NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari yang menyedihkan

Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Aisyah. Wanita itu duduk termenung di pinggir kolam ikan yang berada di taman belakang kediamannya. Selama ini Aisyah dan suaminya tinggal bersama mertuanya.

Aisyah menatap ikan-ikan yang berenang dengan wajahnya yang sendu. Hatinya yang murni terasa sesak karena menahan begitu banyak rasa sakit. Suami dan Mama mertuanya saat ini tengah berada di bandara.

Keduanya menjemput tamu yang sangat spesial. Ya, tamu itu adalah wanita pujaan hati suami dan mama mertuanya. Keduanya sudah lama menunggu kepulangan Ariella dari luar negeri.

Pa, Papa baru saja pergi, tapi keadaan rumah sudah berantakan Pa. Papa meminta Aisyah untuk bertahan dan terus berjuang untuk mendapatkan hati Mas Adam. Sudah Aisyah lakukan Pa, hiks. Aisyah sakit, tapi, Aisyah yakin akan kuat menghadapi semuanya Pa.

Air mata Aisyah terus saja mengalir hingga jatuh ke dalam kolam ikan. Aisyah mengangkat tangannya lalu menghapus air matanya.

Ikan-ikan kecil yang berada di kolam mendadak tenang, seakan ikut merasakan kesedihan Aisyah.

"Tin." Terdengar suara klakson mobil pertanda jika suami dan mertuanya sudah kembali.

"Huh..." Aisyah menghembuskan nafasnya secara perlahan guna menetralkan suasana hatinya yang porak poranda.

Setelah merasa tenang, Aisyah bangkit dari tempatnya lalu masuk ke dalam rumah. Wanita itu ingin menyambut kedatangan suami dan mama mertuanya.

Walau pun sedang tak baik-baik saja, Aisyah tetap melangkahkan kakinya seperti orang sehat yang bahagia.

"Kamu semakin cantik ya sayang, apa karena terkena angin luar negeri?" ucap Ana menggoda Ariella sembari tersenyum manis.

"Ah, Tante bisa saja. Angin di sini dan di luar negeri sama saja Tante, hanya iklimnya saja yang berbeda," ucap Ariella dengan tenang namun terdengar manja.

"Kau selalu saja merendah diri Ariel. Apa yang Mama katakan itu benar, kau nggak boleh membantahnya," ucap Adam menyetujui perkataan Ana sembari tersenyum.

Mendapatkan pujian dari orang yang dicintai adalah suatu hal yang membahagiakan. Ariella merasa dirinya seperti berada di atas angin karena masih memiliki posisi yang sama di hati Adam dan Ana.

Aisyah yang sudah berada di dalam rumah, sayup-sayup mendengar percakapan Ariella, Adam dan Ana. Wanita manis bercadar itu mengintip keadaan ruang tamu tanpa diketahui siapa pun.

Dari tempat persembunyiannya, Aisyah bisa melihat ketiga orang yang saat ini sedang berbicara dengan hangat. Bahkan suaminya yang biasanya super duper dingin itu, kini memperlihatkan senyum manisnya di hadapan Ariella.

Mas, kau bahkan nggak pernah tersenyum seperti itu padaku barang sekali pun. Beruntung sekali Nona itu yang mendapatkan hatimu Mas. Bolehkah aku cemburu padanya?

Aisyah memperhatikan suaminya yang menatap Ariella dengan tatapan lembut dan penuh cinta. Pemandangan itu membuat mata Aisyah mulai memanas hingga menganak sungai.

Jika saja Almarhum Papa mertuanya masih hidup, pastilah Aisyah tidak akan dibiarkan merasakan penderitaan batin seperti ini. Alex adalah orang yang selalu menjadi garda terdepan untuk membela Aisyah. Almarhum, semasa hidupnya selalu memastikan menantunya itu merasa nyaman dan bahagia.

"O iya, di mana istri Adam Tante?" tanya Ariella penasaran dengan istri pria yang dicintainya itu.

Untuk apa Ariella mencari menantu tak berguna itu? Wanita kampung itu hanya akan merusak suasana bahagia ini. Kehadirannya akan mengganggu Adam dan calon menantuku.

Ana tampak tak senang Ariella mencari Aisyah dan hal itu terlihat jelas dari sorot matanya yang tajam.

