Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

Seharian ini Arshaka nampak tidak semangat . Mau memaksa Sila untuk berterus terang , ia tidak di anggap terlalu kepo...aaakkkhhhh rasanya kepala mau pecah.

Arshaka masih penasaran dengan laki - laki yang bersama Sila.

" Sial , siapa sebenarnya laki - laki itu , Ay bahkan membiarkan di cium olehnya ,coba kalau aku yang lakuin....pasti mencak - mencak tuh anak ".

Baru saja ia memijit kepalanya, tiba - tiba ada pesan masuk ke HP nya.

" Maaf Pak Shaka, saya pulang duluan ya , jam kuliah saya sudah selesai.."

Pesan dari Sila....Bukannya membalas, Arshaka langsung menelpon Sila.

Dddrrtttt..... Angkat Ay...

Sementara di parkiran..

" Siapa ??".

Sila menunjukkan layar HP nya pada laki - laki muda yang ada di sebelahnya

" Ohh...apa itu Dosen yang sedang jatuh cinta sama kamu?". tanyanya penasaran, Sila mengangguk.

" Iya om " .

Rayden tersenyum miring , dan Sila tau apa maksudnya itu.

" Angkat saja !".

Sila pun mengangkat telepon dari Arshaka setelah panggilan yang ke dua.

" Hal...".

Rayden ikut menempelkan telinganya pada HP Sila.

" Kamu di mana Ay ?".

" Di parkiran "

" Kemari , tunggu di ruangan ku saja , aku tidak akan lama , kita pulang bareng ".

" Enggak bisa Pak , saya enggak kalau para Dosen dan mahasiswa lain tau ".

" Aku enggak perduli, pokoknya kamu kesini, kamu berangkat sama aku , pulang juga harus dan aku ".

" Maaf Pak , tetap tidak bisa , saya ada keperluan ".

" Keperluan apa , nanti aku antar kemanapun kamu , ke pelaminan juga aku siap ".

Rayden menggelengkan kepalanya, dan hampir saja tawanya meledak , sekelas Dosen pun bisa oleng kalau sedang jatuh cinta.

" Haiishh malah kocak , ada urusan keluarga Pak ".

" Kebetulan, aku kan sebentar lagi akan menjadi keluarga kamu ".

" Keluarga dari mana coba ?".

" Lupa ya , aku kan calon suami kamu , sudah kesini atau kamu mau aku jemput ke situ ?".

" Sayang, sudah belum....ayo kita berangkat sekarang ". Rayden yang menjawab dengan suara keras, seolah ia berada jauh dari Sila.

Sila melototkan matanya , Kini ia tau adik dari Papi Erlang itu sama usilnya .

Arshaka langsung berdiri dari duduknya , " Sama siapa kamu Ay....jangan kemana - mana , aku segera kesana ".

" Dan jangan matikan handphone nya!".

" Sayang ayo " Justru suara Rayden yang kembali terdengar , membuat Arshaka makin mengencangkan jalannya.

Tut...... Rayden langsung mematikan HP Sila.

" Ommmmm....". protes Sila.

" Biarkan saja , Om mau lihat bagaimana reaksinya , pasti kayak cacing kepanasan ". Rayden tergelak.

" Usil banget sih ".

" Sudah ayo , Bang Erlang sudah menunggu kita ".

Arshaka hanya tersenyum sekenanya saat berpapasan dengan beberapa mahasiswa yang menyapanya , tapi sampai di parkiran ia hanya melihat seorang laki - laki muda hendak masuk ke mobil , tapi sebelumnya dia menengok ke arah Arshaka sambil tersenyum mengejek.

" Shit....". umpat Arshaka, beruntung ia tidak lupa membawa kunci mobilnya , makanya ia langsung masuk ke dalam mobilnya. Kali ini ia akan mengikuti Aysila , pokoknya jangan sampai lolos.....dari pada ia kembali ke ruangannya untuk bekerja tapi tidak akan fokus jika pikirannya tidak tenang karena penasaran setengah mati.

