"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Mataku masih sembab saat kawan-kawan ku datang,ada Ulfa,Ira juga Nurul.
Mereka semua kompak memarahi diriku karena tak memberi tahu mereka perihal pernikahan singkat ku pagi tadi.
"Kamu habis nikah tapi wajah kamu kucel banget kayak habis ditinggal kucing kesayangan mati"ucap ira mencoba menghibur ku.
Mungkin mereka sudah tahu kronologi tentang pernikahanku dengan Nathan.mereka mengira aku sedih karena di paksa menikah.Padahal aku sedih karena sudah di gantung Den Juju.Dia sudah tumbuh jadi lelaki dewasa yang sangat menawan.Siapa yang tidak tergoda?
"Jadi janda nggak buruk kog Vi.."ucap Ulfa.
Asem banget si Ulfa, belum-belum do'ain temennya jadi janda.Mentang-mentang situ baru jadi janda kembang,mau ajak-ajak.Ogah!
Ira melirik judes kearah Ulfa,Aku juga sama.Ulfa langsung cengengesan dan meminta Maaf dengan menangkup kedua tangannya di dada.
"Mbak Ulfa mentang-mentang baru jadi janda bilang kayak gitu"ucap Nurul.Tumben anak itu bener,baru kali ini aku di pihaknya.
"Tapi dari pada tidak bahagia,lebih baik hidup sendiri..."
Mereka jadi bertengkar karena aku.
Aku tertawa mendengar mereka saling adu mulut.
"kalian ini niat menghibur aku nggak sih?kog jadi berantem sendiri?" Aku pura-pura kesal pada mereka.Mereka langsung diam dan memelukku.
"Mbak Ulfa yang mulai tu"Nurul kembali membela diri.
"Sudah jangan bising lah, telinga ku alergi tau"Kekehku berpura-pura tegar.Padahal hati menjerit.
"Selamat ya Vi,kamu akhirnya sol out juga,jika memang nanti nggak bisa bertahan kami akan selalu ada buat kamu Vi"ucap Ira membuat aku terharu
mereka memang sahabat-sahabat ku yang terbaik.
"Kado buat aku mana?"ucapku mencoba mencairkan suasana.
"Ngundang aja enggak,mau minta kado"Ejek Ulfa.
"Biarin"
kamipun bercanda bergosip ini dan itu hingga lupa waktu.
Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mereka,
setidaknya dengan itu aku bisa melupakan kejadian tadi siang.
***
malam harinya aku diam malas sekali berbicara dengan Nathan
dia masih kesal dengan kejadian tadi siang,dia sendiri yang memancing tapi dia juga yang tak melanjutkan
kenapa juga aku berharap disentuh dia
"MENYEBALKAN"
"mavi aku mau bicara"
ucap Nathan
"bicara saja"
"tidak disini dengan ibu Fatimah"
aku mengerutkan dahi menatap Nathan memang dia mau bicara apa?sampai harus bicara dengan ibu.
kami duduk diruang tamu bertiga,aku memilih duduk didekat ibu daripada duduk disebelah Nathan,,
aku masih kesal dengan dia,,,,
"Bu Nathan ingin mengajak mbak Novi ke jakarta"
"apa!"teriakku
Ibu sampai menyenggol bahuku dengan bahunya.
"Novi sudah jadi tanggung jawab kamu,Jadi ibu hanya bisa mendoakan kalian"
"ibuk kenapa bilang gitu?Novi nggak mau Bu ke jakarta "
Tidak pernah terselip dalam benakku untuk kembali ke Jakarta,aku sudah nyaman disini,lagi pula aku tak punya teman disana.Apalagi harus kembali ke rumah Pak William,sebagai Istri Den Juju pula, membayangkannya saja aku sudah ngeri.
"kamu nggak akan kesana sendiri nov,,,"
"maksud ibu?"
"kamu kesana sama Rena,dia akan kuliah disana"
"tapi Bu,nanti ibu sendirian disini"
"Ibu nggak sendiri Nov,ada penghuni kos yang selalu baik sama ibu,ada pak de kamu hilman dan bude Sri juga kan.
