NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 25

"Dinda senang semuanya baik-baik saja Tante." Ucap Dinda sembari tersenyum tulus.

"Berkat kamu." Jawab Ibunya Indra membuat Dinda mengangkat alisnya bingung.

"Kenapa Dinda?." Tanyanya penasaran.

"Tante kesana dengan hati yang lega karena ada yang jaga Ciara, Indra juga bekerja dengan tenang karena Ciara ada yang jaga, semuanya berjalan dengan baik karena kamu Dinda." Jelas Ibunya Indra membuat Dinda bersyukur merasa mereka terbantu karena kehadiran Dinda.

Dinda tersenyum mendengar pujian dari Ibunya Indra yang terus memberikan kata-kata manis untuknya.

"Sebentar yah, tante ambil oleh-oleh untuk kamu dikamar." Kata Ibunya Indra menepuk punggung tangan Dinda hampir melupakan tujuannya memanggil Dinda ke rumahnya.

"Iya Tante." Jawab Dinda menganggukkan kepalanya.

"Ini, Tante titip Ciara dulu." Ibunya Indra lalu menyerahkan Ciara padanya kemudian ia berdiri dan beranjak dari sana.

"Halo Ciara, kita jadi sering ketemu yah." Sapanya dengan riang.

Dinda sangat senang dan menantikan saat-saat bertemu dengan Ciara karena bayi itu selalu menyambut pelukannya dengan senyuman yang membuat wajahnya menjadi berseri-seri.

Tidak lama kemudian Ibunya Indra kembali dari kamarnya dan membawa dua paper bag di tangannya.

"Ini buat kamu Dinda, semoga kamu suka yah." Ibunya Indra memberikan kedua paper bag tersebut dan kembali duduk disebelah Dinda.

"Terima kasih Tante." Ucap Dinda menerima kedua paper bag itu dengan senangnya.

***

Lama berbincang dengan Ibunya Indra, Dinda sampai tidak sadar sudah hampir siang, Ia berniat pamit untuk pulang.

"Ohiya Tante, sudah hampir siang, Dinda mau pamit pulang dulu." Kata Dinda berpamitan, Ibunya Indra pun langsung menggelengkan kepalanya menolak pamitan Dinda padanya.

"Makan siang disini saja, baru kamu pulang yah." Katanya kemudian dengan nada penuh harap.

"Tidak usah repot-repot Tante." Ucap Dinda karena mengira Ibunya Indra hanya berbasa-basi.

"Tidak sama sekali, toh bukan Tante yang masak." Jawab Ibunya Indra antusias ingin mengajak Dinda makan siang bersamanya.

Dinda jadi merasa tidak enak, ia juga tidak tau harus bagaimana menolak niat baik Ibunya Indra, pada akhirnya ia menganggukan kepalanya menyetujui niat baik Ibunya Indra.

***

Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang makan setelah Ibunya Indra menidurkan Ciara dikamarnya, Dinda menarik salah satu kursi dan duduk disana.

Keduanya memulai makan siangnya dengan lahap.

"Makan yang banyak yah Dinda, jangan sungkan, anggap rumah sendiri yah sayang." Kata Ibunya Indra merasa sangat senang makan bersama Dinda.

"Iya Tante." Jawab Dinda yang mulai merasa nyaman.

"Oh iya, kamu punya pacar Dinda?." Tanya Ibunya Indra tiba-tiba disela makan Dinda membuatnya hampir tersedak.

"Tidak punya Tante, sudah putus." Jawabnya lalu meraih gelas berisi air minum dan meminumnya.

"Oh iya?." Tanyanya lagi penasaran.

"Iya Tante, maaf tapi Dinda tidak mau membahas tentang hubungan Dinda yang lalu." Ucap Dinda sehati-hati mungkin agar tidak menyinggung perasaan Ibunya Indra.

"Oh tentu, tidak perlu di bahas, lebih baik kamu fokus ke masa kini dan masa depan saja." Kata Ibunya Indra yang mengerti maksud Dinda, mungkin saja mereka berpisah dengan cara tidak baik-baik sampai Dinda tidak ingin membahasnya sama sekali.

"Iya Tante, itu yang sedang Dinda usahakan." Jawab Dinda merasa lega karena perkataannya barusan tidak menyinggung perasaan Ibunya Indra.

Mereka berdua melanjutkan makannya, tanpa Dinda sadari Ibunya Indra terus menatapnya sembari tersenyum seakan sedang memikirkan sesuatu.

