Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14
Jake bingung sendiri memilih pakaian apa yang akan dikenakannya malam ini. Dia susah seperti pertama kali kencan saja. Padahal dia sudah sering kencan. Tapi kali ini berbeda.
"Ahk..." Jake mengacak rambutnya frustasi karena tidak tau apa yang harus di pakainya malam ini.
Sedangkan Hana, yang kebetulan melewati kamar putranya pun mencoba menghampirinya.
"Jake, ada apa sayang?" tanya Hana melihat putranya berguling-guling di atas tempat tidurnya.
"Ada apa? Apa kakak kamu berulah lagi?" tanya Hana yang tau betul seperti apa anak-anaknya jika sudah di rumah.
"Bukan gitu, Ma. Cuma gimana ya, aku bingung mau pake baju mana." jawabnya jujur.
"Maksudnya gimana sih? Mama gak ngerti deh."
"Kapan sih aku terakhir belanja baju, Ma? Kok kayaknya baju di lemari aku itu-itu aja deh." Hana terkejut mendengar apa yang Jake katakan.
Bukankah kemaren dia baru belanja? Kenapa sekarang tiba-tiba bicara tidak memiliki baju? sedangkan yang di lemari itu hampir penuh semua.
"Sekarang coba bilang ke mama deh, kenapa kamu bilang gak punya baju sedangkan di lemari kamu aja masih banyak pakaian yang masih ada prince tag-nya."
"Hah? Masak sih, Ma?" Jake tidak percaya dengan apa yang di katakan mamanya. Apakah memang benar jika pakaiannya masih banyak yang ada harganya.
Dia membuka lemarinya dan ternyata memang benar, masih banyak yang ada harganya.
Hana pun berinisiatif mengambilkan setelan untuk di pakai putranya malam ini.
"Mama gak tau kamu mau kemana. Tapi kalau hanya acara biasa aja mama rasa ini cocok untuk kamu pakai." ucap Hana yang memberikan pakaian pilihannya untuk di pakai Jake malam ini.
Jake dengan berat hati menerima pilihan mamanya. Karena tidak tau harus memakai apa, akhirnya dia memilih untuk memakai hasil pilihan mamanya. Bahkan sebelum mamanya pergi, Jake masih sempat mendapatkan godaan yang membuatnya tercengang.
"Semoga cewek itu anak baik-baik ya, sayang. Jangan lupa kenalin ke mama dan papa ya."
"Oh God! Mam, please. Don't tease me like that." ujar Jake yang selalu tau sikap mamanya.
"Oke, have fun Jake. Ingat, jangan pulang larut malam oke."
"Oh, come on mom." gumam Jake yang mulai lelah menghadapi sikap mamanya.
Akhirnya, setelah melewati perjalanan panjang, Jake pun sampai di komplek perumahan elit tempat di mana keluarga Alana tinggal.
"Beneran ini gak sih, anjir?" gumam Jake melihat rumah mewah yang terpampang nyata di depannya saat ini.
"Cari siapa, Mas?" tanya satpamnya ketika melihat ada orang di depan rumahnya majikannya.
"Saya temennya Alana, pak. Bener ini rumah Alana?" tanya Jake untuk memastikan apakah rumah ini benar rumah Alana atau tidak.
"Oh, temennya non Alana. Silahkan masuk, Mas. Di dalam udah banyak yang datang tuh." jawab satpam rumah Alana.
Jake yang dipersilakan masuk pun semakin terpukau dengan keindahan rumah ini. Padahal dia juga sudah terbiasa tinggal di kalangan mewah. Bahkan dia lahir di Australia dulunya.
"Eh, tunggu dulu deh. Kok katanya udah ada yang datang? Emangnya siapa aja yang datang? Atau jangan-jangan-?" Jake mulai berpikiran buruk saat ini.
Apakah ada laki-laki lain selain dirinya yang datang ke rumah ini? astaga, kenapa dia jadi deg-degan begini? bagaimana jika sampai memang benar ada laki-laki lain yang datang ke rumah ini? Apa yang harus Jake lakukan nanti?
Namun, di saat dia melamun dan memikirkan semuanya. Tiba-tiba saja ada yang melihatnya.
"Loh, kakak? Mau apa kesini?" tanya Rora ketika bertemu dengan Jake.
Gadis itu terlihat mencari seseorang di belakangnya hingga membuat Jake juga ikut mencari.
"Temen kakak gak ikut kesini juga?" tanya Rora to the point.
"Siapa?" tanya Jake tidak tau dengan hal ini.
"Ituloh, kakak yang ganteng waktu itu. Siapa ya namanya? Aku lupa. Tapi yang pasti temen kakak yang waktu jadi ketua organisasi kampus deh kayaknya." jelas Rora yang membuat Jake menganggukkan kepalanya.
"Oh, Dewa?"
"Nah, iya. Kak Dewa. Gak ikut?" tanya Rora lagi.
"Gak, gue sendirian aja tuh. Soalnya-"
"Al, Alana... Ada kak siapa namanya ini?" tanya Rora suara mengegelegarnya.
"Jake." jawab Jake kaget mendengar suara gadis bertubuh mungil ini.
"Oh iya. Yuk kak, masuk aja." ajak Rora pada Jake.
Akhirnya Jake ikut masuk ke dalam rumah Alana dan dia menunggu gadis cantik yang membuatnya panas dingin itu.
***
np ft gk bs di bk
next my