NovelToon NovelToon
HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:304.7k
Nilai: 5
Nama Author: zarin.violetta

Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Letaknya

“Ya! Pakaianmu, Ava. Lepaskan!” perintahnya, suaranya semakin menekan karena Ava hanya diam saja.

Ava masih terkejut menyilangkan tangannya di depan dada. “A-aku—“

“Tidak ada waktu lagi, Ava!” hardiknya. “Ini bukan waktunya untuk malu! Vittorio … dia pasti menaruh sesuatu di tubuhmu. Aku harus memastikannya.”

“Kau yakin?” tanya Ava, ketakutan yang baru mulai menjalar.

“Ya!”

Ava menggeleng, menolak untuk percaya. “Itu tidak mungkin. Itu gila.”

Tanpa basa-basi lagi, Devon meraih kerah blus sutra hitam yang melekat pada tubuh Ava.

Ava berteriak, protes, tangannya mencoba menahan. Tapi Devon sudah tidak bisa mendengar apa pun selain detak jam waktu yang terus bergerak.

Dengan satu hentakan yang kasar dan penuh rasa geram, dia merobek blus itu hingga kancingnya berterbangan dan kainnya terbuka.

Ava menjerit, menutupi dadanya dengan tangan yang gemetar.

“Ini darurat, Ava. Aku tak sedang melecehkanmu!”

Mata Devon seperti scanner, menyisir setiap inci kulit pucatnya yang terbuka.

“Berbaliklah,” perintahnya, kali ini lebih lembut tapi masih penuh perintah yang tak terbantahkan.

Ava, dengan tubuh gemetar, menurut. Dia membalikkan badan, merasakan hawa dingin menyentuh kulitnya yang terbuka.

Devon menyalakan lampu mobil. Cahaya kuning itu menerangi bagian belakang tubuh Ava.

Jari-jari Devon yang kasar dan terlatih menyentuh kulitnya, menyusuri tulang belakangnya dengan sedikit menekan.

Ava masih gemetar. Dia merasakan setiap otot di tubuhnya menegang, menanti sesuatu yang dia sendiri tidak tahu.

Lalu, jari Devon berhenti. Tepat di atas pinggangnya bagian belakang, sedikit ke samping, di mana lekukan punggungnya bertemu dengan pinggul. Di sana, di bawah kulit yang tampak mulus, ada sebuah tonjolan kecil, hampir tidak terasa. Seperti sebutir beras yang tertanam.

“Ini dia,” desis Devon, suaranya terdengar lega namun juga waspada.

Dia membuka pisau lipatnya yang dia ambil dari dashboard tadi. Ava mendengar suara logam berderak dan matanya membelalak penuh ketakutan.

“Devon, jangan …” Ava memegang tangan Devon.

“Ini harus dilakukan, Ava. Sekarang.” Tanpa menunggu jawabannya, Devon menuangkan isi botol alkohol yang selalu dia bawa di mobilnya ke atas mata pisau yang mengilat.

“Ini akan sakit sedikit. Kau pasti tahu itu,” katanya, dan itu adalah satu-satunya peringatan yang dia berikan.

Ava memejamkan matanya erat-erat, menggigit bibirnya hingga berdarah. Dia merasakan ujung logam yang dingin menyentuh kulitnya, tepat di atas tonjolan kecil itu.

Lalu, datanglah sensasi terbakar yang tajam dan menusuk. Pisau itu menyayat kulitnya dengan ujung yang kejam.

Bukan sayatan dalam, tapi irisan yang cepat dan kecil, cukup untuk membuka lapisan epidermis dan mencapai benda asing di bawahnya.

Irisannya memang kecil, tapi sakitnya bukan main. Seperti semburan api yang langsung membakar saraf-sarafnya.

Ava meringis dan sedikit merintih keras, sebuah rintihan panjang dan parau keluar dari kerongkongannya.

