Hanaria bekerja sebagai seorang arsitek pada perusahaan Agatsa Properti Group yang memiliki kerajaan bisnis asal Indonesia.
Karena suatu hal, Hanaria terpaksa meninggalkan pekerjaan yang menjadi cita - citanya itu, dan bekerja sebagai seorang marketing di perusahaan otomotif dengan tantangan dalam enam bulan pertama ia harus berhasil memasarkan product dengan target yang telah ditentukan.
Tantangan berhasil dicapai, sehingga Hanaria menjadi kesayangan sang pemilik perusahaan otomotif raksasa tersebut.
Pengembangan diri Hanaria menghadapi banyak tantangan. Seorang pria muda, salah satu penerus bisnis Keluarga Agatsa Group, mantan bosnya, diam - diam menaruh hati padanya.
Kisah cinta akhirnya terjalin diantara mereka dengan segala kerumitannya, namun semuanya dapat berakhir bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Terima Cek
"Hanaaa...... Kau kejam amat sih...!." Gerutu Linda dengan wajah merona karena malu.
"Kejam gimana??"Hanaria semakin tergelak menyaksikan wajah - wajah sahabatnya yang berubah tidak percaya diri, tidak seperti kata mereka dimenit - menit sebelumnya yang tampak percaya diri.
"Iyaaa.... kau kejam...... membiarkan kami bertingkah sesuka hati tanpa menyadari CEO tampan kita ada disini juga, huhuuu....." Norsa tidak kalah histeris, matanya sesekali mencuri pandang kearah belakang, dimana yang menjadi pusat perhatian sedang duduk disana.
"Terus, ngapain coba si bos makan siang disini, ditengah - tengah para pegawainya..... Duhhh pake ngeliat kekita lagi tadi, pas mulutku lagi penuh - penuhnya, huhuuu......" Laras terlihat frustrasi.
"Terserah si bos lah, mau makan dimana, kantin dan perusahaan ini kan milik keluarganya..... Makanya..... kaya aku dong..... selalu menjaga sikap.... hehehee..... ga papah dibilang sok jaim, jaga image atau apalah - apalah itu, yang penting ga ngerasa semalu kalian...... yaa 'khan......" Kata Shasie dengan gaya sok imutnya.
"Shasie......!!!" Pekik Norsa, Laras dan Linda bersamaan membuat orang - orang disekitar mereka menoleh kaget ke arah meja mereka, tidak terkecuali tuan Doffy dan Willy yang sedang menikmati makan siang mereka.
Ketiga wanita itu langsung menutup mulut mereka rapat dengan kedua tangannya secara bersamaan.
"Duh.... mimpi apa aku semalam..... " Cicit Linda, setelah orang - orang itu berpaling dari mereka.
"Sudah..... gak usah dipikirin..... lanjutkan makan kalian, jam istrirahat sebentar lagi usai, nanti kita ditegur tuan Doffy kalau terlambat masuk kantor." Ucap Hanaria yang telah menyelesaikan makan siangnya lalu membersihkan sudut - sudut bibirnya menggunakan tissue.
...***...
"Selamat Sore tuan, boleh saya masuk?" Hanaria berdiri didepan pintu sambil membawa laptop ditangannya.
"Masuklah Hana......" Tuan Doffy mempersilahkan sambil menatap kearah Hanaria.
"Duduklah...... Apa pekerjaan yang kuminta tadi pagi sudah kau selesaikan?" Tuan Doffy membenarkan kacamatanya.
"Sudah tuan....." Hanaria membuka laptopnya dan memperlihatkan design villa yang telah diselesaikannya.
Tuan Doffy berdecak kagum saat melihat site plan design pada layar laptop Hanaria untuk beberapa saat lamanya. Setelahnya ia mengklik pada design interior villa tersebut hingga design eksteriornya, juga detail - detail yang diminta untuk ditampilkan telah dibuat Hanaria.
"Ini sempurna sekali, luar biasa.... tuan Moranno pasti menyukainya. Aku akan menunjukan pada tuan Moranno semua nya ini. Kirimkan ke e-mail ku sekarang." Pinta tuan Doffy dengan wajah sumringah, lalu menyerahkan laptop itu kembali pada Hanaria.
