Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina harus menerima nasib pahit dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Setelah mereka menikah, banyak rahasia rahasia besar yang terungkap satu per satu termasuk identitas Jesi yang sebenarnya.
Apa saja rahasia besar itu? Apakah pernikahan keduanya akan langgeng sampai akhir hayat dimana Jesi hanya bisa jadi istri kedua? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENYESALAN RAYA
Jeduarrrrrr...
Tubuh Raya terhuyung ke belakang, beruntung ia bisa mengimbangi tubuhnya hingga tidak jatuh ke belakang. Ia yakin ia tidak salah dengar.
" A.. Apa???" Raya benar benar tidak percaya. " Kamu istrinya? Apa kamu tidak berbohong nona? Setahuku Reon belum menikah." Ujar Raya. " Dan kenalkan, aku kekasihnya." Imbuh Raya mengulurkan tangannya.
Angelin menatap tangan Raya namun tidak berniat membalasnya hingga Raya menarik kembali tangannya.
" Sudah berapa lama anda menjadi kekasihnya?" Tanya Angelin.
" Belum lama, sekitar satu bulan." Angelin terkekeh mendengarnya. " Tapi aku cinta pertama Reon, kami pernah menjalin hubungan enam tahun lalu. Dan sampai sekarang hubungan kami belum putus. Sampai kami bertemu satu bulan lalu dan melanjutkan hubungan ini karena memang Reon hanya cinta sama aku." Sambung Raya.
" Anda terlalu percaya diri nona! Kalau dia mencintai kamu, lalu kenapa dia menikahi aku nona? Pernikahan kami sudah berjalan selama dua tahun, tapi dia tetap bertahan dengan pernikahan ini."
Raya terkejut dengan ucapan Angelin, mereka menikah dua tahun? Itu artinya Reon telah membodohinya. Raya mengepalkan erat tangannya menahan emosi yang siap memuncak di dadanya.
" Kalau anda tidak ada perlu lain, anda bisa pergi sekarang. Saya masih banyak urusan." Angelin hendak menutup pintu namun tiba tiba suara Reon mengurungkannya.
" Sayang." Reon yang baru turun dari mobil segera menghampiri keduanya.
Angelin menatap Reon, " Siapa yang kamu panggil sayang? Aku apa dia?" Angelin menunjuk Raya.
" Ya tentu kamu donk sayang. Memangnya siapa dia?"
Mata Raya melotot sempurna mendengar ucapan Reon seolah tidak mengenalnya. Ia menatap Reon dengan tatapan tajam.
" Apa maksud lo Reon? Elo bilang begitu seolah olah elo nggak kenal gue? Lalu elo anggap apa hubungan kita selama ini hah?" Bentak Raya tidak terima.
" Memang kita punya hubungan?" Tanya Reon santai.
" Elo." Raya menunjuk wajah Reon.
" Dengar ya Raya, elo yang ngejar ngejar gue. Bahkan dari dulu sampai sekarang, dan gue nggak cinta sama elo. Harusnya elo sadar diri, elo udah punya suami tapi elo masih ngejar pria lain sampai ke sini. Elo yang masih berharap sama cinta gue, dan gue nggak pernah kasih elo harapan tuh." Ujar Reon.
" Hmmmpttt ha ha ha." Tawa Angelin pecah begitu mendengar ucapan sang suami. Raya dan Reon kompak melihat ke arahnya.
" Kenapa kamu tertawa sayang?" Tanya Reon.
" Ya lucu aja." Sahut Angelin. " Kok ada ya seorang wanita yang udah punya suami tapi masih mengejar pria lain. Apalagi pria itu udah beristri. Cinta ya cinta nona, tapi elo harus punya harga diri. Apa suami elo nggak buat elo bahagia nona?" Cibir Angelin menanggalkan ucapan formalnya.
" Gue hanya mencintai Reon bukan suami gue." Sahut Raya.
" Wow, elo beruntung di cintai istri orang mas." Ujar Angelin menatap Reon.
" Aku nggak butuh cinta dari orang lain sayang, aku cuma mau cinta dari istriku sendiri." Sahut Reon.
" Elo dengar nona?" Angelin menatap Raya lalu ia menatap sang suami. " Aku nggak tahu apa kamu jujur atau berbohong padaku mas. Yang jelas kalau kamu masih menginginkan hubungan ini, urus dulu kekasih gelapmu itu, aku masih ada urusan lain." Setelah mengatakan itu Angelin masuk ke dalam meninggalkan mereka.
" Sayang." Reon menggantung tangannya ke udara, lalu menariknya kembali.
Ia menatap Raya dengan nyalang membuat nyali Raya menciut. Ia mundur ke belakang, " Kenapa elo ke sini? Dan darimana elo tahu alamat rumah gue? Apa elo menyelidiki gue tanpa sepengetahuan gue?"
