My Savage Primadona
"Devan ... ini aku bawain kamu bekel lohhh ... sengaja aku buat tadi pas dirumah buat kamu, jangan lupa dimakan yahh."
Kalaluna meletakan kotak bekal miliknya diatas meja milik seorang cowok tampan yang sedang fokus mencatat sambil mendengarkan musik lewat earphonenya. Masih dengan senyum manisnya yang mampu membuat siapa saja terpesona padanya, Kalaluna menunggu Devan untuk mencicipi makanannya ini.
Pyarr.....
Sayangnya Devan menepis begitu saja kotak bekal didepannya sampai isinya berhamburan diatas lantai. Cowok tampan sekaligus ketua OSIS di SMA Kesatrian ini melepaskan earphone yang ada di kedua telingannya. Tatapan tajam penuh ketidak sukaan langsung Devan layangkan kearah Kalaluna.
"Kok di buang sih Devan makananya, kamu ngga suka ya sama nasi goreng atau nanti mau aku buatin yang lainnya aja?"tanya Kalaluna.
Semua yang ada dikelas ini sudah terbiasa dengan pemandangan yang selalu tersaji setiap pagi hari. Mereka hanya bisa tercengang namun tak bisa melakukan apa-apa. Lebih tepatnya tak mau ikut campur dengan urusan sang primadona sekolah.
"Stop ganggu gue dan menampakkan wajah lo didepan gue mulai sekarang! Gue udah muak sama lo cewek sialan!"geram Devan.
Bukannya takut, Kalaluna malah tersenyum manis karena baginya semua tolakan Devan itu malah semakin membuatnya semangat untuk mengejar Devan lebih giat lagi. Kalaluna sang primadona sekolah sudah terlanjur terjebak oleh perasaanya dengan Devan sejak kelas 10 sampai kelas 11 sekarang ini.
"Ihhh Devan...kan aku udah pernah bilang sama kamu kalau aku akan tetap deketin kamu dan bikin kamu suka sama aku. Titik!"
Devan mengepalkan kedua tangannya, rasanya sudah sangat muak dengan kehadiran Kalaluna di hidupnya ini.
"Sampe kapanpun gue ngga akan pernah yang namanya suka sama lo. Ingat itu!"
Kalaluna malah terkekeh mendengar ucapan Devan. "Hahaha iya gapapa Devan kamu sekarang bilang gitu, tapi liat aja nanti kalau aku bakal bikin kamu suka sama aku."
"Kalau gitu aku pergi dulu ya Devan, dahhhh."
Kalaluna berjalan riang meninggalkan kelas unggulan yang bukan menjadi kelasnya. Alih-alih menangis karena bekalnya dibuang begitu saja oleh Devan, Kalaluna malah masih tersenyum riang. Semua orang pun mengakui kalau Kalaluna itu sangat pantang menyerah.
*****
Kalaluna Gabriella, adalah seorang cewek cantik yang dinobatkan sebagai primadona disekolah ini. Cewek cantik dengan body yang sempurna itu, sudah dikenal oleh semua murid bahkan guru disekolah ini. Seharusnya sih dengan keunggulan yang dimilikinya ini akan gampang umtuk seorang Kalaluna mendapatkan cowok yang disukainya, tapi sayangnya tidak berlaku untuk Devan.
"Habis darimana sih Lun?"
"Ya kemana lagi kalau bukan ke kelas unggulan buat ketemu sang pujaan hatinya lahhh..."
"Udah tau di tolak masih aja deketin Devan lo Lun."
"Luna mah mana mungkin nyerah gitu aja sebelum dapetin apa yang dia mau."
Baru juga sampai di kelasnya, Kalaluna langsung di tanya oleh kedua sahabatnya. Untung saja sahabatnya sudah tau dengan apa yang akan dirinya lakukan setiap paginya. Yahh meskipun harus dibarengi dengan ejekkan kedua sahabatnya ini.
"Kayaknya gue nanti sepulang sekolah mau bikin menu yang lainnya lagi deh, Devan suka yang sayur kalau gue liat,"ucap Kalaluna.
Sebelum pelajaran dimulai, Kalaluna seperti biasa akan mulai menggunakan makeupnya supaya penampilannya selalu cantik maksimal. Sama halnya dengan Kalaluna, kedua sahabatnya Tiffany dan juga Maurin pun ikut bermakeup. Tenang saja makeupnya tidak tebal kok, tipis saja yang penting cantik.
"Oh iya Gurls, nanti sepulang sekolah nge mall yuk? Ada barang baru loh disana,"ajak Tifffany, kedua matanya masih fokus dengan mascara yang sedang dipakainya.
"Boleh tuh, gue juga males dirumah"balas Kalaluna.
"Tapi sebelum itu ke salon dulu ngga sih? Gue mau warna in rambut nih" kata Maurin.
"Eh iya sama, gue juga mau warna in deh biar Devan cinta sama gue hihihi..."Selalu saja Kalaluna memikirkan Devan yang belum tentu memikirkan dirinya sendiri.
"Okey deh nanti kita nyalon dulu abis itu ke Mall deh..."
Mall dan Salon sudah seperti tempat wajib untuk Kalaluna dan kedua sahabatnya. Mereka bertiga sering datang ke saba untuk sekedar bersenang-senang atau menghilangkan rasa jenuhnya. Tapi tak apa, uang juga bukan masalah penting untuk ketigannya karena orang tua mereka selalu memanjakannya.
"Oh ya, gue denger-denger nanti bakalan ada anak baru loh, cewek lagi. Dan gue denger dari orang lain tadi katanya anak baru itu cantik,"celetuk Maurin.
Gadis berambut panjang lurus sepunggung itu memang sangat update tentang masalah berita yang ada disekolah ini. Pokoknya kalau berteman dengan Maurin tak akan rugi deh...
"Oh ya, kelas mana?"tanya Kalaluna.
"Kalau itu gak tau, tapi yang jelas kata anak-anak tadi anak barunya cantik. Nahh bisa jadi saingan lo tuh Lun, dan bisa aja tertarik sama Devan si cowok ganteng dengan segudang prestasinya."
Tiffany menggelengkan kepalanya, "Belum tentu. Bisa aja Devan juga sama sekali ngga ngelirik anak baru itu dan sampai kelulusan pun akan tetap Luna yang jadi primadona disekolah ini."
Nah, kalau Tiffany itu dewasa dan selalu membuat Kalaluna senang pada sahabatnya ini. Tapi ucapan Maurin cukup membuat Kalaluna.was-was, takut saja kalau anak baru itu sampai mendekati Devan dan berhasil mendapatkan cowok yang selama ini Kalaluna sukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments