Trio Psikopat Klan Pratomo ( lanjutan GD3 )
- Kirana, seorang fotografer lepas, mencari pria yang sudah memberikan anak padanya karena one night stand. Kirana tahu dia dimanfaatkan oleh pria itu untuk mendapatkan informasi tapi selama dia mencari ayah putra semata wayangnya, pria itu seperti hantu. Hingga dirinya tahu siapa pria itu dan Kirana akan meminta pertanggungjawaban Yagami.
- Princess Margareth dari Swedia adalah biang kerok hingga suatu hari dia memergoki prince Alucard de la Borde sedang membunuh seorang pria di apartemen karena hendak membunuh dirinya. Maggie, yang nyaris dibunuh oleh Alucard, bernegosiasi dengan pria psikopat itu. Maggie bersedia menikah demi dua kerajaan dengan syarat, Alucard berhenti membunuh. Apakah berhasil?
- Dirandra sudah dibidik oleh badan intelijen Jepang saat dirinya memberikan kuliah tentang racun karena kasus pembunuhan pejabat kotor disana. Chief Tora Matsumoto menuduh gadis itu pelakunya.
8th generation klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kirana Terkejut
Den Haag Belanda
"Besok kamu jangan bikin Oom Sora tidak nyaman ya?" ucap Kirana ke Killian dan dijawab anggukan oleh putranya.
"Tapi kalau aku belajar tentang istilah-istilah arsitek lainnya, boleh kan Ma?"
Kirana mengangguk. "Kalau diajarin kamu baru boleh tanya tapi kalau kamu ingin tahu, minta ijin yang sopan ya."
"Tentu saja Ma. Aku selalu ingat harus sopan." Killian tersenyum. "Ajaran mama."
"Exactly." Kirana mengelus rambut Killian.
Sosok yang mengikuti mereka hanya tersenyum smirk mendengar bagaimana wanita itu mendidik anaknya dengan baik.
Aku harus tahu ... Siapa anak itu! - batin orang itu. Aku harus mendapatkan DNA nya.
Kirana pun berdiri bersama Killian usai makan malam dan saat hendak berjalan menuju kasir, dia menoleh ke arah sosok yang membuatnya dadanya berdegup kencang, namun obyek itu sudah hilang.
Kenapa tadi sepertinya .... Kirana menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak, hanya perasaan aku saja.
Kirana dan Killian lalu keluar dari cafe.
***
Keesokan harinya Killian menunggu Sora di spot yang kemarin dan bocah itu tersenyum lebar saat melihat pria ganteng itu datang.
"Oom Soraaaa! Disini!" panggil Killian dan dia melihat pria itu membawa tas yang lebih besar dari kemarin.
"Kamu sudah nunggu dari tadi?" senyum Sora sambil ber high five dengan Killian.
"Iya Oom ... Aku sudah datang pagi. Langsung cari tempat yang bagus." Killian tersenyum senang. "Dan aku keren kan dapat spotnya."
Sora mengangguk. "Benar. Kamu dapat tempat yang bagus. Ayo, kita mulai acara menggambarnya."
Keduanya pun duduk diatas kursi masing dan membuka buku sketsa lalu mulai menggambar dengan serius.
***
Sementara di area fashion show, Kirana sibuk dengan pekerjaannya dan benar-benar berbeda situasinya dibandingkan dia melakukan pemotretan solo di studio. Kirana begitu fokusnya hingga dirinya tidak melihat kabel lampu di belakangnya hingga dirinya tersandung. Hampir saja Kirana terjengkang jika tidak ada dua tangan kekar menahan tubuhnya dan kamera mahalnya.
"Ah bedankt, aku hampir ...." Mata hijau Kirana terbelalak saat melihat siapa yang menahan tubuhnya. "I'm so sorry."
"Tidak apa-apa," jawab pria tua itu. "Kamu harus berhati-hati."
Kirana mengangguk. "Terima kasih."
Pria tua itu lalu pergi meninggalkan Kirana yang terbengong-bengong. Kenapa aku merasa ada sesuatu tapi ... Kok dia sudah tua? - batin Kirana.
Pria itu berjalan ke arah kursi belakang dan melirik ke arah Kirana. Bahkan harumnya pun masih sama.
***
"Kirana, kamu baik-baik saja?" tanya Gladys saat melihat fotografernya hampir jatuh.
"Aku baik-baik saja. Tadi ada yang menolong aku ...." Kirana menatap ke arah pria tua tadi yang menolongnya. Kok ada yang berbeda dengan pria yang tadi.
***
"Jadi mama kamu tidak memberitahukan siapa ayahmu?" tanya Sora.
"Tidak tahu papa dimana tepatnya," jawab Killian.
"Tahu siapa namanya? Nama Papa kamu?"
