NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Penggoda

Pesona Wanita Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalung Berlian 2

Pagi harinya Melisa bangun tanpa suaminya yang biasa menemani dirinya di sampingnya, karena cemas akan keadaan ibunya Melisa pun menelepon ayahnya untuk menanyakan kondisi ibunya.

Terlebih Melisa tidak diperbolehkan ayahnya untuk menemani Lusi ke rumah sakit yang saat itu menjalani operasi kanker rahimnya.

Sambungan tersambung dan tak lama diseberang sana Rudy mengangkat panggilan Melisa.

"Hallo iya Mel.....??" Sapa Rudy yang saat ini duduk di sofa.

"Ayah, gimana kabar ibu? Sudah baikan?" Tanya Melisa.

"Sudah sayang, ibu kamu sudah membaik. Memang awalnya setelah operasi ada rasa sakit di area perutnya. Tapi kata suster itu wajar karena pengaruh obat yang telah habis, jadi menimbulkan rasa nyeri." Terang Rudy dari sambung telepon nun jauh disana.

"Terus ayah hari ini pulang ke rumah tidak?" Tanya Melisa memastikan.

Pasalnya ia tidak mungkin gegabah menemui pak RT dan akhirnya tiba-tiba suaminya pulang malah mencari dirinya.

Akan ada tragedi pertengkaran bahkan akan menjadi berita gempar di perumahan itu.

Melisa ingin main aman, sebelum ia tahu cara menyelesaikan masalahnya dengan si tua pak RT yang nyebelin itu. Lebih baik Melisa mengikuti apa yang di inginkan pria itu.

"Ayah nanti langsung ke kantor Mel, kita bertemu sore ya? Kebetulan nanti malam yang jaga ibu kamu itu bibi kamu." Terang Rudy yang dalam hatinya ia tidak tega meninggalkan isteri mudanya di rumah sendiri.

"Ya sudah kalo gitu yah, nanti Melisa masakan untuk ayah."

"Oke sayang, nanti malam tunggu ayah ya. Nanti kita main lagi sampai pagi." Ajak Rudy yang ketika senyum-senyum sendiri.

"Ayah ini pikirannya kesitu mulu, ya sudah Melisa tutup dulu ya."

"Iya sayang." Jawab Rudy.

Setelah ayahnya m3nc*um jauh dari sambungan teleponnya, tak lama kemudian Lusi langsung terduduk di bahu brankar.

Pergerakan Lusi itu pun langsung membuat Rudy mendekatinya, sebenarnya Lusi dari tadi sudah bangun dari tadi karena suara dering ponsel suaminya membuat Lusi mendengarkan pembicaraan suaminya.

Ternyata dari tadi suaminya berteleponan dengan Melisa, bahkan Rudy begitu terlihat menyayangi Melisa, yang lebih Lusi takutkan jika Rudy telah mencintai anak angkatnya itu.

Akan susah untuk di pisahkan, lambat laun ia merasakan menyesal menyuruh suaminya menikahi Melisa. Kini Lusi malah merasa terabaikan semenjak Melisa menyandang gelar isteri kedua suaminya.

"Mas m3s-ra banget teleponannya, itu pasti Melisa ya?" Tebak Rudy.

Rudy yang merasa tak menyadari bahwa istrinya mendengarkan pembicaraan m3sra nya dengan Melisa menjadi kikuk dan serba salah.

"Iya sayang, tadi Melisa telepon. Dia tanya kabar kamu." Jawab Rudy yang berusaha santai menjawabnya.

"Oh begitu, ya sudah nanti malam kau temani Melisa saja. Kasihan dia kesepian, jangan lupa berusaha lebih banyak mas, supaya secepatnya kalian dapat momongan." Tutur Lusi, namun dengan hati yang sangat pedih mengatakannya.

"Iya sayang, kamu tenang saja. Ya sudah mas mandi dulu ya, nanti aku langsung ke kantor. Gak apa kan aku tinggal?"

"Gak apa mas, lagian kan nanti adik aku kesini untuk menemaniku."

Rudy mengelus rambut isterinya yang sebagian memutih, karena waktu telah menunjukan pukul 7 pagi, Rudy beranjak dari tempatnya dan membersihkan dirinya di kamar mandi.

Sedangkan kini Melisa setelah menelepon ayahnya segera mandi dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

Baru saja Melisa menikmati sarapannya, lagi-lagi satu pesan masuk ke dalam benda pipihnya.

