NovelToon NovelToon
Titan Core

Titan Core

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Kehidupan alternatif / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda yang bekerja sebagai petarung bayaran untuk menjadi jawara bagi kliennya dan seorang gadis yang bekerja sebagai pembunuh bayaran yang keduanya sama sama tidak memiliki ingatan sebelum sma, menemukan ingatan mereka yang hilang, namun ingatan mereka adalah ingatan sebagai monster raksasa (kaiju) yang terbunuh oleh manusia setelah menolong mereka. Selain itu, mereka bisa menggunakan kemampuan kaiju di mimpi mereka dan bisa mengubah diri mereka menjadi kaiju.

Keduanya berniat mencari jati diri mereka yang sebenarnya karena tidak percaya ingatan mereka. Petunjuk mereka hanyalah alunan sebuah tembang yang pernah mereka dengar di masa lalu. Selagi mereka mencari masa lalu mereka, keanehan demi keanehan yang mengerikan muncul ke permukaan. Benarkah mereka adalah reinkarnasi dari monster raksasa atau ada hal lain di balik ingatan mereka ?

Mohon kritik dan sarannya ya, maaf kalau masih banyak kekurangan, kalau sekiranya suka mohon di beri like, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Sementara di sebuah gedung tinggi yang berada di tengah kota entah dimana, “nood...nood..nood,” alarm berbunyi dengan kencang, seluruh ruangan  menjadi merah. Toyoshi berdiri di belakang mejanya. “Blaaak,” pintu terbuka dengan kencang, Eito masuk ke dalam sambil memegang laptop dan berlari menuju Toyoshi,

“Toyoshi-san, lihat,” ujar Eito sambil menaruh laptopnya.

Toyoshi melihat gambar citra satelit di laptop, dia melihat dua monster besar sedang berhadapan dengan seekor monster bertentakel, Toyoshi langsung menggenggam mulutnya dengan tangan,

“Siapkan helikopter dan kerahkan pasukan, tujuan kita desa Kuragari...cepat cepat,” ujar Toyoshi sambil berlari keluar dari ruangan di ikuti oleh Eito.

Ketika sedang berlari keluar menuju ke ruang ganti, Toyoshi mencabut dasinya dan jasnya, dia menggulung lengannya, Eito yang menyusulnya bertanya,

“Mereka monster 25 tahun lalu, Toyoshi-san,” ujar Eito.

“Ya....Kiko...monster paling berbahaya di antara yang lain, dia bangkit,” ujar Toyoshi.

Keduanya langsung berlari masuk ke dalam lift dan turun ke bawah, Toyoshi melihat tabletnya dan nampak wajah Kiko yang baru di dapatnya dari satelit di layarnya.

******

“Groaaaaar,”

“Badum...badum...badum,” seluruh tanah bergetar, Raigan dan Reidan maju berlari maju menyerang Kiko yang berada di depannya sambil meraung.

“Kraaaaaaaaaaaaah,”

Kiko mengeluarkan beberapa tentakelnya untuk menyerang Raigan dan Reidan, tapi tentakel tentakel itu di tangkap oleh keduanya dan mereka menarik Kiko mendekat ke arah mereka. Kiko yang di tarik langsung memanjangkan kaki tentakelnya, menancapkannya ke tanah, “graaaaaah,” Raigan melompat dan langsung memukul kepala Kiko, “kraaaaah,” Kiko meraung kesakitan, Reidan menghilang dan muncul di samping Kiko, dia langsung mengayunkan cakarnya ke tubuh Kiko. Tapi tentakel kaki Kiko bergeser mundur menghindari serangan cakar dari Reidan. “Groaaaaaaar,” keduanya kembali meraung dan mengejar Kiko yang mundur sampai ke tengah kawah.

