Setelah mati karena habis usia, Lu Tian mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang pemuda miskin yang merupakan seorang lulusan ujian negara tingkat dasar di desa Yekhong.
Tidak ada harta, tidak ada ladang dan rumah tidak layak huni. Bahkan untuk makan pun hanya mengandalkan sayur liar dan air sumur.
Ditengah itu, bahkan peraturan pemerintah menambah beban nya untuk memiliki istri, jika tidak maka dia harus menjadi pekerja rodi?
Dengan kemampuan dan pengalaman nya sebagai orang kaya generasi pertama yang memulai dari tanah basah hingga teknologi maju. Lu Tian tidak khawatir untuk hidup, mendapatkan sistem yang hanya memperlihatkan statistik? Bukan masalah besar, gunung di desa ini penuh dengan sumber daya!
Tetangganya. "Awalnya dia hanya seorang sarjana rendah yang miskin, setelah memiliki istri dia mendapatkan uang banyak. Memberikan alasan itu hasil menjual herbal dari gunung? Saya sulit percaya"
#Dibuatawal17Agustus2025
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Lalu aku ingin meminta bantuan Zhang Lei dan Kui Long untuk ikut aku menyelidiki."
Bibi Zhang mengangguk, "Lei, pergilah bantu Lu Tian"
Zhang Lei mengangguk, "tenang bu, saya akan membantu Kak Lu mencari bukti!"
Kui Long juga mengangguk. "Saya akan izin kepada Ayah saya dulu."
Lu Shi mengambil keranjang punggung yang di bawa Lu Tian tadi, lalu mereka ketiga istri Lu Tian atas perintah Lu Tian sendiri, mereka akhirnya mengikuti Bibi Zhang.
Paman Zhang, daripada dia merasa canggung di rumah hanya ada wanita. Lebih baik dia juga ikut bantu Lu Tian seperti anaknya.
Selama beberapa waktu Lu Tian melihat area hitam bekas rumah nya yang terbakar. Ketiga laki-laki itu melihat nya dari belakang dengan ingin tahu apa yang akan di lakukan Lu Tian.
"Tidak ada batu api yang kemarin-kemarin baru saya beli, seharusnya batu api tidak akan hancur seperti kayu begitu terbakar."
Paman Zhang melihat nya dengan penasaran. "Lalu, sekarang apa yang akan kamu lakukan?"
Mendengar pertanyaan Paman Zhang, Lu Tian tersenyum tipis. Namun senyuman nya mengandung siasat licik yang kejam. "Kita tangkap pelakunya malam ini"
Paman Zhang, Kui Long dan Zhang Lei menatap satu sama lain. "Caranya?"
"Kita tunggu kucing keluar sarang" ucap Lu Tian santai namun jika di lihat wajahnya dalam gelap, dia memasang wajah licik dengan seringai tajam.
Kui Long dan Zhang Lei tidak mengerti, baru ingin bertanya lagi. Paman Zhang, Ayah Zhang Lei sudah menarik mereka berdua. "Ayo, kita ikuti dulu saja"
Beberapa waktu berlalu akhirnya mereka melihat Lu Tian berhenti di kawasan rumah Sun Madang.
Mereka melihat Lu Tian naik ke sebuah dahan pohon yang lumayan tinggi, jari tangan nya bergerak menyiratkan untuk mereka juga ikut naik. Akhirnya mereka pun dengan tidak mengerti ikut naik.
Setelah di atas pohon.
"Kita tunggu Sun Madang keluar, jika dia benar-benar mencuri. Dia tidak mungkin menempatkan barang curian di rumah nya, pasti menyembunyikan nya di suatu tempat."
Mendengar itu, paman Zhang mengangguk-angguk paham. Kui Long juga mulai tercerahkan, dia merasa kagum dengan taktik Lu Tian yang baru di ketahui nya.
Sementara Zhang Lei. "Oooh, maksud Kak Lu, kucing itu Sun Madang ya!"
