NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 18

"udah lama?" Faiz menyapa Rio. Dia diberitahu Shafa jika Rio sedang berada di cafe nya.

"eh bang..lumayan lah. sibuk gak?" ucap Rio

"gak juga. Kenapa?"

"hmmm..kemaren gue ketemu sama Laras" Rio berucap setengah ragu. Dia menunggu reaksi abangnya mendengar nama wanita yang pernah singgah di hidupnya. Faiz sedikit terkesiap mendengarnya, namun dia bisa mengendalikan diri dengan sikap acuhnya.

"masih hidup tu cewek?" balas Faiz dengan datar

"dia sempet nanyain Lo. Minta nomor Lo juga."

"Lo kasih?"

"nggak berani gue tanpa seijin Lo. Tapi, kayanya ada yang gak beres deh sama dia."

Faiz mengangkat alisnya menunggu kelanjutan cerita Rio.

"Beda banget sama dia yang dulu pas sama Lo. sekarang kayak, gimana ya jelasinnya....dari pakaian nya juga keliatan agak lusuh sama,,ah pokoknya beda deh" jelas Rio

Faiz berdiam setelah mendengar penuturan Rio, tak ada reaksi yang di tampilkan hanya sedikit mengangguk kemudian menepuk pelan bahu Rio.

"gue ke atas lagi." hanya itu yang Faiz ucapkan sebelum kembali melangkah ke lantai atas cafenya. Dia tak sengaja melihat presisi Shafa, namun tak ada sapaan berarti. Dia hanya terus melangkah dengan tatapan datar.

jam kerjanya sudah selesai, cafe sudah mulai sepi. Hanya tersisa dia dan Irfan yang saat ini sedang bersiap untuk pulang. Shafa melirik ke lantai atas, namun belum ada tanda tanda kehadiran Faiz.

"tumben si bos belum turun" ucap Irfan memandang jam tangan nya.

"masih sibuk kali.." balas Shafa

"Lo duluan aja, gue ke atas nganterin kunci dulu." Irfan menepuk pundak Shafa, berlalu menuju lantai atas.

Shafa memutuskan untuk menunggu Faiz di luar cafe. Apa Faiz lupa dengan janjinya? Pasalnya setelah Irfan keluar, tak ada tanda tanda Faiz akan keluar dari cafenya.

Mencoba menghubunginya, namun panggilannya sama sekali tidak di gubris. Tak lama ponselnya berdering, namun bukan nama Faiz yang muncul, melainkan Juna.

"hai Jun...belum tidur Lo?" sapanya

"lo baru selesai kerja?" balas Juna di seberang telpon sana

"iya nih..baru banget keluar cafe." Shafa masih melirik ke dalam cafe, mencari cari Faiz. Namun masih nihil.

"bawa motor?"

"nggak...Soalnya tadi siang abis nganterin ibu sama bapak, mau pulang kampung. Jadi dari stasiun naik ojek deh."

"pulang kampung?"

"he em..nenek sakit. pengen di urusin sama ortu."

"sendirian di rumah berarti"

"ya kepaksa. gimana kuliah Lo? Lancar?"

"hm..lancar." ucap Juna menunduk, tangannya mengusap gelang couplenya dengan Shafa.

"eh btw..hari ini gue gajian. Ahhh....coba aja Lo disini, lo bakalan jadi orang pertama yang bisa nyicipin hasil keringat gue" dengan menendang kerikil di sekitar cafenya dan kepala menunduk

"sayang banget gue gak disana." Juna berucap pelan.

"udah malem banget, pulang gih. nyampe rumah kabarin!!"

"hmm..gue tutup ya. Bye Juna" menyimpan ponsel di tasnya, Shafa mencoba masuk ke dalam. Ia ingin memastikan, mungkin Faiz lupa dengan janjinya. melangkah ke lantai atas, Shafa mencoba mengetuk pintu ruangan kerja Faiz yang tertutup.

"kak..ini aku" sapanya setelah dua kali mengetuk pintu.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok Faiz yang terlihat berbeda. biasanya dia selalu tampil rapi walaupun pakaiannya cenderung santai. Tapi sekarang, rambut pria itu terlihat lebih lepek dan sedikit acak acakan?

"aku ganggu?" dengan sedikit ragu Shafa bertanya

"nggak. kenapa belum pulang?"

"hmm itu, katanya mau di traktir???"

Faiz mengerutkan keningnya, kemudian dia tersenyum samar dan mengelus kepala Shafa.

"sorry gue lupa." ucapnya mantap Shafa tanpa menghentikan elusannya. Shafa sedikit terlonjak dengan tindakan Faiz

"jadi gimana?"

"temenin gue aja disini gimana?" tangan Faiz masih mengelus, mengusap dari atas ke bawah rambut Shafa.

"gue lagi gak enak badan" lanjut Faiz mencoba meyakinkan Shafa yang terlihat ragu akan keinginannya.

"kenapa gak pulang aja kalau sakit? Mau aku antar?"

"gak usah, gue bisa tidur disini" Faiz mencoba menarik Shafa masuk ke dalam, pasalnya dari tadi mereka berbicara di depan pintu ruangannya. Shafa menurut, namun hatinya masih enggan menuruti Faiz. Ia hanya memantapkan diri kalau ia hanya bersikap sopan dengan menuruti keinginan bosnya.

"duduk dulu." Faiz menuntun Shafa duduk di sofa yang ada di dekat meja kerjanya. Kemudian dia bergegas ke lemari pendingin, membawa dua minuman kaleng dan beberapa cemilan yang memang selalu tersedia.

Faiz mendudukan diri samping Shafa, membuka minumannya dan memberikannya ke hadapan Shafa.

"kamu ga apa apakan pulangnya agak larut?"