Ketika sedang berlari, tiba tiba dari dalam tanah muncul tentakel besar yang menghadang keduanya, langsung saja keduanya menebas tentakel itu menggunakan cakar mereka dan meneruskan berlari maju ke arah Kiko, tentakel tentakel yang besar besar itu terus menyerang keduanya. Tiba tiba Raigan melompat dan menerjang dengan pundaknya menjadi sebuah komet ke arah Kiko. “Druaaak,” Raigan menghantam tubuh Kiko sampai terjengkang ke belakang, “buaaaak,” Reidan turun dari atas menendang bagai komet ke arah tubuh Kiko dan membuat Kiko jatuh dengan kencang ke tanah.

“Kraaaaaaaah....kraaaaaaah,” teriak Kiko.

Matanya berpendar mengeluarkan sinar laser kuning langsung menghantam Reidan, “groaaaar,” Reidan terpental jatuh ke arah Raigan yang langsung menangkapnya, Kiko kembali berdiri dengan sinar laser masih menembak dari matanya yang kuning, laser itu menghancurkan apa saja yang di lewatinya dan akhirnya mengarah kepada keduanya. Punggung Raigan dan Reidan mulai menyala,

“Graaaaaaaaah,”

Sinar laser hijau dan pink keluar dari mulut Raigan dan Reidan, dorong mendorong dengan laser kuning dari mata Kiko. “Blaaar,” laser meledak kencang dan membuat Kiko juga Raigan dan Reidan terpental jatuh ke belakang. Raigan dan Reidan berusaha bangkit, “sleeeeeg,” leher Raigan dan Reidan di lilit oleh tentakel besar yang kemudian mengangkat tubuh mereka ke atas, keduanya mencengkram tentakel yang membelit leher mereka dan meronta melepaskan diri, namun belitan tentakel itu sangatlah kuat, tiba tiba aliran listrik mengalir dari tubuh Kiko menjalar ke dua tentakel yang membelit leher Raigan dan Reidan, keduanya langsung tersengat listrik yang berkekuatan ratusan ribu volt,

“Groaaaaaaaar,” keduanya meraung kesakitan.

“Rai...do....” ujar Reina menggunakan telepati.

“Bertahan....Reina,” balas Raido menggunakan telepati.

Raigan memaksakan diri memegang tentakel dan mengarahkan kepalanya ke arah Kiko, “graaaaaaah,” dia membuka mulutnya dan menembakkan laser hijau ke arah Kiko, “blaaar,” laser menghantam tubuh Kiko yang lengah dan membuatnya melepaskan tentakel yang membelit Raigan dan Reidan. Keduanya terlepas dan jatuh ke tanah, tubuh mereka mengeluarkan asap dan mereka dengan susah payah berusaha bangkit, tapi Kiko sudah maju terlebih dulu dan mencambuki keduanya menggunakan tentakel bertubi tubi.

“Mati...mati...mati,” ujar Suzune menggunakan telepati sambil terus mencambuki keduanya.

Raigan dan Reidan yang sudah terluka hanya pasrah di lecuti oleh tentakel yang bertubi tubi, nampak bulan sabit mengerikan di wajah Kiko, sepertinya dia benar benar senang dan ingin menghabisi keduanya. “Siiiuuuuup......blaaaar,” dua buah misil langsung mendarat di tubuh Kiko dan meledak, “kraaaaaaaaaah,” Kiko mundur ke belakang dengan tubuh terluka, dia melihat ke atas dan melihat beberapa helikopter tempur sedang terbang di kejauhan tepan di belakang Raigan dan Reidan.

Bulan sabit yang menghadap ke atas di wajah Kiko, langsung berubah menjadi bulan sabit menghadap ke bawah, “kraaaaaaaaaah,” mata Kiko sekali lagi menembakkan laser ke arah helikopter, “blaaar,” satu helikopter meledak terkena sinar laser kuning dari mata Kiko. Reigan dan Raidan menoleh melihat helikopter yang hancur, keduanya langsung menoleh melihat Kiko yang masih menembakkan lasernya dari mata,

“Reina, aku akan ambil batu itu dan menghadang lasernya, kamu langsung serang dia,” ujar Raido menggunakan telepati.