"Sayang, nggak usah mencarinya, dia lagi sibuk mengurus pekerjaan rumah. Maklum istri sholehah," ucap Ana tersenyum penuh arti.

Hahaha, apa nggak seberarti itu dirimu Aisyah. Sorry Aisyah, aku akan menambah beban hidupmu mulai sekarang. Hanya aku yang pantas bersanding dengan Adam, wanita miskin dan kampungan sepertimu hanya pantas menjadi seorang pembantu.

Perkataan Ana yang terselip penghinaan membuat Aisyah berkecil hati. Wanita itu menundukkan kepalanya bersedih hati. Karena tak tahan mendengarkan pembicaraan itu, Aisyah pun memilih pergi ke dapur.

Wanita itu mengalihkan pikirannya dengan cara menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Aisyah mencuci piring di wastafel sembari menangis dalam diam.

"Hiks." Aisyah menangis lirih sembari menarik nafasnya yang terasa berat.

Di saat Aisyah sibuk dengan dirinya sendiri, tiba-tiba saja tangan seseorang menyentuh pundaknya. Aisyah yang menangis langsung terdiam dengan pupil mata yang membesar.

"Nona." Panggil Mbok Ima yang tak lain merupakan seorang asisten rumah tangga di kediaman mertua Asiyah.

Mbok Ima sudah lama bekerja di sana, bahkan dari semenjak Adam masih menjadi anak kecil. Mbok Ima juga asisten rumah tangga yang sangat dipercayai oleh almarhum Alex, jadi tak heran jika mbok Ima mengetahui semua seluk beluk keluarga itu.

"Huh..." Aisyah menghembuskan nafasnya perlahan lalu membersihkan wajahnya dengan ujung hijabnya.

Aisyah yang tak ingin membuat Mbok Ima cemas, memaksakan senyuman di wajahnya. Wanita itu membalikkan tubuhnya menghadap Mbok Ima.

"Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya Mbok Ima yang dapat memahami Aisyah walau pun wanita itu tidak mengatakannya secara langsung.

"Aisyah, baik-baik saja mbok," ucap Aisyah tertawa kecil membuat Mbok Ima menatap iba padanya.

Mbok Ima tersenyum tipis, memandang Aisyah dengan penuh kasih sayang. Mbok Ima juga memberikan elusan lembut di bahu Aisyah, guna memberikan ketenangan pada istri majikannya itu.

"Syukurlah kalau Nona baik-baik saja. Kalau ada sesuatu yang memberatkan hati Nona, Mbok siap menjadi teman cerita. Jangan di pendam, Nona. Nggak baik memendam semuanya sendirian. Kalau nggak mau cerita dengan Mbok, setidaknya ceritakan semuanya pada Allah. Allah maha pendengar lagi maha penyayang, dia adalah tempat berlindung terbaik dan penyembuh yang paling ahli, nggak ada yang bisa menandingi kehebatannya."

Perkataan Mbok Ima menembus relung hati Aisyah sehingga wanita itu tenang karena hatinya seperti di terpa angin segar.

Aisyah tersenyum namun matanya berkaca-kaca. Wanita itu terharu hingga tanpa memberi aba-aba, ia menabrak tubuh Mbok Ima lalu memeluknya dengan erat.

"Terima kasih, Mbok. Aisyah senang Mbok ada di sini bersama Aisyah," ucap Aisyah membiarkan air matanya mengalir begitu saja hingga membasahi hijab belakang Mbok Ima.

Mbok Ima yang mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari Aisyah tersenyum senang. Wanita paru baya itu membalas pelukan Aisyah, seperti sedang memeluk anaknya sendiri.

"Sama-sama, Non," ucap Mbok Ima melepaskan pelukannya dari Aisyah.

Keduanya saling menatap dengan dalam lalu tergelak bersama. Mbok Ima dengan penuh perhatian menghapus bekas air mata Aisyah.

"Jangan pernah menangis di depan mereka yang menyakiti Nona, karena hal itu memberikan kesempatan pada mereka untuk semakin menyakiti Nona. Jadilah wanita yang kuat dan penyabar. Ingat, hati yang kuat membuat akal jadi sehat dan akal yang sehat mendoktrin tubuh menjadi kuat," ucap Mbok Ima memberikan nasehat emasnya pada sih manis Aisyah.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tulus. Wanita itu sedikit membaik karena kasih sayang Allah dan Mbok Ima.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!