"gapapa sih..cuma gak bisa lama lama." Shafa meminum minuman kalengnya guna meredakan perasaan canggungnya. Siapa yang tidak canggung, malam hari berdua saja dengan cowok dan dalam ruangan pula. bagaimanapun mereka dua orang dewasa.

"temenin gue dulu." tanpa diduga Faiz menidurkan dirinya dengan kepala di pangkuan Shafa yang menegakkan punggung karena perlakuan Faiz.

Terkejut, tentu saja. Apalagi sekarang Faiz mencoba memeluk dan megusak rambutnya di perut Shafa.

"tegang banget kamu" ucap Faiz santai, berbeda dengan Shafa yang hanya bisa mematung dan tidak tahu harus bagaimana.

"udah pernah pacaran?" tanya Faiz yang mencoba mendongakkan kepalanya, mencoba menatap struktur wajah Shafa dari dekat. Dia tersenyum melihat Shafa yang terlihat sangat tegang dan tidak bergerak sama sekali.

"gak pernah" Jawab Shafa mencicit kecil. Dia sedikit menunduk, dengan mata yang bergulir ke kiri kanan guna menetralkan perasaan tegang nya.

"gue yang pertama ya?" Faiz membelai rahang Shafa dengan pelan, yang menimbulkan getaran aneh di perut Shafa.

"maksud kakak?" Shafa menggigit bibir bawah karena ragu

"gue jadi pacar pertama Lo." tegas Faiz.

Shafa sedikit melotot mendengar penuturan Faiz. Kenapa tiba tiba?

"sekarang Lo jadi milik gue"

Bangun dari tidurnya, dengan dua tangan mengukung sisi perut Shafa, Faiz menatap Shafa dalam. Wajahnya mencoba mendekat dengan tatapan yang beralih ke arah bibir mungil Shafa. Bibir itu menempel pada bibir Shafa, mengecup lembut.

hanya sebentar, wajahnya sedikit dia jauhkan guna melihat reaksi Shafa yang menegang dengan mata sedikit melotot, dia tersenyum. Mengusap lembut bibir itu dengan ibu jarinya sembari berbisik lirih "manis"

tanpa keraguan lagi, Faiz kembali mengecup lembut bibir yang belum terjamah siapapun itu. menggerakkannya dengan lihai dari atas dan bawah bagian bibir Shafa yang hanya terdiam.

Shafa tidak tahu harus bagaimana, ia hanya sangat terkejut dengan gelenyar aneh ketika Faiz mengecup bibirnya. Bibir itu basah oleh lidah Faiz yang menjilatinya, mencoba memasuki mulut Shafa yang tertutup rapat.

"buka mulutnya" lirih Faiz di sela pagutan bibirnya.

entah sihir apa yang merasukinya, Shafa hanya menuruti permintaan Faiz. Karena tak dapat dipungkiri, permainan Faiz di bibirnya menimbulkan perasaan aneh yang sedikit membuatnya merasa nikmat.

lidah Faiz menerobos masuk ke mulut Shafa yang terbuka sedikit, tak ayal membuatnya menjelajahi setiap sudut mulut yang terbuka tersebut. Shafa hanya bisa menutup mata dengan tangan yang mencengkram kaus Faiz, menikmati buaian lidah Faiz.

"mmmhhh.." suara rendah yang tak sengaja Shafa keluarkan membuat Faiz menyudahi permainannya. Dia menatap bibir Shafa yang membengkak dan kemerahan. di usapnya bibir yang basah oleh saliva keduanya menggunakan jempolnya.

Shafa mencoba membuka mata dan pandangannya bertubrukan dengan tatapan tajam namun lembut milik Faiz. perlahan ia tundukkan kepala, rasa malu mulai mencuat.

Faiz yang melihat itu, menjepit dagu Shafa dengan lembut, membuat mata itu kembali menatapnya.

"first kiss?" tanya Faiz retorik

Shafa menganggukan kepala malu dengan senyum tertahan. Namun tak lama, ponsel Shafa bergetar, tanda ada panggilan masuk. Shafa yakin itu pasti Juna. Faiz melirik ponsel yang kini di pegang Shafa, terdapat nama cowok yang sering mengantar jemput Shafa. Dengan cepat dia merebut ponsel tersebut dan menyimpannya di belakang tubuhnya. Shafa yang terkejut hanya dapat melongo melihat kelakuan Faiz.

"kak..."

"malam ini gak boleh ada yang ganggu gue"

Faiz kembali mencium bibir bengkak tersebut. Menjilat, mengemut dan kembali memasuki mulut Shafa dengan lidahnya.

tangannya tidak tinggal diam, ia elus leher mulus tersebut dengan satu tangan menahan kepala Shafa.

Shafa hanya bisa bergumam tidak jelas karena serangan Faiz yang membuatnya sedikit lemas. tangan Faiz menyusuri leher jenjang itu kemudian turun ke sekitar dada. Shafa menahan nafas dan mencoba menahan tangan Faiz.

"mmmmhhh kak.." gelengan kepala ia berikan di sela ciuman Faiz yang sekarang terkesan brutal.

Faiz terdiam, menjauhkan kembali wajahnya dan menatap tangannya yang di cengkram Shafa. Tak lama, ia tersenyum dan mengangguk.

"sorry" dia melepas cengkram Shafa dengan lembut. Di belainya rambut Shafa yang sedikit acak acakan karena ulahnya, tak luput juga dia mengusap bibir Shafa dengan jempolnya.

"udah malam. Gue anterin pulang"

Shafa yang masih sedikit shock, hanya mengangguk sekilas dan membenahi pakaian serta tas dan mengambil ponsel yang tergeletak di sofa.

1
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!