NovelToon NovelToon
Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Poligami / Selingkuh / Obsesi / Beda Usia
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Menggila

   Tepat pukul 09.00 pagi, Sasa dan Sandy berangkat ke tempat praktek Dokter kandungan. Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

   Ia pun masuk ke ruangan untuk di periksa.

     "Aku tunggu disini ya." ujar nya menunjuk ke tempat ruang tunggu

     "Iya." jawab Sandy sembari berjalan kearah kursi di ruang tunggu.

    Kurang lebih 30 menit ia di periksa oleh Dr Indah, Sp. OG. ( 36 )

    "Bagaimana Dok?" tanya Sasa kepada Dokter

    "Semua baik dan normal Bu." jawab Dokter Indah

    "Tekanan darah normal, tidak mengalami anemia." tambah Dokter Indah

    "Ada pertanyaan Bu Sasa?" tanya Dokter Indah

     "Semisal berhubungan suami istri, boleh Dok?" tanya Sasa sambil malu-malu

     "Usia 26 minggu seperti Ibu Sasa boleh, asalkan tidak ada keluhan seperti flek pendarahan. Cairan ketuban merembes, rahim kontraksi terus menerus."

     "Iya Dok." jawab Sasa

     "Tapi ketika kandungan sudah mencapai tujuh, sampai sembilan bulan di kurangi ya Bu." ucap Dokter Indah sambil tersenyum

     "Terimakasih Dok." sahut Sasa sambil tersenyum

     "Sama-sama Bu."

     Sasa pun beranjak dari ruang praktek Dokter Indah, setelah itu ia menghampiri Sandy.

    "Sudah?" tanya Sandy

    "Terus gimana?"

     "Semuanya normal, tadi aku nanya sama Dokter." sahut Sasa

     "Tanya apa sayang?" tanya Sandy penasaran

    "Panggil sayang lagi." ucap Sasa ketus

    "Gara-gara semalam, memangnya kamu nanya apa sama Dokter?"

      "Sasa tanya apa boleh berhubungan, di usia kandungan ku sekarang." ucap Sasa

      "Terus apa kata Dokter?" tanya Sandy

     "Boleh San." jawab Sasa

     "Wah, aku senang sekali mendengar nya." ucap Sandy, melihat kearahnya dengan penuh kegembiraan.

      "Sandy." gumam nya

    Di perjalanan tiba-tiba Sandy meraba pahanya.

     "Sandy!" tegur Sasa ketus

      "Aku pengen sayang." ucap Sandy menatap kearahnya

      "Ini dijalan San, nanti di lihat orang." sahut Sasa dengan tegas

     Tiba-tiba Sandy menghentikan mobilnya, dijalan yang agak sepi.

     "Di rumah kan bisa San!" seru Sasa

     "Sebentar saja." ucap Sandy, kemudian menghentikan mobilnya.

      "Ayah...!" serunya melihat kearah Sandy, yang wajahnya sudah memerah karena nafsu sudah sampai di ubun-ubun.

      Tanpa banyak bicara Sandy kemudian memeluknya.

     Kegilaan apalagi yang ia lakukan bersama Sandy, Sasa hanya bisa pasrah apa yang di lakukan Sandy kepadanya.

       Sepertinya semalam ia membangunkan macan yang sedang tidur, Sandy kembali ke sifat aslinya yang liar.

       Sandy kemudian memarkirkan mobilnya, di pinggir jalan yang cukup sepi.

     Saat itupun Sandy sudah memeluknya dari samping.

     "Sayang, aku sayang banget sama kamu." ucap Sandy

     Kemudian Sandy mulai mencium bibirnya, sedangkan tangannya diarahkan ke pangkal paha.

     Sambil berciuman Sandy membuka celananya, dan menyuruhnya untuk memegangnya.

     Semakin lama gerakan tangan Sasa semakin cepat, sampai tidak terasa Sandy mengeluarkan di genggamannya.

