Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.
Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.
Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.
Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?
Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Merasa Segan Menolak
...Kediaman Evigheden...
Elena duduk di depan meja riasnya, menatap dirinya langsung dari sebuah cermin.
Jantungnya mulai berdetak tak karuan ketika Butler mengatakan bahwa sebentar lagi adalah waktunya ia untuk memasuki Ruang Aula, menghadiri Pesta Ulang Tahunnya sendiri.
“Thea, jantungku terasa berdegup kencang sekali..” Ujarnya, menyentuh dadanya.
Dayangnya tersenyum. “Tentu saja anda akan merasa gugup. Ini adalah Pesta anda, dan malam ini anda akan menjadi Pemeran Utamanya, Lady.”
“Pemeran.. Utamanya?” Elena bergumam pelan, membayangkan segala hal.
Seiring waktu berjalan, suara Kereta Kuda yang berdatangan mulai terdengar bergantian.
Elena melangkah mendekati jendela kamarnya, melihat dari Ruangannya dimana para Bangsawan yang mulai tiba dan memasuki Ruang Aula Kediamannya.
...Kri-et...
...Pintu kamarnya terbuka...
“Ibu.”
Duchess Taryn Evigheden. Ia masuk ke Ruangan itu, mendekati Elena yang sedang memandang ke arah luar jendela.
“Merasa tidak sabar, Elena?” Tanyanya lembut.
“Em..”
“Tidak apa-apa, itu normal jika kamu merasa gugup.”
“Tahun lalu kamu juga merasa gugup seperti ini, ingat?” Ujar Duchess Taryn, mencoba menghibur Elena dengan kenangan lama.
“Ibu masih ingat?” Tanya Luna terkejut.
“Tentu saja, waktu itu kamu masih sangat kecil. Tidak terasa pertumbuhanmu sangat cepat selama satu tahun ini.” Ucapnya.
“Tenang saja, semuanya akan berjalan dengan lancar seperti biasanya.” Ucap Duchess Taryn kepada Elena.
...~...
“Kak, bukankah Pestanya sudah akan dimulai? kenapa Keretanya berjalan lambat sekali. Jika begini maka kita akan terlambat ketika tiba nanti.” Tanya Luna, berbisik kecil.
Luna merasa penasaran namun juga takut bertanya karena kehadiran Kaisar Darius yang membuat suasana sedikit menjadi lebih serius.
Alsean tertawa kecil mendapat pertanyaan dari Luna yang sedikit lucu baginya. “Itu tidak masalah karena kita adalah Anggota Kerajaan. Keluarga Kerajaan tidak perlu datang terlalu awal untuk menunjukkan Kekuasaannya yang tinggi.” Jawabnya.
“Oh.. Begitukah?” Luna menggaruk pelan pipinya.
“Sepertinya di zaman ini menganut sistem seperti semakin terlambat orang itu datang, maka semakin tinggi pula Kekuasaannya.”
Tanpa ia tahu, Kaisar Darius sedang memperhatikannya. Dalam diam, setiap tindakan dan ucapannya ditelaah olehnya.
Setelah beberapa waktu terlewati, akhirnya Kereta Kuda mereka tiba di Kediaman Evigheden.
Mereka mulai turun, dari Kaisar Darius hingga Alsean.
Dan ketika giliran Luna, Kaisar Darius bersamaan dengan Alsean, keduanya mengulurkan tangan yang sama kepada Luna dengan maksud untuk membantunya turun, dan karena persamaan itu akhirnya membuat mereka saling melirik sejenak.
“Hmm.. Ada apa ini?” Pikir Luna, melirik kedua pria yang ada di depannya ini dengan tatapan menyelidik.
Karena merasa tidak enak jika menerima salah satunya dan mengabaikan yang lainnya, Luna akhirnya menerima kedua sisi bantuan itu meski tetap saja keputusannya tersebut membuatnya sedikit kesulitan untuk mengangkat Dressnya dengan baik.
Setelah ia turun dengan baik, mereka melangkah masuk dari Pintu Utama ke Aula tempat Pesta itu digelar.
Luna mengaitkan tangannya memeluk tangan Kaisar Darius sementara Alsean di samping lainnya.
