NovelToon NovelToon
Gadis Yang Kalian Singkirkan

Gadis Yang Kalian Singkirkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Niat hati hanya ingin membalas perbuatan sepupunya yang jahat, tetapi Arin justru menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata kemalangan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan yang sudah direncanakan oleh keluarga terdekatnya. Mereka tega menyingkirkan gadis itu demi merebut harta warisan orang tuanya.

Bagaimana Arin merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Terminal Empat

"Turut berdukacita... " Gama menggantungkan kalimatnya.

Bagaimana dia harus memanggil Arin sekarang? Apakah Bu Arin karena dia adalah direktur Aji Saka Garmen, kliennya? Atau dia cukup memanggil namanya saja?

"Sayang," panggil Tania karena Gama tidak kunjung melepaskan tangannya dari tangan Arin.

Gama segera melepaskan tangannya ketika mendengar suara Tania. "Saya permisi," ucapnya lalu pergi menyusul yang lainnya.

Arin menutup pintu rapat-rapat setelah semua orang pernah. Dia segera mengambil handphonenya lalu menghubungi nomor Darsih.

Berdering tetapi tidak ada jawaban. Arin mengulanginya lagi, tetapi panggilan yang terakhir sepertinya sengaja dimatikan dari sana.

Kemudian sebuah pesan masuk.

"Temui aku di terminal, nanti malam!" Begitu bunyi pesan yang Arin terima dan pesan itu dikirim menggunakan nomor telepon ibunya.

* * *

Gama mengajak Tania mampir ke sebuah kafe setelah kembali melayat rumah Arin. Sementara Pandu kembali ke perusahaan setelah mengantarkan Fatma pulang.

"Jadi, Arin itu sepupumu dari pihak papamu?" tanya Gama mulai penasaran.

"Iya, papa adalah adiknya Om Angga Laksmana, papanya Arin," jawab Tania sambil memakan cheesecake yang tadi dia pesan.

"Lalu Darsih Darsih yang tadi meninggal itu ibunya? Ibu kandung? Apa Angga dulu tidak disetujui menikah dengan pembantu lalu mereka tidak dapat warisan? Apakah karena itu keluarga Arin miskin sementara keluargamu kaya?" cecar Gama. Mungkin itu konspirasi yang terlintas di benak Gama.

Tania tertawa mendengar pertanyaan tunangannya itu. "Kenapa kamu sampai terpikir seperti itu? Darsih itu hanya ibu angkat. Kedua orang tuan Arin sudah meninggal dunia," terang Tania dengan santainya.

Tetapi jawaban ini justru membuat Gama terdiam dan pikirannya semakin jauh menelisik.

Kenapa Arin diangkat anak oleh seorang pembantu? Kenapa tidak keluarga Tania saja yang mengadopsi Arin? Bukankah mereka kaya raya dan mereka juga masih saudara? Mereka jelas sangat mempu untuk membiayai seorang anak yatim piatu.

Semakin Gama pikirkan, semakin banyak pertanyaan yang muncul dan membuat Gama semakin penasaran.

"Oh... Begitu rupanya. Jadi, dia itu sebenarnya direktur atau buruh pabrik?"

Tania kembali tertawa, kali ini bahkan lebih keras dari sebelumnya. "Apa kamu tidak bisa membedakan mana buruh pabrik dan mana direktur? Apa dia terlihat seperti seorang direktur?"

Gama terdiam, tidak menemukan jawaban dan malah semakin bingung. Tetapi dia juga tidak mengatakan jika pagi tadi dia meeting dengan Arin. Ada sesuatu yang tidak sinkron di sini.

"Kenapa papamu tidak membantu Arin dan memasukkan dia ke perusahaan kalian, daripada dia bekerja di pabrik. Apa kalian tidak kasihan?"

"Tadinya papa sudah punya rencana seperti itu. Papa bahkan membiayai sekolah Arin. Tetapi Arin bertingkah. Dia melakukan perbuatan yang sangat memalukan dan papa tidak bisa mentolerir kesalahan itu. Arin jadi seperti itu karena ulahnya sendiri."

"Arin tidak seperti yang terlihat, Sayang. Dia itu sedikit ... mmmm," Tania menggumam berusaha mencari kata yang tepat untuk Arin, "dia sedikit nakal."

Sepertinya kata nakal adalah yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana Arin sebenarnya, menurut versi Tania.

"Benarkah?!" Gama terlihat tidak percaya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi mungkin yang dikatakan Tania memang benar. Beberapa kali Arin berusaha menggatal kepadanya dan sikapnya memang terlihat seperti perempuan nakal.

"Aku tidak ingin membicarakannya tapi kalau kamu benar-benar ingin tahu kami bisa membuka internet dan mencari tahu tentang itu. Beritanya sempat ramai waktu itu." Tania meletakkan sendok kuenya lalu menautkan kedua tangannya.

