Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Layak Menjadi Putri
"Ibu, bukannya kamu bilang ingin kembali karena khawatir ayah sudah keluar dari ruang kerja Kaisar dan sedang menunggu kita. Kenapa kamu membawaku ke sini?" Jinyue menatap heran pada nyonya bangsawan yang berjalan dengan anggun ke arah Istana Bulan, tempat tinggal Selir Xue—ibu Pangeran Rui.
Nyonya Bangsawan tersenyum pada Jinyue, sementara langkahnya pasti dan anggun. "Tenang saja, Lanying sudah menitip pesan pada Aliang. Jika sudah selesai berbicara dengan Kaisar, ayahmu akan menunggu kita di depan gerbang istana."
Lanying adalah pelayan pribadi milik nyonya bangsawan, sedangkan Aliang adalah pelayan tuan bangsawan.
"Lagipula, kita tidak akan lama," tambah Nyonya Bangsawan lagi.
"Untuk apa kita ke sini?" Alis Jinyue sedikit berkerut.
Jika ibunya ingin menemui Selir Agung Qin, Jinyue memaklumi karena kedua wanita itu bersaudara.
Bagaimana dengan Selir Xue?
Ibunya tidak memiliki hubungan pertemanan dengan Selir Xue yang terkenal angkuh, tetapi mereka juga tidak bermusuhan.
Hanya saja, Jinyue pikir tidak ada alasan bagi ibunya menemui Selir Xue.
Terlebih, mereka juga batal jadi besanan.
"Ibu dengar, Yi Nan berlutut semalaman di depan kamar nyonya kedua. Dia memohon agar diangkat menjadi putri sah demi bisa menjadi Putri Pangeran Rui."
"Apakah nyonya kedua setuju?" tanya Jinyue dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
"Ibu pikir dia setuju." Nyonya Bangsawan mencebik sinis. "Jika Yi Nan menjadi putri pangeran, maka dia akan menjadi mertua pangeran dan itu akan memberikan keuntungan bagi putrinya juga."
Jinyue mengangguk mengerti.
Tuan kedua mungkin bukanlah pria yang berambisi, tetapi istrinya yang memiliki harga diri setinggi langit tidak demikian.
Dia terlihat patuh di permukaan, tapi hatinya sangat tidak rela berada di bawah kekuasaan tuan dan nyonya bangsawan.
Jika bisa menjadi mertua pangeran, maka statusnya jadi lebih mulia dan tentunya akan ada banyak keluarga bangsawan yang datang melamar putrinya.
"Jadi, kita di sini untuk apa?"
Nyonya Bangsawan berhenti melangkah dan menatap Jinyue sambil bertanya, "Memangnya kamu rela jika Yi Nan jadi Putri Pangeran Rui?"
Jinyue terdiam, dia sedikit malu karena pemikirannya yang tidak menginginkan Yi Nan menjadi putri pangeran bisa dibaca oleh sang ibu.
Nyonya Bangsawan tersenyum penuh kasih, lalu menyerahkan sebuah dokumen kepada Jinyue. "Ini untukmu."
Jinyue menerima pemberian ibunya dengan alis yang berkerut sedikit, kemudian membuka dokumen itu hanya untuk mengetahui isi di dalamnya.
"Ibu, ini ...." Netra Jinyue memancarkan keterkejutan yang nyata.
Senyuman di wajah nyonya bangsawan semakin mengembang. "Nyonya kedua pasti belum sempat membuat dokumen resmi untuk mengangkat Yi Nan sebagai putri sah, tapi Ibu sudah menyiapkan yang lain untuknya."
Jinyue tampak kegirangan seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, dia pun memuji dengan tulus. "Ibu, kamu memang yang terbaik!"
Dengan dokumen itu, Yi Nan tidak akan punya harapan untuk menjadi Putri Pangeran Rui.
Selamanya dia hanya bisa menyandang status sebagai seorang selir!
"Tidak masuk akal!" Selir Xue menghempaskan dokumen berwarna merah yang merupakan perjanjian nikah untuk Pangeran Rui dan Yi Nan. "Apa kalian pikir pernikahan adalah mainan?"