***

Dinda pulang dari rumah Ibunya Indra hampir malam, Ia merasa Ibunya Indra sangat tidak ingin melepasnya pulang, selalu menahannya saat ia ingin berpamitan pulang, mungkin Ibunya Indra merasa kesepian tidak punya teman mengobrol walaupun banyak yang bekerja dirumahnya, pikirnya.

Dinda mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya. Begitu tiba, ia berhenti di depan pagar rumahnya yang tertutup. Dinda berniat ingin turun dari mobil untuk membuka pagar rumahnya, tapi niatnya ia urungkan saat matanya tertuju pada paper bag pemberian Ibunya Indra disampingnya.

"Isinya apa yah?." Gumam Dinda merasa penasaran.

Sedari tadi ia penasaran dengan isinya tapi tidak bisa membukanya didepan Ibunya Indra karena ia rasa tidak sopan membuka hadiah pemberian didepan orangnya langsung.

Matanya membelalak kaget saat membuka paper bag pertama yang berisi kotak tas bermerek, rasa terkejutnya kian bertambah saat membuka kotak satunya lagi yang sama isinya dengan kotak sebelumnya, hanya berbeda brand saja.

"Ini Mamanya kak Indra kapan belinya?, perasaan katanya mau jenguk orang sakit." Kata Dinda kaget dengan isinya.

Ia pun segera mengambil handphonenya didalam tas dan mencari nomor Ibunya Indra.

"Halo Dinda, sudah sampai dirumah?." Tanyanya begitu panggilannya tersambung.

"Sudah Tante." Jawab Dinda kemudian.

"Syukurlah, kamu istirahat yah." Ucapnya penuh perhatian.

"Anu Tante, Dinda mau ke rumah Tante besok, boleh kan?." Tanya Dinda tidak tau harus mengatakan apa untuk mengembalikan pemberian Ibunya Indra.

"Boleh dong, kamu selalu diterima dirumah Tante, Tante malah senang kalau kamu main ke rumah Tante setiap hari." Jawab Ibunya Indra, suaranya terdengar sangat senang mendengar Dinda meminta izin untuk mengunjungi rumahnya lagi.

Dinda pun berpikir akan mengembalikan tas-tas itu saja besok, rasanya tidak sopan jika harus mengatakannya lewat telepon.

"Kalau begitu Dinda tutup teleponnya yah Tante." Ucap Dinda sedikit lega untuk rencananya besok.

"Iya sayang, kamu istirahat yah.“ Kata Ibunya Indra penuh perhatian.

"Iya Tante, Tante juga yah." Jawab Dinda kemudian menutup teleponnya.

Saat selesai, Dinda menyimpan kembali handphonenya di dalam tas, ia lalu kemudian turun dari mobilnya berniat untuk membuka pagarnya.

Dari arah yang berlawanan, Ayahnya terlihat turun dari mobilnya juga, sepertinya Ayahnya baru pulang dari kampus.

"Biar Papa saja yang buka pagarnya." Kata Ayahnya yang baru saja menutup pintu mobilnya.

Dinda tersenyum dan mengangguk, sikap manis Ayahnya padanya tidak pernah luntur, selalu mengambil alih pekerjaan yang menurutnya berat untuk anaknya, padahal pagar itu hanya tinggal didorong saja, pikir Dinda.

Dari arah depan pagar, lampu sorot mobil yang melaju dengan kencang menyilaukan mata Dinda, Ayahnya begitu terkejut melihat mobil yang melaju dengan kencang mengarah ke arah putrinya.

"DINDA.." Teriak Ayahnya terkejut.

Dengan cepat Ayahnya berlari ke arahnya dan langsung mendorong putrinya menjauh, tapi sayang kaki Ayahnya terkilir hingga ia terjatuh ditempat Dinda berdiri tadi.

Tubuh Ayah Dinda terpental menabrak pagar setelah tersenggol mobil yang tadi melaju dengan cepat dan berbelok untuk menghindari Ayah Dinda, namun tetap mengenai tubuh Ayahnya Dinda.

"PAPAAA." Dinda berteriak dengan kencang, air matanya lalu mengucur dengan deras.

Dinda langsung menghampiri Ayahnya yang terkapar disana, darah mulai bercucuran membuat tubuh Dinda bergetar hebat.

"Papa bangun Pa." Pinta Dinda dengan suara yang bergetar.

Orang-orang di kompleks perumahan Dinda langsung keluar dari rumahnya masing-masing setelah mendengar suara tabrakan tadi.

1
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!