       "Sudah San, dilihat orang itu." ucap Sasa

     "Iya sayang." jawab Sandy, sambil merapihkan celananya.

     Kemudian mereka melanjutkan perjalanan pulang.

    Kini kehamilannya sudah menginjak usia 7 bulan, di usia kehamilannya saat ini ia merasakan gerakan bayi. Dengan lebih jelas dan kadang terjadi di malam hari, saat ia hendak tidur yang mengakibatkan Sasa susah tidur.

Selain itu Sasa juga lelah, kadang ia merasa pusing, mual bahu pegal perut tidak enak dan leher ingin di pijat.

"Kenapa Bu? Apakah Ibu mau Bibi pijit?" tanya Bi Inah, yang melihat Sasa selalu memijit bagian bahunya.

Sandy sempat melirik kearah mereka, di dalam hatinya ia bertanya apa mungkin Ibu tirinya itu sakit?

"Iya Bi, badan saya terasa pegel karena si dede nendang-nendang terus. Sehingga saya sulit tidur tadi malam." sahut Sasa dengan muka yang sendu

"Kalau begitu Bibi pijit ya Bu." ucap Bi Inah, lalu ia pun memijit pundaknya.

Kelihatannya Sasa menikmati sekali pijitan nya Bi Inah, sampai akhirnya Sasa pun ketiduran karena keenakan.

Setelah beberapa saat Bi Inah memijit majikan nya itu, hingga Sandy memanggilnya dan meminta nya buat kopi. Karena kasihan juga Sasa yang sedang tidur, takutnya malah terganggu.

Karena merasa tidak tega melihat majikannya ketiduran di sofa, Bi Inah pun mencoba membangunkannya dan menyuruh Sasa tidur di kamar saja.

"Bu, mari Bibi antar ke kamar saja ya. Biar Ibu bisa tidur dengan tenang." ucap Bi Inah

Kemudian ia pun naik ke lantai atas menuju ke kamarnya, sesampainya di kamar Sasa pun istirahat. Sampai tidak terasa hari sudah petang, sampai ia di bangunkan oleh Bi Inah.

"Bu bangun, sudah sore bangun dulu." ucap Bi Inah

"Iya Bi." sahut Sasa

Ia melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 16.00 sore.

Seharian ia berada di dalam kamar, ia pun bergegas ke kamar mandi karena seharian ia belum mandi.

Ketika melewati ruang keluarga, ia melihat Sandy sedang menonton televisi.

"Baru bangun?" tanya Sandy

"Iya." jawab nya singkat, terus berjalan ke dapur karena ia merasa haus.

Setelah selesai minum Sasa kembali melewati Sandy, Sandy menoleh kearahnya sambil tersenyum. Karena pada saat itu Sasa memakai daster mini, ia pun segera masuk ke dalam kamar.

Tanpa ia duga tiba-tiba saja, Sandy menyusul nya masuk ke dalam kamar.

"Sandy...!" jerit Sasa terkejut

Sandy kemudian menutup dan mengunci pintu kamarnya.

"Ada Bibi San." ujarnya kepada Sandy

"Sebentar saja." sahut Sandy dengan wajah memelas

"Aku baru habis mandi San." tegasnya mencoba menghentikan perbuatannya, yang di kuasai oleh hawa nafsu.

Tapi Sandy terus saja memaksanya, Sandy seperti orang kesurupan dan pada akhirnya ia tidak lagi berontak. Sasa pun pasrah, apa yang akan di lakukan oleh Sandy kepadanya.

Sandy terus saja menyerangnya membuat nafasnya tersengal, membuat kosa kata semua hilang. Membiarkan saja saat Sandy kembali merengkuhnya dalam pelukan, membuainya pelan menenangkan dengan kecupan dan belaian.

