Betapa sakit hatinya Arman, setelah sekian lama berpacaran dengan Arsyta lalu bertunangan. Ketika saatnya mau melangsungkan kejenjang pernikahan, begitu pupus begitu saja, tanpa sebab, tanpa aral yang merintanginya.
Arman berpikir apakah penyebabnya yang sebenarnya. Apakah dari dirinya sendiri, ataukah dari Arsyta, atau memang dari pihak ketiga yang menjadi perusak hubungan mereka berdua.
Hal inilah yang masih menjadi tanda tanya Arman seorng pria tampan, kaya, namun tetap berpenampilan sederhana.
Bagaimanakah percintaan mereka selanjutnya? Hubungan asmaranya yang begitu indah dan mempesona penuh gairah. Cintanya hancur berkeping-keping, seperti asap yang bertebaran entah kemana hilangnya.
Tapi dengan keteduhan hatinya, Arman harus puas dengan perjuangan yang selama ini dikorbankan.
Akankah cinta Arman terbalaskan, ataukah hanya pasrah dan diam membisu?.
Lalu bagaimanakah Arman menyikapinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Berkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. XIV. TIEM ARMAN JUARA UMUM
Arman masih teringat sekali kejadian yang di frank oleh panitia pas ulang tahunnya. Ia bukan berarti emosi dengan ulah Pak Arya dan kawan-kawan panitia yang lain. Tetapi karena dua ciuman romantis dari Devi dan Arsyta yang mendarat dipipinya saat mengucapkan selamat ulang tahunnya.
Hal inilah yang membuat Arman menjadi pikiran. Walaupun hatinya hanya untuk Arsyta, namun dengan kehadiran Devi yang setiap saat selalu hadir membuatnya jadi bimbang dengan Arsyta.
Sementara Devi sendiri yang mulai awal kesemsem terus sama Arman menjadi semakin berkesempatan untuk meraihnya. Walaupun itu tidak mungkin terjadi. Karena Arsyta sudah menjadi kekasihnya. Pikir Devi yang masih istirahat di tenda dan melamun terus membayangkan kejadian tersebut . Sesekali juga memandangi foto selvi bersama teman-temannya. Juga ada Arman yang foto selvinya menjadi kenangan tersendiri.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WITA sementara kegiatan tidak ada lagi. Hanya acara penutupan dan malam perpisahan pada malam hari nanti.
Tampak terlihat panggung besar yang penuh dengan lampu gemerlap dengan variasi interior yang indah membuat suasana di lokasi tersebut menjadi hidup.
Tampak terlihat spanduk besar di belakang bertuliskan " MALAM KEAKRABAN PERSERTA JAMBORE RELAWAN SOSIAL "
dengan Tema ;
" Dengan Semangat Kesetiakawanan Sosial Kita Tingkatkan Kepedulian Terhadap Penyandang Permasalahan Kesejahteraan Sosial di Masyarakat "
Tampak beberapa panitia sudah berhadir disekitar lokasi panggung tersebut. Sementara para peserta hanya sebagian saja yang sudah berkumpul, sedangkan yang ada yang santai-santai. Ada juga yang sudah berdandan rapi dan berpenampilan dengan gayanya masing-masing.
Arsyta yang sedang kasmaran menjadi semakin merindu dengan Arman. Apalagi malam ini malam perpisahan yang membuatnya jadi semakin gelisah.
Walaupun merasa sudah jadian dan merasa menjadi kekasihnya, namun ia merasa belum akrab dengan Arman.
Ia pun mulai berdandan cantik dengan aksesoris dan make up. Sembari memandang wajahnya di cermin handphonenya. Lalu ia merapikan lispstiknya, dioleskan lispstiknya yang merah muda, beberapa kali meratakannya dan sudah terlihat indah dan penuh pesona.
Dengan menggunakan gaun malamnya yang bernuansa kemerahan, membuatnya ia semakin tampil percaya diri.
Waktu semakin larut acara sudah mulai berlangsung. Tampak para tamu undangan dan panitia sudah duduk rapi di depan panggung.
Alunan musik slow mengiringi suasana romantis malam itu.
