Membawa Benih Mafia Kejam

Mark baru kali ini terpesona akan seorang wanita, ingat cuma sedikit dan itu tidak lebih. Bahkan tidak hanya Mark saja, mungkin yang lain nya juga.

Alina yang sudah cantik di tambah kini Alina sedang presentasi di depan dengan menjelaskan proyek yang akan segera di laksanakan dalam minggu ini membuat Alina begitu elegan, berkelas dan profesional.

Tentu Alina tahu pandangan kekaguman terhadap dirinya dari semua orang. Alina diam-diam merasa senang dengan semua itu. Ini adalah sebuah pencapaian yang harus dirinya tunjukkan di hari-hari selanjutnya.

"Sekian terimakasih dari saya, mungkin selanjutnya Tuan Dario yang akan melanjutkan nya" Alina menutup presentasi nya dan segera duduk kembali ke kursinya.

Ternyata berbicara lama juga membuat dirinya merasa haus. Alina lalu mengambil botol air mineral yang berada di depannya.

Diam-diam Mark memperhatikan Alina yang sedang minum, Alina meneguk air minum nya dengan dimana Kepala nya mendongak ke atas.

Lagi-lagi sebuah ingatan muncul di pikiran Mark melihat cara minum Alina.

Mark langsung bertanya di dalan hati nya bahwa Alina pernah bertemu dengan nya sebelumnya. Mark tak henti nya menatap tajam ke arah Alina yang sedang memikirkan sesuatu.

Cara minum Alina itu seperti biasa, tapi di mata para lelaki yang melihat Alina minum seperti itu sangat seksi di mata mereka yang mana leher depan Alina terlihat jelas.

"Sudah paham isi kontrak nya?" Tanya Dario dingin melihat semua orang. Tentu dirinya tahu bahwa mata semua orang tertuju kepada Alina sejak tadi.

Semua orang langsung tersadar dan segera mengangguk kan kepala.

"Bubar" Titah Mark seketika. Hanya satu kata yang baru terucap dari mulut Mark selama meeting di lakukan dan itu kata bubar yang keluar.

Mendengar perintah itu semua orang langsung bubar seketika.

Begitu pun Alina yang hendak keluar langsung di panggil oleh Mark.

"Alina! ku tunggu di ruangan ku sepuluh menit lagi" Ucap Mark.

Alina langsung berbalik dan mengangguk kan kepalanya langsung.

"Dario" Panggil Mark dengan kedua tangan menopang dagunya sambil melihat Alina yang perlahan jauh.

"Iya, Tuan" Jawab Dario langsung.

"Cari tahu tentang nya" ucap Mark.

Tentu Dario tahu siapa yang di maksud oleh Tuan nya tanpa Mark harus menyebutkan namanya karena pandangan Mark sedari tadi tertuju kepada Alina.

Dario segera melakukan tugas nya dan pergi meninggalkan Mark.

Sedangkan Alicia sedang berjalan ke toilet karena kebelet. Apalagi tadi dirinya sempat gugup yang membuat nya ingin segera buang air kecil.

Alicia menatap dirinya di cermin dan kemudian langsung tersenyum cerah.

"Pencapaian yang bagus Alicia" Ucap Alicia tersenyum bangga ke pada dirinya sendiri, dengan awal mula karir nya.

Dengan gajinya yang tinggi, dirinya juga bisa menghidupi kedua makhluk mungil nya yang menggemaskan di rumah.

Mengingat kedua anaknya membuat Alicia jadi merindukan mereka.

Alicia keluar dari toilet karena dirinya juga harus segera menemui sang CEO yang dingin dan yang irit bicara itu.

"Hai!!"

Alicia langsung kaget mendengar sapaan seseorang yang tiba-tiba.

Karena toilet yang dimasuki oleh Alicia adalah toilet umum yang ada di kantor ini yang dimana toilet laki-laki da toilet perempuan pintu nya bersampingan.

"Yeah sir, ada apa?" Tanya Alicia bersikap profesional.

"Baru pertama masuk yah?" tanya laki-laki itu yang mungkin umurnya sudah tidak muda lagi.

Alicia langsung menyerhit mendengar pertanyaan dari pria tua ini. Bukan kah sudah jelas tadi Dario sudah memperkenalkan bahwa dirinya sekertaris baru dari sang CEO?

"Iya, Tuan" Meskipun begitu Alicia tetap menjawab nya dengan sopan, apalagi yang di hadapan nya ini adalah rekan bisnis sang perusahaan.

"Aku Marvin Lawson, senang melihat mu cantik"

Tatapan ini sungguh Alicia sangat tahu artinya. Tatapan yang sudah sering dirinya temui.

"Thank you Sir, Marvin, senang berkenalan dengan anda juga. Saya masih ada urusan lain, jadi saya mohon pamit undur diri duluan" jawab Alicia dengan sopan.

"Ehh tunggu" Marvin langsung mencegah kepergian Alicia dengan memegang lengan Alicia membuat Alicia langsung menghempaskan tangan nya Marvin.

"Sir!!" Tatapan Alicia langsung memancarkan ke tidak sukaan terhadap Marvin.

"Berapa aku harus membayar mu" Sungguh terang-terangan sekali Pria tua ini.

"Bukan urusan mu" Jawab Alicia dengan ketus.

Alicia langsung menatap datar Marvin lalu segera pergi meninggalkan Marvin yang menatap nya dengan pandangan yang begitu nafsu.

Grepp...

"Apa- apaan kau!!!" teriak Alicia karena Marvin telah memeluk nya sehingga Alicia langsung memberontak.

"Ohhh shittt...." Umpat Marvin semakin nafsu karena pemberontakan yang di lakukan oleh Alicia apalagi dirinya yang mencium aroma Alicia yang begitu harum.

"Tolong....tolong..." Teriak Alina.

Tapi dengan cepat Marvin menutup mulut Alicia dan langsung membawa Alicia masuk kembali ke dalam toilet khusus laki-laki.

"B'rengsek!! lepaskan aku pria tua sialan"

"Jangan bergerak beby, kau membuat semakin tidak sabar untuk men'duri mu"

Sekuat tenaga Alicia melepaskan pelukannya, Walaupun sudah berumur Marvin tentu nya mempunyai kekuatan yang masih seperti muda dab wajahnya juga lebih muda dari pada usia pada umumnya.

Bukkkk....

Alicia langsung menendang antara paha Marvin yang mana langsung membuat Marvin memekik kesakitan.

"Wanita sialan!!!" desis Marvin langsung memegang kepunyaan nya.

Saat Alicia ingin berlari, Marvin malah memegang baju Alicia.

"Mau kemana kau wanita j'lang"

"Lepaskan aku!!! Ahkkkk...lelaki bodoh!!" Alicia sudah menangis tak tertahan. Sebisa mungkin dirinya harus segera melepas kan diri dari pria mesum ini.

"TOLONG AKU....TOLONG!!!!" teriak Alicia.

Srekkk....

Baju yang di kenakan oleh Alicia pun akhirnya robek hingga memperlihatkan punggung mulus milik Alicia dan tentunya kacamata Alicia juga terlihat.

"Oh my god!!" Ucap Marvin.

"Tolong! jangan lakukan ini hiks...hiks..."

"Mari kita bersenang-senang baby..."

Marvin mendekat wajah mesum nya kepada Alicia....