"Kata mama Shinji Kagawa."
Sora menghentikan gerakan tangannya. "Pemain sepak bola itu?"
Killian tertawa. "Bukan Oom ... Kan bukan generasinya. Bisa jadi nama yang sama. Bukankah model nama John Smith atau Chris Evans yang ada beberapa orang, Apapun bisa terjadi. Cuma aku menduga, papaku adalah orang yang bekerja sebagai agen rahasia jadi namanya tidak terlacak."
"Apa kamu yakin papamu orang Jepang?" tanya Sora.
"Yakin. Kan mama yang sama papa."
Sora tertawa. "Benar juga dan jadinya kamu."
"Naaahhh!" jawab Killian yang membuat Sora tertegun.
Kenapa kamu mirip Sheva dan Kenzie gayanya? Apa benar perasaan Yoona kalau ada sesuatu pada Killian?
"Killian ... Apa kamu tidak punya saudara sepupu?" tanya Sora sambil diam-diam mengambil gelas kertas bekas minum Killian dan memasukkan ke dalam tasnya.
"Tidak ada. Mama anak yatim piatu di panti asuhan dan Mama adalah wanita hebat yang bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah dari sekolah dasar hingga kuliah." Killian tampak bangga dengan ibunya.
"Mamamu wanita yang cerdas dan menghasilkan anak yang secerdas kamu."
Killian mengangguk. "Benar Oom. Aku bersyukur dilahirkan dari Mama yang pintar dan Papa yang keren."
"Dari mana kamu tahu papamu keren?" goda Sora.
Killian menatap datar ke Sora. "Oom, apakah aku kurang keren?"
Sora pun terbahak. "Oke deh, kamu keren!"
Killian mengangkat dagunya. Sora tidak tahan untuk tidak mengacak-acak rambut coklat bocah lelaki itu.
***
Pria itu tetap mengawasi Sora dan Killian hingga dia melihat bocah itu meminta ijin ke Sora untuk ke kamar mandi yang terlihat dari pengawasan. Sosok itu pun berjalan mengikuti Killian masuk ke dalam kamar mandi khusus laki-laki. Entah kenapa dirinya ingin melindungi Killian dan dia masuk kesana.
"Mau apa anak kecil kemari?" tanya salah seorang dewasa itu ke Killian.
"Sama seperti kalian. Buang air kecil!" balas Killian dan dia masuk ke dalam kamar mandi sementara pria itu ke wastafel sambil melirik ke arah bilik dimana Killian berada di dalam.
Tak lama Killian pun keluar dan mecuci tangannya di wastafel. Killian mengambil tissue dan mengelap hidungnya. Pria itu tetap menunggu sampai Killian selesai dan dia menyentuh bahu bocah itu.
"Sorry, ada daun di belakang kepala kamu," ucapnya sambil mengambil daun yang memang ada disana sekalian mencabut dua helai rambutnya.
"Aw! Nyangkut ya Opa?" tanya Killian sambil mengelus kepalanya.
"Iya. Maaf, boy, tangan Opa agak tremor," senyum pria tua itu.
Killian tersenyum saat tahu ada daun di tangan pria itu. "Tidak apa-apa Opa. Nanti aku akan dikasih hair tonic sama Mama biar tidak botak."
Pria itu tertawa. "Mamamu wanita yang hebat."
"Iya. Maaf ya Opa, aku ditunggu Oom aku. Permisi." Killian pun keluar dari kamar mandi umum sementara pria misterius itu memasukkan dua helai rambut Killian ke dalam kantong plastik kecil.
Aku harus ke laboratorium untuk mencocokkan DNA kami!
***
Sora dan Killian menikmati acara menggambarnya ditambah dengan prespektif arsitektur. Killian semakin tertarik mempelajari dunia arsitektur karena Sora. Menjelang malam, Kirana baru selesai dan mereka pun memilih kembali ke hotel setelah berpamitan dengan Sora dan Yoona. Kirana memesan makan malam dari hotel meskipun tahu mahal tapi dirinya sudah cukup lelah hari ini.
"Ma, bukannya makanan hotel lebih mahal?" tanya Killian.
"Untungnya tante Gladys mengijinkan Mama pesan makanan hotel. Mama cukup lelah ...." Kirana mengambil laptopnya dan mulai memindahkan data dari memory cardnya.
Kirana mulai memilah-milah foto-foto yang diambilnya hingga matanya terpaku pada sosok yang sangat dikenalnya.
Ya Tuhan ... Shinji disini! Mau apa dia disini? Kenapa tidak mau menemui aku?
***
Yuhuuuu up malam yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
oh..udh nikah yaaa?
aq lupa ceritanya dmn? ada g yg bagian cerita nikahnya ini?