Sembari memasukan roti kedalam mulutnya, Melisa membuka pesan di aplikasi hijau. Saat membacanya Melisa jadi tidak selera makan karena pengirim pesan itu tak lain adalah pak RT.

Tetangga sebelah rumahnya yang rese dan nyebelin dimata Melisa.

"Kenapa sih ini si tua b4ngk4 ganggu aja, sebel gue." Geram Melisa.

Namun 5 menit kemudian saat rotinya telah dimakan habis, satu pesan masuk kembali. Dan itu berupa ancaman.

"Ayolah Mel sekarang aja kamu kesini, mumpung sepi."

Pasca membacanya Melisa hanya memutar bola matanya kesal, ia pun menyambar minuman dan bergegas ke rumah pak RT.

Namun sebelum itu Melisa melihat situasi dan kondisi, supaya ia aman dari kecurigaan para tetangga yang sering sekali kepoan.

Tok tok

Melisa mengetuk pintu rumah pak RT dan tak lama pintu terbuka, tangan Melisa pun di tarik sampai masuk ke dalam rumahnya.

"Bapak apa-apaan sih mainnya ngancem gitu ya?" Gerutu Melisa.

"Udah gak usah banyak ngomong, ayo ikut bapak." Jawab pak RT yang menarik tangan Melisa hingga sampai pada kamar pak RT.

Herannya Melisa menurut saja saat ia dibawa dikamar pak RT dan ditelentangkan di atas peraduan.

"Sudah pak, buruan di t4nc3p!n perkakas punya pak RT." Racau Melisa sembari tangannya menjambak rambut putih pak RT yang berlama-lama bermain lama dilahan Melisa.

Pak RT menyudahi kegiatannya dan mulai memasuki sawah milik Melisa dan mulai membajaknya penuh semangat.

Saat Rudy tengah bekerja di kantor, istri mudanya malah sedang bekerja keras dengan pak RT yang sedang ber Nani nu.

Dengan sisa tenaga yang ada Melisa menyingkirkan badan besar pak RT, Melisa mengambil tisu dan mengusapnya sampai bersih.

"Mel....." Panggil pak RT dengan lembut.

Pria itu kini sudah memakai dalamannya dan hanya menampilkan perut gendutnya yang hitam. Sedangkan Melisa menatap malas pria yang baru saja bercocok tanam dengannya.

"Iya apa?" Jawab Melisa dengan ekspresi kesal.

"Makasih ya, oiya ini untuk kamu."

"Apa ini?" Tanya Melisa melihat pak RT memberikan kalung berlian dengan model yang disukai Melisa.

Melisa memang menyukai barang mewah, ia juga naksir kalung limited edition yang sangat ingin ia dapatkan.

Namun ia tidak mungkin meminta suaminya, karena baru beberapa hari yang lalu Rudy memberikannya kalung.

Akan tetapi kalung berlian yang di berikan pak RT lebih mahal dari yang diberikan ayahnya, belum lagi limited edition, hanya di keluarkan sedikit dari pabriknya.

Melisa langsung meraih kalung itu, ia mengamati setiap detailnya dan ternyata kalung itu benar asli yang Melisa sempat lihat di majalah.

"Ini kalung buat siapa?" Tanya Melisa.

"Buat kamulah sayang......" Jawab pak RT dan langsung mencolek dagu runcing Melisa.

"Buat Melisa ya pak?" Tanya kembali Melisa tak percaya. Namun ada binar kebahagiaan saat ia melihat benda mahal itu.

"Iya sayang."

"Terima kasih ya pak RT." Seru Melisa senang.

"Kamu suka?"

"Iya suka sekali."

"Kalo begitu boleh dong bapak nambah lagi?" Bujuk pak RT memohon.

"Apa....?"seru Melisa membulatkan kedua mata besarnya.

Pukul 3 sore Melisa segera pulang kerumah, ia pun langsung membersihkan badannya dari sisa-sisa yang pak RT tinggalkan.

Setelah mandi cukup lama, Melisa mulai bersolek dan berpakaian yang cukup m3n4nt4ng untuk menyambut suaminya yang pulang dari kerja.

Melisa juga menyempatkan masak yang simpel dan cepat, karena ia sudah cukup kelelahan. Sore itu Melisa hanya memasak ayam goreng dengan sayur asem kesukaan Rudy.

Melisa juga membuat sambel matah kesukaan suaminya, sembari menunggu suaminya ia menonton televisi drama favoritnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!