmu reiki
Bisa Pesan Cover di Saya: Mati gak tuh 🤣
total 1 replies
Tutuk Isnawati
ternyata penjahatnya si reiki
Dini Anggraini
Kenapa Hiro dan Gendis harus takut malahan bagus bila polisi ikut campur kan itu adopsi ilegal awalnya rieki memperkosa gina lalu anaknya di rebut paksa dari gina ibunya. Yang menang kan bisa jadi gina dan Hiro sedangkan Yumi dan reiki masuk penjara merebut paksa yang bukan miliknya. 🙏🙏😍😍😍
Dini Anggraini: sama2 bunda😆😆😆
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!