"Kenapa kamu bertanya tentang Arin? Apa kamu mulai tertarik dengannya?"

Gama tertawa. "Kalau aku bisa tertarik dengan perempuan lain pasti aku sudah meninggalkanmu sejak dulu. Sayangnya, aku hanya tertarik padamu."

Gama memang tidak tertarik kepada Arin, apalagi jatuh cinta. Dia hanya penasaran karena menurutnya Arin sangat misterius.

* * *

Gama kembali ke perusahaan setelah mengantarkan Tania pulang. Dia segera membuka internet untuk mencari tahu berita soal Arin. Gama terkejut menemukan berita yang tertulis di internet.

Arin disebut melakukan perbuatan mesum dengan seorang laki-laki ketika acara perpisahan sekolah. Teman-teman sekolahnya menangkap basah Arin tidak berbusana, sementara laki-laki yang bersamanya masih berpakaian lengkap.

"Sungguh memalukan! Benar-benar perempuan gatal!" Entah kenapa Gama kesal membaca berita tentang Arin.

Gama tidak melanjutkan membaca berita itu. Hilang sudah rasa penasarannya terhadap Arin. Ternyata memang Arin perempuan gatal dan kelas rendahan seperti yang dia pikirkan sebelumnya. Gama yang tadinya mulai salut pun kembali ilfeel setelah membaca berita itu, bahkan semakin membenci Arin.

"Bos, bagaimana dengan tawaran kerja sama dengan perusahaan Aji Saka? Apa jadi kita ambil?" Dimas datang mengejutkan Gama.

"Ya, kita ambil kerja sama itu. Hubungi perempuan yang kemarin dan kita akan menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan Aji Saka," jawab Gama malas menyebut nama Arin.

Terlepas soal siapa dan bagaimana Arin, kerja sama itu harus dia ambil karena menjanjikan keuntungan yang menggiurkan untuk perusahaannya. Lagi pula Arin terlihat cukup profesional.

Tetapi beberapa menit kemudian Gama kembali teringat sesuatu tentang Arin. Kenapa Tania sekeluarga sampai tidak tahu kalau Arin adalah seorang direktur?

"Semua tentang perempuan itu memang terdengar aneh. Ahhh... Kenapa aku memikirkan dia terus?!"

* * *

Arin tidak melepas handphonenya sedetik pun. Sejak sore tadi dia menunggu pesan dari seseorang yang saat ini memegang handphone ibunya. Tapi sudah hampir jam sembilan malam tidak ada pesan dari nomor ibunya.

Arin gelisah. Besok dia sudah harus kembali ke kota X, jadi dia harus bertemu orang ini malam ini juga.

Arin hanya ingin tahu bagaimana kronologi kematian ibunya. Apakah dia terjatuh atau tiba-tiba pingsan atau bagaimana karena pagi tadi ibunya baik-baik saja? Mungkin orang yang membawa handphone ibunya ini mengetahuinya.

Setelah itu, Arin akan menutup hubungan dengan kota ini karena yang dia dapat di kota ini hanya luka dan duka. Arin tidak akan pernah kembali ke kota ini lagi selamanya. Dia akan melupakan balas dendamnya kepada Tania. Arin akan melupakan semuanya lalu melanjutkan hidupnya di kota X dengan tenang.

Sebuah pesan baru saja masuk ke handphone Arin.

"Temui aku di terminal, sekarang!" Begitu isi pesan yang Arin terima.

Arin bergegas pergi. Tidak membutuhkan waktu lama Arin sudah sampai di terminal. Arin kebingungan harus mencari orang itu dimana jadi Arin menghubungi nomor ibunya.

"Dimana?" tanya Arin begitu panggilan tersambung.

"Saya diterminal empat, Non," jawab perempuan di ujung sana. Arin tertegun mendengar jawaban ini. Orang itu memanggilnya 'Non', pasti Tini. Hanya Tini yang masih memanggilnya dengan sebutan "Non".

Arin segera berlari menuju terminal empat seperti yang Tini sebut. Dulu ketika Arin pergi meninggalkan kota ini Arin juga berangkat dari terminal empat, jadi Arin ingat betul dimana letak terminal itu.

"Bi Tini?!" panggil Arin ketika dia melihat sosok perempuan paruh baya yang dia kenal.

"Non Arin?" Tini menoleh dan menemukan mantan majikannya itu. Mata Tini berkaca-kaca demikian juga mata Arin.

"Maafkan bibi ya, Non. Bibi tidak bisa menjaga Darsih," tutur perempuan itu tercekat.

1
Makhfuz Zaelanì
ini lanjut ga sih thor🤔
Randa kencana
Ceritanya Sangat menarik
Soraya
heran knp bukan pandu yang merawat Arin pdhl dia pamannya Arin kok malah mbok Darsih yang merawat Arin
Soraya
good Airin
Soraya
penasaran lanjut thor
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!