Paman Zhang menatap Zhang Lei dengan mengerutkan kening, tatapan nya tak terbaca. Dia tahu anaknya cukup pemalas jika di suruh bekerja, tapi tidak dia sangka otaknya pun malas berpikir.
Saat bulan sudah mulai terus naik, selama itu pula mereka melihat Sun Madang beberapa kali menyembulkan kepalanya keluar rumah. Baru saat bulan benar-benar di atas kepala dia keluar rumah dengan berjalan mengendap-endap.
Tatapan Lu Tian menyipit melihat Sun Madang berjalan dengan menarik lengan seorang wanita. Setelah melacak dalam ingatan nya, baru dia sadar itu istrinya Sun Miyan.
"Ayo" Lu Tian berbisik pelan, lalu dengan hati-hati turun.
Paman Zhang memukul kepala putra nya yang tertidur. Kemudian mereka pun dengan hati-hati berjalan di belakang Sun Madang.
"A-aww... Suami, kita akan kemana malam-malam ini?" Sun Miyan meringis dengan cekelan kuat suaminya.
"Shut, berisik!"
Sun Madang berjalan semakin masuk hutan, hingga akhirnya dia berhenti di depan sebuah tumpukan yang menggunung, tumpukan itu di tutupi oleh daun-daun hijau yang besar.
Sun Madang berjalan mendekat dan menyingkirkan daun. "Lihat barang-barang ini"
Sun Miyan melihat barang-barang itu dan merasa terkejut, namun detik kemudian dia dengan panik dan takut.
"S-suami, darimana benda-benda ini?"
"Bukan urusan mu!" Dia melihat daging-daging itu dengan tersenyum puas.
"Lihat, begitu banyak daging, beras putih halus, gula, garam halus dan pakaian bagus, barang-barang bagus! Besok kita jual ke pasar kabupaten, lalu sisakan beberapa daging-daging ini untuk saya makan!"
"S, s-suami... Lebih baik kita tidak mengambil ini, ini sepertinya bukan milik kita..." Bagaimana pun Sun Miyan tidak sama seperti suaminya, dia memiliki budi pekerti dan hati nurani, pemikiran nya tidak selalu sejalan dengan suaminya.
Sun Miyan ingin mengatakan sesuatu lagi, namun mengingat suaminya ini orang yang sentimental jika di ingatkan kepada jalan yang baik, suka memukul nya. Maka niatnya pun urung.
Dari balik pohon, mata paman Zhang melotot.
"Sun Madang, ternyata memang dia...!"
Lu Tian tersenyum miring, lalu jalan keluar dari persembunyian. Setelah melihat bukti nyata langsung, dia tidak ada niatan lagi untuk sembunyi.
Trak...
Tak...
Suara langkah kakinya terdengar cukup baik di telinga Sun Madang, mendengar suara langkah kaki, Sun Madang pun menoleh.
Dan bow! Dia terkejut! Itu adalah Lu Tian, mengapa dia ada di sini?
Sun Madang mencoba menutupi barang-barang itu, namun suara dingin Lu Tian menyadarkan nya.
"Sun Madang, sedang menghitung barang-barang ku yang kamu curi ya?" Bibirnya tersenyum miring dengan mata dingin yang tajam. Di bawah langit malam, tatapan dan sorot matanya lebih menakutkan daripada binatang buas.
Sun Madang untuk sesaat gemetar, merasa takut dan bingung. Namun karena sudah ketahuan, ya ketahuan saja. Dia melihat Lu Tian juga sendiri, maka dia dengan cepat meraih pisau dari tumpukan barang yang di curinya.
"Hmph! Memang nya apa kamu sudah tahu? Toh kamu juga tidak akan bisa melapor" Sun Madang berjalan mendekatinya.
Saat di hampir dekat, dia langsung berlari, menerjang dan berteriak. "Matilah!"
Pisau nya ia acungkan dengan sangat tinggi.
***
Pulsek, capek~
Tapi sebisa mungkin update 1 Bab~
cerita mu selalu ditunggu kakak, semangat😍
semangat kakak ~
semangat kakak