Rupanya bucin juga dia sama keponakan ku .... gumam Rayden , ia tau Arshaka membuntutinya tapi Rayden tidak memberitahu Sila , ia hanya tersenyum tipis .

*

*

Papi Erlang sudah sampai di kantor di mana Mami Rena bekerja.

Karena berteman akrab dengan Direktur perusahaan tempat Mami Rena bekerja , bahkan Papi Erlang juga punya saham yang cukup besar di perusahaani tu, dan tentunya Mami Rena tidak tau tentang hal itu , Papi Erlang dengan mudah masuk ke ruangan mantan Istrinya.

" Ren....".

" Mas....Erlang ".

" Boleh aku masuk ?".

Mami Rena mencebik , " Ngapain minta ijin kalau sudah masuk dan langsung duduk juga ". ketus Mami Rena . Papi Erlang malah terkekeh menaggapi ucapan mantan Istrinya yang jelas sekali terlihat kesal di wajahnya.

" Kalau minta ijin belum tentu kamu ijinkan , makanya mending langsung masuk saja ".

" Jangan seenaknya ini perusahaan orang , bukan milik kamu " ucapan Mami Rena makin ketus .

" Makin cantik kamu Ren kalau lagi kesal gitu ".

Mami Rena mendesah pelan, jujur jantungnya tidak baik - baik saja saat berhadapan dengan Papi Erlang, rasa itu masih ada....makanya ia berbicara ketus untuk menutupi kegugupannya.

" Gombal melulu, sudah berapa wanita yang berhasil terjerat gombalan kamu Mas ?". sekalian Mami Rena mau tau , apa sang mantan sudah menikah lagi atau belum.

" Menurut kamu ?".

" Dih , kok malah nanya aku ".

" Aku belum menikah lagi Ren kalau kamu mau tau ". jelas Papi Erlang , yang tau kemana arah pertanyaan Mami Rena , karena wanita gengsinya setinggi langit , padahal rasa ingin tahunya sangat besar.

" Aku tidak tanya itu , terserah kamu mau nikah lagi atau belum , bukan urusan aku juga ".

Tuh kan... padahal hati Mami Rena lega .

" Ya jelas urusan kamu lah Ren , kalau tidak dapat ijin dari kamu mana bisa aku menikah lagi , kamu laporin bisa masuk penjara aku-nya, bukankah kamu juga sudah tau , semuanya hanya salah paham ".

" Kita sudah berpisah, jadi kamu bebas kalau mau menikah lagi ".

" Kata siapa kita sudah berpisah?? itu menurut versi kamu sendiri, aku tidak pernah menceraikan kamu Ren....".

Mami Rena melebarkan matanya, apa itu benar.

" Sekarang aku tanya sama kamu , apa kamu pernah mendapatkan akte cerai......tidak pernah kan ?"

Mami Rena terdiam, saking sibuknya bekerja ia jadi melupakan hal itu .

" Mas .....????".

" Iya Ren , kamu masih istriku ".

Tentu saja Mami Rena kaget mendengar itu , hampir saja ia menyukai Arshaka yang ternyata malah menyukai putrinya .

Kalau ingat ketika ia bersolek mencoba menarik perhatian Arshaka , sungguh.....Mami Rena sangatlah malu .

Papi Erlang berdiri mendekati Istrinya, " Ren , maafkan aku yang waktu itu langsung pergi, aku hanya ingin memberi kamu waktu untuk berfikir dengan jernih , karena apapun yang aku jelaskan waktu itu kamu tidak mau mendengarkannya ".

" Kita kembali bersama ya Ren , aku masih mencintai kamu , dan hanya kamu lah satu - satunya wanitaku ".

" Tapi Mas....kita sudah berpisah selama setahun ".

" Tidak masalah , jika kamu ragu , mari kita nikah ulang , aku ingin menua bersamamu Ren ".

" Mas......".

" Kemarilah , aku merindukan kamu Rena ".

Mami Rena berdiri, ia menerima pelukan dari Papi Erlang . Senyuman manis tersungging di bibir keduanya.

Bersambung.....