Baru saja dia mendapatkan kabar Bangsawan Jing tengah menghadap Kaisar untuk membatalkan perjanjian pernikahan antara Jinyue dan putranya, sekarang malah surat perjanjian lainnya yang datang.
Kapan dokumen itu dipersiapkan?
Selir Xue melayangkan tatapan iba ke arah Pangeran Rui yang duduk dengan posisi tak nyaman di sisi kanannya, dia seperti sedang menatap kdang paling bodoh di muka bumi ini.
Melepaskan permata demi batu di lumpur, apakah ada yang lebih bodoh dari Pangeran Rui?
Sayangnya, orang bodoh itu adalah putranya.
Ketika tiba di depan aula utama Istana Bulan, Jinyue dan Nyonya Bangsawan sudah mendengar amukan Selir Xue.
Keduanya saling memandang, sebelum akhirnya meminta pelayan di depan melaporkan kedatangan mereka.
Setelah diizinkan, Nyonya Bangsawan dan Jinyue memasuki aula dengan membawa segala keanggunan dan kewibawaan mereka.
Keduanya melirik sekilas pada Yi Nan yang berlutut di lantai, lalu serentak memberikan salam formal saat berhadapan dengan Selir Xue dan juga Pangeran Rui.
"Saya telah bertemu Xue Fei."
"Saya telah bertemu Pangeran Rui."
"Berdirilah," kata Selir Xue tanpa niat mempersulit Jinyue dan nyonya bangsawan, dia juga tidak bertele-tele. "Apa yang membawa kalian ke sini?"
Mengabaikan tatapan yang menyiratkan kebencian berbaur dengan rasa ingin tahu dari Pangeran Rui dan Yi Nan, Jinyue maju selangkah.
Detik selanjutnya, dia sudah berlutut di samping Yi Nan dan berkata dengan lembut. "Xue Fei, Pangeran Rui menyukai kakak sepupu dan ingin menjadikannya putri. Namun, Pangeran Rui berharga seperti emas dan batu giok."
Jinyue berusaha keras menekan rasa jijiknya ketika memuji Pangeran Rui, dia berharap isi perutnya tidak keluar saat itu juga.
"Menurut ibu saya, putri seorang selir tidak layak menjadi putri. Namun, mengingat kasih sayang yang mendalam antara yang mulia dan kakak sepupu, ibu secara khusus mengeluarkan dokumen selir ... menjanjikan kakak sepupu sebagai selir pangeran."
Begitu selesai berbicara, Jinyue menyodorkan dokumen selir yang diberikan ibunya beberapa saat lalu.
"Apa yang kamu katakan?" Yi Nan meraung marah, tetapi dia segera terbungkam begitu mendapati tatapan mematikan dari Selir Xue.
Bagaimanapun, dia sudah bersusah payah membujuk ayahnya dan memohon pada nyonya kedua agar memasukkan namanya sebagai anak sah.
Dengan begitu, dia jadi lebih layak berstatus sebagai putri alih-alih hanya seorang selir dan dia tidak perlu tunduk pada wanita lain.
Selir melirik pelayan di sampingnya untuk mengambil dokumen dari tangan Jinyue, senyum puas langsung menghiasi wajahnya setelah membaca isi dokumen itu. "Nyonya Bangsawan sangat pengertian."
"Itu sudah seharusnya," sahut Nyonya Bangsawan.
"Ibu—"
"Diamlah!" Selir Xue melayangkan tatapan tajam yang terbungkus peringatan.
Dia memang sangat tidak rela membiarkan anak selir rendahan menjadi putri untuk putranya yang berharga.
Beruntung, nyonya bangsawan memberinya jalan.
Mana mungkin dia menyia-nyiakannya!
"Jinyue, kamu berdirilah." Selir Xue menjadi lebih ramah pada Jinyue yang berdiri dengan bantuan nyonya bangsawan.
Namun, senyumannya berubah sarkas ketika netranya bertemu sosok Yi Nan yang membuat darahnya mendidih.
'Karena wanita peng9oda ini, putraku kehilangan banyak hal!'
"Yi Nan, karena A-Heng sangat menyukaimu ... bagaimana kalau kamu tinggal di istana saja? Biar kita semua lihat, sebaik dan selemah lembut apa dirimu."
terima kasih