Suami Ku Yang Relakan

“Halo, Leon, ada apa?”

“Yola, aku sekarang gimana?”

Yola yang mendengar itu merasa heran dan bingung. Lalu mata Yola dan Yoto saling bertemu. Leon kembali melanjutkan pembicaraannya.

“Kamu bicara apa sih? Aku nggak paham arah pembicaraan kamu gimana.”

“Aku sekarang sudah bangkrut, dan semua ini karena ulah pria yang selalu kamu bela itu.”

Yola yang mendengar Leon menjelekkan Yoto merasa tidak terima. Ia bingung apa maksud Leon dan kenapa semua ini ada hubungannya dengan Yoto.

Yoto melihat ke arah Yola dengan senyum, tetapi Yola hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Tak lama, Yola menggeleng kepala, merasa Leon sudah gila.

“Kamu kalau bicara yang benar, Leon. Jangan suka salahin orang. Otak kamu sudah kelainan apa gimana? Lagi pula, ngapain nyalahin orang yang nggak kenal sama kamu? Kamu waras nggak sih?”

“Kenapa sih kamu nggak pernah percaya sama apa yang aku bicarakan? Emang kamu kira aku sedang bermimpi ya, membicarakan tentang pria kamu itu?”

Yola benar-benar tidak habis pikir dengan pandangan Leon terhadap Yoto. Padahal Yoto tidak pernah menyinggung dirinya, tetapi entah kenapa Leon selalu saja menyenggol nama Yoto.

Yoto masuk ke dalam mobil. Yola langsung sigap mematikan teleponnya. Yoto hanya tersenyum dan mendekati Yola.

Yola tampak ketakutan kepada Yoto. Yoto bingung apa yang sebenarnya dibicarakan Leon pada Yola sampai-sampai Yola terlihat takut terhadap dirinya.

Namun Yoto tidak mau memaksa Yola. Ia membiarkan Yola tetap seperti itu dulu. Yoto tahu bahwa Leon suka mencuci otak Yola tanpa sadar.

---

Sesampainya di rumah Yola:

“Sayang… eh, maksud aku, Yola. Sudah sampai di rumah kamu. Kamu bisa istirahat sekarang. Kalau kamu butuh apa-apa, besok ada klien, aku akan hubungi kamu ya.”

Yola merasa sifat Yoto tiba-tiba berubah dan menjadi lebih kalem. Tapi Yola merasa tidak ada salahnya, mungkin memang seharusnya begitu.

“Oke, bye. Hati-hati.”

Yola keluar dari mobil. Ia merasa tidak enak kepada Yoto, lalu menoleh ke belakang.

Yoto hanya tersenyum kepadanya. Tak lama, Yola terdiam sambil menatap Yoto, sesekali melihat ke belakang.

Yola bingung harus bagaimana dengan Yoto. Padahal sebenarnya dirinya tidak ada masalah apa-apa dengan Yoto, tapi demi Leon, Yola tega bersikap sedingin itu kepada Yoto.

Yola berpikir, akankah Yoto membencinya karena ulahnya yang tidak bisa dimaafkan?

Namun Yoto tidak bisa menyalahkan Yola, karena ia sendiri tahu siapa penyebabnya. Jadi Yoto tidak mungkin menyalahkan Yola.

---

Saat Yola masuk ke dalam rumah, seisi rumah berantakan. Ia bingung ada apa, lalu Leon berlari dengan tergopoh-gopoh seperti orang stres.

“Leon, ini kenapa? Kamu ngapain sih? Kenapa makin hari tingkah kamu makin aneh? Kamu melakukan apa sih? Coba kamu kasih tahu aku, ada apa sebenarnya.”

Leon mencoba memberi tahu, tetapi dirinya tidak bisa berhenti gemetar karena bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Yola. Ia takut kata-katanya justru membuat Yola menjauh.

Yola mencoba meraih kedua tangan Leon, lalu menggenggam erat sambil menatap mata Leon lekat-lekat.

“Leon, coba kamu jelasin ke aku, ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba kamu begini? Pasti ada masalah yang mau kamu ceritakan ke aku, tapi kamu nggak bisa kan? Coba jelasin, aku pengen tahu.”

Leon menghela napas. Ia benar-benar tidak sanggup menjelaskan karena takut Yola tidak siap menerimanya, lalu meminta cerai.

“Aku mau jujur ke kamu, tapi aku takut kamu tinggalin aku, sayang.”