“Baik, hati hati, jangan sampai kena,” balas Reina menggunakan telepati.

“Aku mengerti, ayo sekarang,” balas Raido.

“Ya,” balas Reina.

Raigan langsung mengangkat sebuah batu besar di dekatnya, dia melompat dan menghadang laser Kiko yang terus mengincar helikopter menggunakan batu, ketika batu besar sebesar bukit itu menghadang laser Kiko, “graaaaaaaah,” Reidan langsung menembakkan sinar laser pinknya ke arah Kiko. “Kraaaaaaaaaaaah,” Kiko yang terkena telak langsung jatuh dengan tubuh terluka, sinar lasernya pun menjadi berhenti. Raigan membuang sisa batunya yang sudah mengecil jauh dari ukuran sebelumnya kemudian berjalan maju mendekati Kiko bersama dengan Reidan.

“Oni...chan....to....long....” ujar Suzune menggunakan telepati.

“Hei....jangan panggil....” teriak Raido menggunakan telepati.

Awan hitam mulai berkumpul di langit dan bergulung, “ctar...ctar,” petir petir mulai menyambar mengiringi putaran awan hitam, tiba tiba di tengah tengah gulungan awan muncul sebuah lubang hitam dan dari dalamnya keluar tiga buah tentakel berbentol bentol yang menjijikkan, turun ke bawah menghadang Raigan dan Reidan. “Graaaaaaaaaah,” keduanya langsung menembakkan laser hijau dan pink mereka, tapi tentakel itu tidak bergeming bagai tiang raksasa yang menghalangi keduanya, satu tentakel yang sedikit lebih kecil mengangkat tubuh Kiko dan membawanya masuk ke dalam lubang hitam.

“Psiiiuuuu.....blaaar,” beberapa misil mengenai tentakel yang sedang mengangkut tubuh Kiko ke atas, “kroooooooo,” terdengar raungan mengerikan keluar dari dalam lubang hitam namun tentakel itu tidak berhenti dan terus mengangkat tubuh Kiko ke dalam lubang hitam. Ketika tubuh Kiko masuk ke dalam, kedua tentakel besar yang menghalangi Raigan dan Reidan mulai terangkat masuk ke dalam lubang. Setelah itu, lubang mulai menutup dan awan hitam mulai berpencar lagi. Raigan dan Reidan berdiri mematung melihat ke atas, tiba tiba “siuuuu...blaaar,” sebuah misil jatuh di tanah persis di belakang mereka, keduanya menoleh dan sasaran para helikopter itu sekarang adalah mereka.

“Lari Reina,” ujar Raido menggunakan telepati.

“Iya Raido,” balas Reina menggunakan telepati.

Raigan langsung menarik tangan Reidan, keduanya lari ke arah hutan, pasukan helikopter dan jet di belakang mereka mengejar sambil menembakkan misil dan senapan mesin ke arah mereka. Ketika Raigan dan Reidan sudah sampai di hutan, keduanya langsung menghilang dan membuat para pilot helikopter bingung. Raido dan Reina yang tidak memakai busana bersembunyi di antara pepohonan menunggu helikopter yang berputar putar di atas mereka pergi.

“Kamu tidak apa apa Reina ?” tanya Raido menoleh ke arah Reina.

Tapi pipi Raido langsung di dorong oleh Reina yang merapatkan tubuhnya ke tubuh Raido, wajahnya terlihat merah padam.

“Aku tidak apa apa, jangan menoleh dan jangan melihat ke sini,” jawab Reina.

“Oh...iya....maaf,” balas Raido.

1
bysatrio
novel bagus., sayang sekali kalo tidak di lanjutkan
➳βC᭄☠Agatha☠ ᴹᴿ᭄°ℛᵉˣ
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!