" Ya, gue memang menyelidiki elo. Gue ngerasa elo udah berubah. Sikap elo menunjukkan kalau elo nggak cinta sama gue, makanya gue cari tahu semuanya sampai pada akhirnya gue ke sini untuk memastikan kebenarannya." Sahut Raya.
" Elo udah tahu yang sebenarnya. Gue udah nikah, dan gue sangat sangat sangat mencintai istri gue. Gue nggak akan pernah bisa mencintai wanita lain terutama wanita jahat macam elo." Ucap Reon penuh penekanan sambil menunjuk wajah Raya.
Raya memejamkan matanya, " Lalu kenapa elo mau menerima cinta gue dan jadiin gue kekasih elo?" Tanya Raya membuka matanya.
Reon tersenyum sinis, " Sama kayak elo yang manfaatin tuan Andra sebagai pelampiasan. Gue juga manfaatin elo demi mengungkap kebusukan keluarga elo."
Deg....
Hati Raya seperti di tikam sembilu. Rasanya sakit namun tidak berdarah. Inikah yang akan di rasakan oleh Andra saat Andra mengetahui semuanya? Pikir Raya.
" Elo tega sama gue Re. Masalah itu bukan urusan elo, lalu kenapa elo sok sok an ingin membantu keluarga Angelin hah? Yang elo kenal itu gue, bukan Angelin." Ujar Raya.
" Karena gue ingin membantu orang orang tak berdaya seperti Angelin. Bonusnya, gue semakin di kenal oleh orang orang dan tentunya karier gue semakin sukses." Jawaban Reon benar benar membuat hati Raya terluka.
" Siapa sebenarnya Angelin? Apa elo kenal dengannya? Elo pernah bertemu dengannya sampai sampai elo begitu ingin membelanya."
" Angelin sudah kembali."
Deg...
Raya langsung menatap Reon.
" Kemarin Angelin sendiri yang menemui mama kamu. Dia mengorbankan semua hartanya demi bisa membuat tante Erika berbicara mengenai kematian kedua orang tuanya. Dia bahkan menyerahkan sepenuhnya perusahaan kepada tante Erika, tapi apa yang tante Erika lakukan padanya?" Reon menjeda ucapannya. " Tante Erika justru mencoba membunuhnya dengan sebilah pisau." Reon mengepalkan erat tangannya mengingat ia tidak bisa melakukan apa apa ketika istrinya terluka di depan matanya.
" A.. Apa?"
" Tante Erika terlalu serakah, dia pantas di penjara. Aku akan menuntutnya dengan hukuman mati atau pun seumur hidup supaya dia tidak bisa melukai orang lain lagi."
" Elo jahat Reon!!!!" Teriak Raya. Ia menatap Reon dengan tatapan entah. " Elo bilang kalau mama gue hanya akan di jatuhi hukuman sekitar lima tahunan. Lalu kenapa sekarang elo berubah? Elo tega ngejebak gue Reon. Hiks.. Mama." Raya terduduk lesu di lantai membayangkan penderitaan ibunya yang di sebabkan olehnya. Karena di butakan oleh cinta, Raya percaya begitu saja dengan semua yang Reon ucapkan.
" Berpikirlah Raya!" Reon menunjuk kepalanya sendiri. " Bagaimana mungkin otak dan pelaku pembunuhan bisa di jatuhi hukuman seringan itu? Gue nggak ngejebak elo, tapi ini lah hukuman buat orang orang jahat macam kalian." Ucap Reon. " Besok sidang keputusan pengadilan, lebih baik elo pulang buat dampingi tante Erika." Setelah itu Reon menutup pintu rumahnya meninggalkan Raya terpuruk sendiri.
Raya baru sadar jika selama dirinya di sini, ia telah mengabaikan ibunya. Bahkan setelah di tangkapnya nyonya Erika, ia sama sekali tidak menelepon nyonya Erika. Pikirannya tertuju pada masalahnya sendiri yaitu cintanya dengan Reon dan penasaran dengan wanita yang tinggal satu bersama Reon.
" Hiks.. Mama... Maafkan aku! Aku tidak tahu kalau aku hanya di manfaatkan oleh Reon. Hiks.. Mama maafkan aku! Aku menyesal terlalu bodoh mencintai Reon." Penyesalan memang datang belakangan, sebesar apapun cinta kita pada pasangan, seharusnya cinta kita kepada ibu lebih besar darinya. Pasangan suatu saat bisa mengkhianati kita. Sedangkan ibu, dia tidak akan pernah mengkhianati kita, apalagi menyakiti kita karena bagi seorang ibu, luka kita adalah air matanya.
TBC....
Dokumen yang ditandatangani Angeline, tidak sah, kamu tidak akan mendapatkan apapun Raya.