Air mata mengalir deras di pipinya, bercampur dengan keringat dingin. Tangannya mencengkram sandaran kursi sampai buku jarinya memutih.

Ava bahkan berusaha keras untuk tidak pingsan.

Dia bisa mendengar Devon menggumam pelan, “Sudah hampir … dapat.”

Rasa sakit itu berpuncak ketika jari Devon yang berdarah masuk ke dalam sayatan itu. Ada sensasi mencengkeram, menarik, dan kemudian sebuah rasa robek yang membuatnya hampir menjerit lagi.

Lalu, tiba-tiba, tekanan dan rasa sakit yang tajam itu mereda, digantikan oleh rasa perih.

Devon mengangkat tangannya. Di antara jempol dan telunjuknya yang berlumuran darah, terdapat sebuah chips elektronik kecil, tidak lebih besar dari sebutir beras, yang sekarang juga bersimbah darah.

“Damn it!!” umpatnya dengan nada marah.

(JANGAN LUPA KOMEN YAAA.. JANGAN SAMPAI DILEWATKAN..)

1
shabiru Al
ceritanya bagus..
Diandra Kirana
Tidak lapor antara rasa terimakasih dan ingin menyelamatkan, kayaknya sejak awal bertemu Devon dah tertarik juga
Tribudi Nuraini
up
Pandin Beatrix
Nenek Kate benar benar malaikat y dikirim Tuhan untuk Anya , tidak disangka Anya mendapatkan warisan yang sangat besar dari Kate
Pandin Beatrix
Kate dan Anya saling membutuhkan disaat yang tepat mereka bisa saling terhubung oleh masalah masing-masing yang akhirnya menemukan jalannya dgn baik
Pandin Beatrix
Anya mendapatkan pekerjaan dantempat tinggal yang nyaman dan aman
Pandin Beatrix
syukurlah Anya cepat bisa mendapatkan solusi dari masalahnya, semoga keadaan ditempat baru bisa membuat nya betah bertahan
Pandin Beatrix
betul betul keluarga ayahnya keluarga yang tidak tau diri, semoga kondisi ini tidak lama dihadapi Anya
Pandin Beatrix
pilihan yang sangat sulit sebenarnya pergi meninggalkan apartemen milik sendiri untuk ditempati orang lain yang tidak tau diri tidak tau terimakasih
Pandin Beatrix
wah ini sih sudah keterlaluan, segera usir mereka dari apartemen mu Anya
Pandin Beatrix
kasian Anya sekarang semua beban keluarga ayahnya ditaruh dipundaknya
Pandin Beatrix
pada saat masih punya harta duniawi ayahnya melupakan Anya setelah terpuruk miskin baru ingat kalau punya anak , hadeuh 🤦
HR_junior
di rasa sakitmu Karana ayah km ..km ketemu orang baik ya Anya..
Pandin Beatrix
kasian Anya begitu pergi selesai dari tugas merawat Alex langsung lagi dihadapkan dengan masalah ayahnya
Pandin Beatrix
pulang dari bulan madu sudah langsung ada hasilnya , tokcer juga AVA dan Devon
Pandin Beatrix
berdua mereka sudah saling tertarik dengan kedekatan mereka selama ini tapi mereka berdua masih ragu
Pandin Beatrix
sudah mulai timbul riak riak ketidak percayaan diri pada Alex dan Anya , ayo kalian semangat hilang rasa yang negatif itu jangan mundur lagi
Pandin Beatrix
kedekatan yang dijalani selama periode latihan fisik selama ini menimbulkan kedekatan hati yang tidak mereka berdua sadari
Pandin Beatrix
setelah rutinitas latihan yang melahirkan mulai terbukti ada kemajuan, Alex sudah mulai mandiri mandi sendiri wkwkwk 😂🤣
Pandin Beatrix
berhasil mulai dari langkah pertama menuju langkah langkah berikutnya dengan Anya yang setia dan tulus melatih Alex , bravo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!