“Yang Mulia Kaisar Darius Vatroslav Sepehr, Yang Mulia Putra Mahkota Alsean Denzel Vatroslav, dan Yang Mulia Putri Luna Brynne Vatroslav, tiba di Aula!”
Nama mereka disebutkan. Para Bangsawan memandang dengan tatapan mereka yang seolah mengkritik, dan kemudian menunduk ketika Anggota Kerajaan melewati jalan mereka.
Tampaknya mereka adalah satu-satunya tamu yang tiba terakhir tepat sebelum Pesta akhirnya dimulai.
Tuan Rumah akhirnya muncul. Duke Draven Evigheden dan Duchess Taryn Evigheden, serta Putri tunggal nya, Lady Elena Evigheden. Masuk ke Ruang Aula.
Mereka berdiri di lantai utama, memberikan sedikit pidato dan ucapan selamat Ulang Tahun pertama kepada Elena sebelum acara dimulai.
Dan juga memberikan sedikit rasa Hormat kepada Kaisar serta Anggota Kerajaannya yang hadir dengan bersulang minuman pertama bersama.
“Dengan minuman Champagne ini, Pesta dimulai!”
Musik mulai diiringi lembut dan makanan mulai memenuhi meja-meja.
Makanan yang disajikan adalah hidangan Gourmet yang menggugah selera, mulai dari Hors d’oeuvres [Hidangan pembuka] yang lembut, hidangan utama yang lezat, hingga pencuci mulut yang memikat, disertai dengan minuman Berkualitas seperti Wine dan Champagne yang mengalir dengan lancar di setiap waktunya.
Begitu Elena turun dari panggung Utamanya, para gadis Bangsawan mulai mengelilinginya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Awalnya Luna juga ingin melakukan hal yang sama, namun melihat betapa sulitnya jika ia harus menerobos kerumunan orang-orang itu, ia lebih memilih untuk menunggu.
Begitu Luna menoleh ke sekitarnya yang lain. Terlihat Para Bangsawan tinggi mulai mengelilingi Kaisar Darius, mengambil kesempatan hari ini untuk memperluas Relasi mereka.
Begitupun dengan kakaknya, Alsean yang sudah dipastikan akan menjadi seorang Kaisar menggantikan Ayahnya di kemudian hari nanti.
Satu-satunya dalam Keluarga mereka yang senggang saat ini adalah Luna, mungkin karena dia adalah seorang gadis? Atau.. Keberadaannya memang selalu diacuhkan dan dianggap tidak penting.
Yah, itu tidak masalah bagi Luna karena ia bukanlah orang yang selalu berharap agar dapat menjadi Pusat perhatian, selagi tidak ada yang mengganggunya maka ia akan baik-baik saja.
“Minuman?”
Seorang pria mendekat dan kemudian menawari minuman Champagne kepada Luna.
“Ah.. Ti-”
“Tunggu.. Apa aku akan terlihat tidak sopan jika menolaknya?” Pikir Luna dalam hatinya, merasa segan.
“Hm?” Pria itu menunggunya.
“Ya, terima kasih.” Luna menerimanya.
Mereka bersulang, ini adalah pertama kalinya dalam seumur hidup Luna menyicipi minuman Beralkohol seperti ini, mau di dunia ini maupun dunianya sebelumnya, ia masih belum pernah meminum minuman Beralkohol sebelum ini.
“Ukh, rasanya aneh.” Ia mencoba untuk menyembunyikan ekspresi tidak menyenangkannya yang mungkin saja terlihat jelas.
“Tidak terbiasa?” Tanya pria itu, sedikit menyeringai namun Luna tak mengatakan apapun.
“Tidak apa-apa, lagipula usia anda memang masih sedikit terlalu muda untuk mulai menikmati minuman ini, tidak perlu dipaksakan.”
“Tidak masalah, saya bisa mengatasinya, Lord.” Ujar Luna.
“Kalau begitu.. Sekali lagi?” Pria itu menawarkan kembali.
“Serius? Lagi?”
“Tentu.” Meski tidak suka, Luna tetap menerima tawarannya.