NovelToon NovelToon
Asmaraloka

Asmaraloka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas
Popularitas:991
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Ketika Romeo dan Tina mengunjungi sebuah museum desa terpencil, mereka tidak pernah menyangka bahwa patung kuno sepasang Dewa Dewi Asmara akan membawa mereka ke dunia lain—Asmaraloka, alam para dewa yang penuh kemegahan sekaligus misteri. Di dunia ini, mereka bukan lagi manusia biasa, tapi reinkarnasi dari Dewa Kamanjaya dan Dewi Kamaratih—penguasa cinta dan perasaan.
Terseret dalam misi memulihkan keseimbangan cinta yang terkoyak akibat perang para dewa dan iblis, Romeo dan Tina harus menghadapi perasaan yang selama ini mereka abaikan. Namun ketika cinta masa lalu dan masa kini bertabrakan, apakah mereka akan tetap memilih satu sama lain?
Setelah menyadari kisah cinta mereka yang akan berpisah, Sebagai Kamanjaya dan Kamaratih mereka memilih hidup di dunia fana dan kembali menjadi anak remaja untuk menjalani kisah yang terpisahkan.
Asmaraloka adalah kisah epik tentang cinta yang melintasi alam dan waktu—sebuah petualangan magis yang menggugah hati dan menyentuh jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.

"Romeo Lo lama banget." ucap Danan yang sudah menunggu Romeo.

"Hari ini kita mau ngapain?" tanya Romeo pada teman-temannya.

Danan menepuk bahu Romeo dengan senyum lebar. "Kita mau main futsal sama anak kelas sebelah. Lo jangan telat ngoper bola ya, Reo!"

Hanan yang berdiri di samping Danan ikut menimpali, "Iya, kalau Lo kayak kemarin bolanya ke tiang terus, mending duduk aja jadi penonton!"

Romeo mendengus kesal sambil menyesap minumannya. "Santai aja, gue nggak bakal kayak kemarin. Justru kalian yang jangan bikin malu tim."

Danan tertawa keras. "Oke, kita lihat aja nanti. Eh, by the way, Tina tadi nanyain Lo lagi, Reo."

Romeo langsung menoleh cepat. "Nanyain gue? Ngapain?"

"Katanya dia mau ikutan nonton futsal. Lo jemput dia, deh. Kan deket rumah Lo."

Hanan menambahkan sambil menyengir jahil, "Bener tuh. Mumpung dia belum nebeng sama Jovan lagi."

Romeo mendesah, pura-pura malas. "Iya, iya. Tapi gue cuma jemput karena kalian yang nyuruh, ya. Bukan karena apa-apa."

Danan dan Hanan hanya bertukar pandang sambil menahan tawa, lalu mengikuti Romeo yang mulai mengayuh sepedanya ke rumah Tina.

Tina masih meringkuk di tempat tidurnya ketika ponselnya berbunyi. Dengan mata setengah terbuka, ia meraih ponsel di meja samping ranjang. Sebuah pesan dari Romeo muncul di layar:

Romeo: "Bangun, gue otw jemput. Lo mau ikut nonton futsal kan?"

Tina mengernyit bingung sambil membaca pesan itu. Ia bahkan lupa pernah bilang mau ikut nonton. Dengan malas, ia mengetik balasan:

Tina: "Hah? Jemput? Gue masih tidur."

Romeo: "Yaudah gue tunggu depan rumah. Kalau nggak cepet bangun, gue tinggal."

Tina langsung terduduk di tempat tidur, panik. "Ya ampun, Romeo beneran dateng?" gumamnya sambil buru-buru bangkit. Ia menyalakan lampu kamar dan mulai mencari baju yang cocok.

Lima menit kemudian, suara sepeda Romeo terdengar berhenti di depan rumah Tina. Ia memencet bel sambil bersandar santai di sepedanya. "Tina! Cepet, keburu mulai!" teriaknya setengah bercanda.

Tina keluar dengan wajah masih setengah ngantuk, rambut sedikit berantakan, tapi ia sudah siap. "Romeo, lo pagi-pagi banget sih. Hari Minggu, tau!" keluhnya.

Romeo hanya menyeringai. "Lo yang bilang mau nonton, bukan gue. Cepet naik, sebelum gue beneran ninggalin."

Dengan malas, Tina naik ke boncengan sepeda Romeo. "Gue nggak sempet sarapan, nih," keluhnya lagi.

Romeo menggelengkan kepala sambil mengayuh. "Kalau gitu, gue bakal kalah kalau main. Lo harus tanggung jawab."

"Apaan sih, nyalahin gue!" Tina memukul punggungnya pelan, sementara Romeo hanya tertawa puas sepanjang perjalanan.

Ketika Romeo dan Tina tiba di lapangan, semua teman-teman Romeo sudah berkumpul, bersiap untuk bermain futsal. Begitu mereka melihat Romeo datang dengan Tina, Danan langsung melontarkan komentar jahilnya.

"Waduh, berduaan nih? Udah kayak pasangan aja," goda Danan sambil tertawa kecil.

Romeo melotot ke arah Danan sambil memasang wajah kesal. "Gak usah bacot Lo! Sana siap-siap main!" balasnya cepat, mencoba mengalihkan perhatian.

Tina hanya bisa menahan tawa sambil melipat tangan di dada. "Kenapa, Romeo? Malu ya kalau gue ketauan?" ejeknya dengan nada usil.

Romeo menghela napas panjang, menatap Tina sekilas dengan ekspresi sebal. "Lo tuh ngikut gue udah repot, masih aja bikin ribut."

Danan semakin senang melihat reaksi Romeo. "Udah, udah, jangan berantem di sini. Ayo, Romeo, fokus main biar nggak kalah!"