Yola berpikir apa maksud perkataan Leon. Dari tadi kata-kata Leon membuat Yola terus berpikir dan merasa aneh sendiri.

“Aku mau jujur, tapi please, kamu pikirkan dengan dewasa dan matang ya.”

Yola mengangguk walau sebenarnya ia sudah sangat penasaran. Tak lama, Leon mencoba menjelaskan.

“Jadi gini, sebenarnya aku mengalami kebangkrutan, sayang.”

Yola hanya diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Leon bingung kenapa Yola hanya diam, bukannya memberi saran.

“Yola, kamu kecewa ya sama aku?”

Yola tetap diam dan tidak mau menjawab. Tak lama, Leon mencoba menggenggam pundaknya sambil menatapnya.

“Kamu kenapa diam? Jawab dong, kan aku mau tahu apa jawaban kamu. Kenapa kamu diam aja? Kalau kamu diam terus, aku jadi nggak tahu harus berbuat apa sama kamu, sayang.”

Yola hanya melepas pegangan Leon dan menjauh. Leon merasa kesal dengan sikap Yola.

---

Sementara itu, Yoto merasa tidak nyaman. Ia akhirnya kembali ke depan pagar rumah Yola.

Yoto menatap Yola dalam diam. Tak lama, Yola melihat mobil Yoto dan langsung berlari mengejarnya.

Yoto kaget saat melihat Yola. Ia tidak menyangka Yola akan melakukan hal itu. Tak lama, Yoto keluar dari mobilnya.

“Kenapa, sayang?”

Yoto langsung mendekap Yola erat tanpa banyak bertanya. Mungkin saat ini yang Yola butuhkan hanyalah kehangatan darinya.

Yoto merasa dirinya terlalu banyak bertanya pada Yola sampai Yola bingung harus bagaimana. Maka kali ini, Yoto memilih diam dan memberi Yola kesempatan bicara.

“Yoto.”

“Apa?”

“Leon sudah bangkrut.”

Yoto terdiam, tidak menanyakan apa-apa. Ia hanya menatap Yola.

“Terus kamu gimana? Kamu masih tetap mau sama dia, atau kamu mau sendiri aja?”

“Aku bingung harus gimana sama dia, Yoto. Karena aku sendiri juga nggak paham kenapa tiba-tiba dia berkata begitu. Padahal aku sendiri nggak ngerti maksud dari perkataan Leon barusan.”

Yoto hanya diam dan membujuk Yola masuk ke dalam mobil. Di perjalanan, Yola terlihat kelimpungan sampai kehilangan arah.

Yoto memberi Yola selimut agar bisa tidur. Ia tidak mungkin membawa Yola ke hotel karena bisa menimbulkan tanda tanya.

Akhirnya, Yoto membawa Yola ke rumah pohon minimalis yang sudah ia rancang khusus untuk Yola.

Rumah pohon itu awalnya mau dihancurkan, tapi saat Yoto membayangkan dirinya bersama Yola, keinginan itu hilang. Ia malah memperbaiki dan mendesainnya sesuai kesukaan Yola.

Tanpa sadar, Yoto sudah melakukan sejauh itu karena cintanya pada Yola.

---

Sesampainya di rumah pohon, Yola tertidur lelap. Yoto tidak tega membangunkannya, lalu menggendongnya masuk.

Yoto menidurkan Yola di kamar, sedangkan ia sendiri tidur di kamar tamu.

Saat terbangun, Yola kaget berada di tempat asing. Ia mengeksplor rumah itu, lalu menyadari interiornya sangat mirip dengan kesukaannya.

Ia melihat ruangan dengan lampu menyala. Saat mengintip, ternyata Yoto ada di dalam.

Tanpa sadar, Yola masuk ke dalam ruangan itu. Yoto kaget melihat Yola.

“Yoto, kenapa kamu nggak tidur?”

Yoto menyambut Yola dengan senyum hangat, lalu menghampirinya.

“Ya, belum bisa tidur aja. Kamu sendiri kenapa? Mimpi buruk ya? Mau aku buatin susu hangat biar bisa tidur lagi?”

Yola hanya menggeleng. Ia ingin selalu berada di dekat Yoto, lalu mendekapnya erat.

“Kenapa manja banget?”

“Yoto, maaf ya hari ini aku berubah sikap sama kamu. Karena suami aku ternyata mau bangkrut, dan dia menyuruh aku hidup susah dengannya. Bukan aku nggak mau, tapi aku merasa dia ada maksud lain. Menurut kamu, aku harus gimana, Yoto?”