Hingga ia merasa tenang, hingga isak tak lagi menggerakkan badan. Hingga seluruh wajahnya di hujani kecupan, hingga seluruh pori-pori tubuhnya meremang oleh belaian isak berganti desahan.

Desahan yang di sukai Sandy, desahan yang berhasil membuat anak tirinya mengerang. Membuatnya tak mampu lagi menahan keinginannya, untuk menyerangnya dengan kecupan. Dengan belaian yang memabukkan, dengan seluruh apa yang ia suka. Hingga desah berganti erangan, erangan berganti pekikan hingga ia begitu lepas terpuaskan.

Sasa memeluk tubuh Sandy manja, mengusap lembut bintik-bintik keringat sang anak. Dada yang naik turun seirama nafas puas, kepuasan sesaat lalu yang mereka rasakan.

Hari demi hari Sasa dan Sandy semakin bertambah mesra, yang pada awalnya saling lirik dan senyum. Kini sudah semakin meningkat, menjadi saling remas walaupun hanya sebatas remasan tangan.

Apalagi akhir-akhir ini Sasa semakin bergairah, ingin selalu berhubungan. Jika tidak ia akan stres dan uring-uringan, mungkin ini pengaruh dari kandungan nya.

Pagi itu sekitar pukul 05.00 pagi, ketika Sasa melewati kamar Sandy ternyata pintu kamar Sandy masih tertutup.

Entah mengapa ia ingin sekali masuk ke kamar Sandy, lalu Sasa pun membuka pintu kamar Sandy. Ia pun masuk ke kamarnya, dan berniat ingin membangunkan Sandy.

Sasa melihat Sandy masih terlelap di sana, perlahan ia melangkah kearah tempat tidurnya. Ia perhatikan wajah Sandy yang tertidur, betapa tenang, betapa damai, betapa gagahnya.

Perlahan ia usap pipi Sandy serta di belai rambutnya, dengan sedikit takut ia cium pipi Sandy.

Sandy bergerak perlahan, Sasa buru-buru meninggalkan kamar Sandy.

Sasa segera masuk kembali ke kamarnya, dan ia pun berbaring kembali di atas tempat tidur entahlah.

"Kenapa aku seperti tergila-gila sekali pada anak tiriku? Ah aku bener-bener sudah gila." gumamnya lirih, lalu ia pun keluar dari kamar karena perutnya terasa keroncongan.

Sasa menuruni anak tangga, dan ia hendak menuju ke dapur.

Sesampainya di dapur Sasa melihat Bi Inah yang sudah berkutat di dapur.

"Bi, kapan kesini? Kok sudah sibuk aja." tanya Sasa, sambil menatap Bi Inah.

"Baru saja Bu, Ibu mau sarapan? ini Bibi sudah bikin telur setengah mateng kesukaan Ibu." sahut Bi Inah yang di angguki oleh Sasa

Namun tiba-tiba saja Sandy menyahut dari arah belakang nya "Aku juga mau Bi, telur setengah mateng sama kopi ya." ucap Sandy

"Baik Mas." jawab Bi Inah

Setelah menunggu beberapa menit, mereka pun menikmati sarapan pagi dengan hikmat.

Sedangkan Bi Inah ke belakang rumah, karena mau mencuci pakaian.

Merasa ada kesempatan Sandy memegang tangan Sasa, ia remas jari jemarinya Sasa tidak menolak.

"Tadi kamu menciumku ya?" tanya Sandy sambil tersenyum menggoda, tentu saja Sasa merasa malu karena ketahuan.

"Aku pengen mimik cucu Bu." ucap Sandy berbisik, Sasa yang mendengar perkataan Sandy. Yang di buat seperti anak kecil, sontak saja terkekeh geli.

"Kamu itu, gak ada bosan nya." ucap Sasa, Sandy langsung menggeleng.

Bersambung...

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Hai hai hai ayuk mampir para readers yang cantik" dan ganteng" di cerita baruku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!