Tina tertawa kecil dan berjalan menuju tribun, duduk bersama beberapa teman lainnya yang juga datang untuk menonton. Sebelum Romeo bergabung dengan timnya, ia menoleh ke arah Tina dan berkata setengah bercanda, "Jangan banyak komentar, liatin aja gue nyetak gol nanti."

Tina mengangkat alis dan tersenyum, lalu berkata lantang, "Kalau golnya gagal, gue bakal kasih tahu semua orang kalau lo bawa gue bareng tadi pagi."

Teman-temannya langsung tertawa mendengar ancaman Tina, sementara Romeo hanya menggelengkan kepala sambil berjalan ke tengah lapangan, pura-pura tak mendengar.

"Tinaaa!" teriak Jovan sambil melambaikan tangannya ke arah tribun tempat Tina duduk. Suaranya cukup keras hingga beberapa orang di lapangan menoleh, termasuk Romeo yang sedang melakukan pemanasan.

Tina tersenyum kecil dan melambaikan tangan balik. "Eh, Jovan! Lo juga di sini?" sapanya saat Jovan mendekat ke tempat duduknya.

"Iya, gue mau nonton juga. Seru banget, kan? Lagian ada Romeo, pasti bakal seru," ujar Jovan sambil duduk di sebelah Tina, membawa camilan yang dia keluarkan dari tasnya.

Romeo yang memperhatikan dari kejauhan langsung mengerutkan dahi. Ia melihat Jovan duduk santai di sebelah Tina sambil ngobrol asyik. "Lagi-lagi dia," gumam Romeo, lalu menendang bola ke arah Danan dengan lebih keras dari biasanya.

Danan yang menerima bola dengan susah payah langsung protes. "Woi, kenapa nendang kayak orang marah? Santai aja, bro!"

Romeo tidak menjawab, hanya melirik ke arah tribun, memastikan Jovan tidak melakukan hal aneh. "Udah, ayo mulai aja. Gue mau cepat nyetak gol," katanya sambil mengatur posisi di lapangan.

Sementara itu, Tina menikmati obrolannya dengan Jovan. Ia tak menyadari pandangan tajam Romeo dari tengah lapangan yang seolah berkata, Kenapa Jovan selalu ada di mana-mana sih?

"Van Lo jangan nonton aja dong, Lo lawan gue!" tantang Romeo pada Jovan yang sedang berbincang pada Tina yang terkejut karena Romeo menantang Jovan.

Jovan yang tersenyum misterius itu lalu menerima tantangan dari romeo. "Oke siapa takut."

"Eh Tina kalau gue menang besok Lo ke kantin bareng gue ya." Lalu pergi dan masuk ke lapangan. Dinar dan Tika yang kaget dengan melihat kejadian itu.

"Dinaaaar. Gue harus gimana?" bisik Tina pada sahabatnya itu, "tenang-tenang." Tika yang menenangkan Tina dan mulai menonton pertandingan Romeo dan Jovan.

Lapangan mendadak menjadi pusat perhatian. Romeo dan Jovan kini berdiri berhadapan di tengah lapangan, dikelilingi teman-temannya yang penasaran dengan hasil pertandingan mendadak itu.

"Siapa yang bakal menang nih? Romeo atau Jovan?" gumam Dinar sambil mengunyah keripik di tribun.

Tina, yang masih terkejut dengan taruhan itu, menatap kedua cowok itu dengan bingung. "Dinaaaar, kok gue yang jadi taruhannya sih?!" bisiknya panik pada Dinar.

"Tenang, Tin. Romeo pasti menang. Dia kan jago futsal," jawab Dinar sambil memandang Tina dengan senyum meyakinkan.

Sementara itu, Tika menambahkan, "Kalau Romeo kalah, yah... anggap aja itu nasib!"

Tina memukul lengan Tika pelan, merasa semakin gugup.

Di lapangan, Jovan tersenyum misterius. "Kalau gue menang, Romeo, jangan coba-coba ganggu gue sama Tina lagi," katanya sambil melirik Romeo dengan penuh percaya diri.

"Ngomong gampang. Buktikan di lapangan," jawab Romeo tajam, lalu mengambil posisi bersiap untuk mulai pertandingan.

Sorakan teman-teman mulai terdengar di sekeliling lapangan. Bola dilempar, dan pertandingan dimulai. Romeo langsung menggiring bola dengan lincah, tapi Jovan tak mau kalah, menahan pergerakannya dengan tangkas.

Tina hanya bisa memegang erat tangan Dinar. "Ya ampun, kok jadi tegang begini sih?"

Dinar terkekeh kecil. "Nikmatin aja, Tin. Siapa tahu seru."

Tika menambahkan dengan suara pelan, "Eh, tapi kalau Romeo menang, jangan lupa ke kantin sama dia ya. Biar tambah seru drama kalian."

"Tiikaaaa!" Tina memekik pelan, membuat kedua temannya tertawa geli.

Di lapangan, Romeo mencetak gol pertama dengan penuh gaya, membuat sorakan dari para penonton semakin heboh. "Ayo, Romeo!" teriak beberapa temannya.

Namun, Jovan tak tinggal diam. Ia memanfaatkan kelengahannya dan membalas dengan gol cepat. Skor kini imbang, dan pertandingan semakin panas.

Tina hanya bisa menghela napas panjang. "Kenapa jadi gue yang paling deg-degan sih..."

1
sjulerjn29
" kita beneran dewa"😂
sjulerjn29: ya ampun thor suasana kerajaan tp gk ngebosenin .
thor mampir di episode baru ceritaku😊🤭
total 1 replies
HNP
semangat, jangan lupa follback.💪
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!