" Bapak-bapak, Ibu-ibu dan adek-adek seluruh peserta jambore relawan sosial yang berbahagia. Pada malam ini, sebelum kami membacakan sambutan, maka kami akan membacakan pengumuman....". Ungkap Ketua Panitia pelaksana dengan tenang.
Para peserta jambore pun dek dekan siapa yang menjadi juara umum kali ini.
Pada saat bersamaan terdengar siul dari para peserta Suuuut...suuut...dan tepuk tangan yang meriah. Tampak Arsyta menuju kursi di depan yang masih kosong dan terlihat anggun dan banyak yang pangling melihatnya. Di sebelah duduknya samping kanan terlihat panitia yang menempatinya. Ia pun tak luput dari pandangan semua orang.Namun Arsyta tampak cuek dan acuh, hanya tersenyum tipis.
Sementara Devi yang menjadi saingannya tidak terlihat jelas dikerumunan para peserta tersebut. Entah kemana orangnya.
Arsyta beberapa kali juga masih mencari sosok Arman pria tampan yang menjadi idamannya. Sesekali memandang ke samping kanan, ke belakang dan kearah depan panggung juga tak terlihat. Dia pun mulai gelisah saat itu.
" Siapa yang menjadi juara tahun ini...!"...Sambungnya lagi.
" Selain dari lomba-lomba yang diikuti oleh para peserta jambore, penilaian lainnya juga dari kegiatan lain seperti, out bound, bhakti sosial, kekompakan tiem dan kerjasamanya, sikap dan prilaku kepada tiem sendiri dan tiem lainnya. Hubungan dan komunikasi dengan panitia juga penilaian lainnya yang tidak bisa kami sampaikan satu persatu." Pak Anton pun menyampaikan kriteria penilaian tersebut.
Begitu meriah sekali tepluk tangan para peserta jambore yang hadir dan semuanya penasaran sekali.
" Dengan total nilai 525 yaitu ....jatuh pada...Tiem Hitam, sebagai Harapan 1, Sebagai Juara III jatuh pada Tiem Merah dengan total nilai 550. Sedangkan untuk Renner Up dengan Nilai 650 yaitu Tiem Biru."... Ungkap ketua panitia pak Anton sembari bertahan sebentar dan tampak meriah sekali tepluk tangan masing-masing tiem sebagai ucapan bersyukurnya.
". Selanjutnya dengan total nilai 750 ....Sebagai Juara I yaitu.... Tiem Kuning Dari Karang Taruna Provinsi yang dikoordinir oleh Arman.....!!". Sambungnya lagi, sembari juga memberikan aplus yang luar biasa.
Masing-masing tiem puas mendengarkan pengumuman dari ketua pantia tersebut, baik dari hasil lomba-lomba, kegiatan bhakti sosial dan penilaian lainnya yang dirahasiakan oleh panitia.
Arsyta puas dengan hasil yang didapat ini, dia bersyukur sudah menjadi Renner uf pada kegiatan tahun ini.
Belum selesai sambutan tersebut, ternyata masih ada penilaian lainnya.
" Baik Bapak Ibu Saudara-Saudari sekalian! Masih ada yang akan kami sampaikan !" Pak Anton memberitahukan lagi sebelum mengakhiri sambutannya.
"Sebagai Juara Umum adalah Tiem Kuning Yang dikoordinir oleh Arman!" Ucapnya lagi dengan dengan suara lantang.
" Sebagai peserta favorit jatuh pada Arsyta dari Tiem Kuning dan Devi dari Tiem Hitam." Tambah Pak Anton menyampaikan lagi.
Arsyta dan Devi pun kaget kenapa jadi keduanya yang mendapatkan peserta pavorit. Apakah ini sebuah rekayasa atau hanya sebuah kebetulan pikir mereka berdua dari tempat yang berbeda.
Apalagi Arman yang tiba-tiba menjadi terharu dan rasa tidak mungkin keduanya bisa dapat juara vaporit. Walaupun senang tapi kenapa justru keduanya mendapatkan gelar tersebut. pikir Arman dalam hatinya.