"Baik tuan......"Jari - jemari Hanaria dengan lincah mengetik pada laptopnya untuk mengirim semua design villa yang telah ia selesaikan.
"Sudah terkirim tuan......"
Tuan Doffy segera membuka e- mailnya.
"Sudah masuk..... terima kasih Hana...."
"Sama - sama tuan....."
"Tuan..... bolehkan saya mengajukan cuti barang beberapa hari?" Ucap Hanaria setelah menutup laptopnya.
"Ada keperluan apa Hana?" Tatap tuan Doffy memperhatikan bawahannya itu.
"Ibu saya..... beliau sakit. Ayah saya memberitahu lewat telepon tadi pagi."
"Hmm...... Baiklah, kau boleh mengunjungi ibumu Hana. Sebenarnya besok aku akan mengajakmu meninjau beberapa proyek bersama tuan Willy, tadi kami sudah berbincang - bincang tentang itu saat makan siang."
"Tapi tidak masalah, aku bisa menemani tuan Willy, kau tidak perlu khawatir akan hal itu. Temuilah ibumu, mungkin saja beliau sakit karena merindukanmu. Bukankah kau juga belum mengambil cuti tahun ini?" Tuan Doffy membuka laci meja kerjanya seperti mencari sesuatu.
"Terima kasih banyak tuan....." Wajah Hanaria terlihat sangat bahagia mendapat ijin dari atasannya itu.
"Ini...... bawalah ini Hana....." Tuan Doffy menyodorkan amplop cokelat diatas meja kehadapan Hanaria.
"Apa ini tuan??" Hana mengernyitkan dahinya melihat benda yang mencurigakan baginya.
"Ini..... untuk kau membelikan beberapa oleh - oleh buat keluargamu dikampung Hana....." Jelas tuan Doffy menatap wajah Hanaria. Jelas sekali bawahannya itu tidak suka menerima pemberiannya.
"Terima kasih tuan Doffy...... Tapi maafkan saya, saya tidak bisa menerimanya. Lagi pula, nyonya juga sekarang sedang sakit, tuan gunakan saja benda itu untuk biaya perawatan nyonya.
"Hana...... Apa yang ada diamplop itu bukan milikku, tapi milikmu. Dua hari lalu aku menerimanya dari tuan Yossi, kau ingat 'kan saat aku memintamu membuatkan design untuk renovasi cafenya disela - sela kesibukanmu beberapa minggu lalu?"
"Karena aku sibuk mengurus isteriku yang sedang sakit jadi aku baru bisa memberikannya padamu sekarang. Aku mohon terimalah. Dan jangan khawatir, kau tidak akan terkena masalah apaun karena cek ini. Ini murni hasil kerjamu, tolong jangan ditolak." Jelas tuan Doffy.
Hanaria menatap amplop cokelat diatas meja, walau dengan sedikit ragu, tangannya menyentuh benda itu. Ia membuka amplop berwarna cokelat itu dan mengambil lembaran yang ada didalamnya."
"Ini..... nilainya sangat banyak tuan....." Wajah Hanaria menegang saat melihat angka yang tertera di cek tersebut.
"Iya...... semuanya itu milikmu Hana."
"Tapi kenapa tuan memberikan semuanya untuk saya?" Tanya Hanaria heran.
"Kau yang mengerjakannya seorang diri. Aku sudah mendapatkan bagianku, jadi kau tidak perlu sungkan." Ucap tuan Doffy mengulas senyum.
"Kalau begitu..... terima kasih banyak tuan..... dan saya juga mohon pamit, sudah waktunya jam pulang kerja." Ucap Hanaria sambil berdiri, wajahnya terlihat sungkan.
"Sama - sama Hana, aku juga berterima kasih padamu, kau juga sudah banyak membantuku, baik di perusahaan ini maupun saat sahabat - sahabatku meminta bantuanku."
"Baik Hana, titip salam buat keluargamu saat kau bertemu dengan mereka."
"Baik tuan." Hanaria meninggalkan ruang kerja tuan Doffy dengan membawa laptop dan juga amplop cokelat di tangannya.
Hanaria membereskan mejanya, saat Linda melongokkan kepalanya dari pembatas meja.
"Kau sudah selesai Hana??"
"Sudah......" Sahut Hanaria sambil menggendong ranselnya. Yah, begitulah Hanaria, seorang wanita enerjik, yang ingin melakukan semuanya dengan cepat. Tidak seperti kebanyakan wanita dikantor itu, yang berpenampilan seksi dan feminin, namun dia juga bukan wanita tomboy.
"Yuk pulang sama - sama...." Ajak Linda. Keduanya terlebih dahulu menghampiri mesin absensi wajah sebelum keluar ruangan.
"Linda..... beberapa hari kedepan aku akan ambil cuti..." Lift terbuka, keduanya segera masuk bersama beberapa pegawai yang lain.
"Memang kau mau cuti memana Hana?"
"Ibuku sakit dikampung....." Hanaria berdiri bersebelahan dengan Linda disudut lift.
"Owhh.... Semoga ibumu lekas sembuh ya Hana, kami pasti kesepian tanpa kehadiranmu." Ucap Linda sedih.
"Terima kasih atas doanya ya Lin..... Aku hanya cuti beberapa hari saja, lagi pula 'kan masih ada Shasie, Laras juga Norsa."
"Iya juga sih..... Tapi rasanya ada yang kurang kalau gak ada dirimu Hana....." Ucap gadis itu dengan nada dramatis. Keduanya keluar dari lift menuju parkiran.
"Ahh bisa aja kau Lin...... Pasti ada maunya nihh......" Tebak Hanaria dengan gelagat curiga pada sikap sahabatnya itu.
"Heheheee...... Tahu aja kau Hanaa......aku emang lagi butuh tumpangan, motorku masuk bengkel kemarin." Kekeh Linda.
"Baiklah, dengan senang hati aku akan memberikan tumpangan padamu....." Hanaria menekan remote mobilnya, keduanya lalu masuk.
Mobil yang dikemudikan Hanaria merayap perlahan keluar dari area parkir.
"Hana.... Hanaa.... Lihat, lihat siapa yang ada dibelakang kita...??!" Linda terlihat heboh sendiri.
"Memangnya siapa Lin?" Hana terlihat pokus pada jalan didepannya takut tersenggol mobil didepan atau dibelakangnya yang masih merayap lambat menuju pos jaga security.
"Tuan Willy Hana...., itu mobil sport merah.....setelah dua mobil dibelakang kita......" Ucap Linda, matanya terus mengawasi lewat spion yang ada disamping kirinya.
"Ckk.... Aku pikir siapa...... gak aneh 'kan Lin..... Ini 'kan masih dalam perusahaan tempat kita berkerja. Lagi pula sekarang jam pulang kerja.....Jadi bisa saja kita pulang sama - sama seperti hari ini." Hanaria berdecak melihat tingkah Linda yang terobsesi dengan CEO baru mereka.
" Hana..... Hanaaa..... lihat, mobilnya searah dengan kita.... Perasaan kalau pulang, biasanya tuan Willy berlawanan arah dengan kita. Ohh, aku tahu..... Mungkin saja dia melihat mobilmu dan tahu aku ada disini, jadi dia membuntuti kita Hana......" Ucap Linda percaya diri, ia tersenyum - senyum sendiri karena halusinasi tingkat tingginya. Hanaria hanya mengeleng - gelengkan kepalanya tanpa berucap sepatah katapun.
"Yahh..... Yahhh..... kita mau kemana Hana, kok berbelok, tuan Willy nya jadi mendahului kita dong...." Wajah Linda langsung mengkerut kecewa.
"Linda.... Linda.... berhentilah dengan otak halumu itu, nanti kau kecewa bestie..... tuan Willy bukan level orang seperti kita."
"Ayo turun, aku mau belanja dulu untuk oleh - oleh kekampung besok." Hanaria memarkirkan mobilnya disalah satu tempat parkkr pusat perbelanjaan.
...***...
😂
lihat itu Oma.. Billy semakin ditindas sama tuan jenderal.. tangan Billy sampai luka tuh Oma.. ayo dong Oma turun tangan langsung
dan .. akhirnya rindu keduanya terobati ..
rencana licik apa lagi yang akan di lakukan kedua orang itu