"Kamu nggak usah hawatir sama ibu,kamu itu sudah jadi seorang istri,kamu harus ikut suami kamu"
dan pada akhirnya aku tak bisa berbuat apa-apa.
Keesokan harinya
kamipun berangkat ke jakarta kerumah pak William.
aku menangis saat berpamitan dengan ibu.
"Jaga diri baik-baik disana ya nak?"
ucap ibu ikut menangis
"udah nggak usah nangis,,ibu jadi ikutan mewek kan?"
"Nak Nathan jaga anak ibu ya?dia satu-satunya anak ibu,jangan sakiti hatinya,Jika kamu sudah tidak menginginkan dia,Kembalikan dia pada Ibu secara baik-baik,semoga kalian bahagia"
ucap ibu dia kembali memelukku
"Semoga bahagia ya nak?"
Aku tidak ingin mengatakan kalau aku akan banyak masalah di sana pada Ibu,aku tidak ingin dia hawatir.Aku memilih pergi saja dulu,masalah Pak William biar ku fikirkan nanti.
"ibu Jaga kesehatan,jangan telat makan"
ibu mencium keningku sebelum aku masuk kedalam mobil.
Aku duduk dibelakang bersama Nathan,sedangkan Rena duduk didepan,
aku memberi jarak antara kami.
"Mavi?"Panggil Nathan.
Aku diam saja,Sejak malam itu,aku begitu malu,Aku mendiamkan Nathan.Nathan mengikis jarak di antara kami,dia meraih lenganku.Aku ingin menghindar namun tubuhku sudah mentok ke pintu.
Dia sudah merenggut kesucianku,sudah menikahi ku secara paksa,menjauhkan ku dari ibu juga, sekarang aku juga harus menghadapi Pak William juga.Malam itu dia juga meninggalkan aku begitu saja.Aku tentu tidak akan memaafkan dia begitu saja.
"Mavi"panggil Nathan lagi,kali ini dengan nada manja.
Aku tetap bungkam,Nathan mendekat,Aku ingin bergeser tapi tubuh ini sudah mepet dengan kaca mobil.
"Cup"dia mencium Pipiku singkat
aku memberikan delik an tajam padanya,mataku membulat sempurna saat menatapnya.
"Kamu...!"
Aku sangat kesal sekali dengan Nathan,ingin sekali aku menjitak kepalanya.
"Habisnya Mavi diam saja dari kemarin,Kalau Mavi masih diam,Nathan akan cium di sini"
ucap Nathan sambil menunjuk bibirku.
Bagaimana aku katakan padanya kalau aku tidak mau di situasi ini?Pak William adalah mantan yang sangat ingin aku jauhi,bagaimana bisa aku mengatakan pada Nathan kalau aku tidak mau tinggal dengannya?Aku tidak mau satu atap dengan Pak William lagi.
Melihat aku masih diam saja,Nathan mulai mendekat,ancamannya benar-benar ingin dia lakukan.Aku langsung menutup mulutku dengan tangan.
"Kamu Gila!ada Rena di depan,Dia masih keci"Ucapku begitu pelan namun penuh penekanan.Aku mendorong Nathan agar sedikit menjauh.Imanku ini lemah,aku bisa goyah kalau Nathan terus mepet-mepet begini.
"Rena sudah tidur,Mavi tidak dengar dia mendengkur"
"Ada Arka Juga!"
"Arka konsen menyetir,dia tidak akan melihat"
'Ck'
Aku berdecak kesal menghadapi Den Juju yang sekarang, ternyata dia sudah tak sepatuh dulu.
"Aku juga tidak mau di cium!"
"Menolak suami dosa Mavi"
"Memaksa orang juga bukan perbuatan terpuji,itu juga dosa" sindir ku pada Nathan.
"Maafin Nathan mavi"rengek nya padaku.
dia menarik tubuhku mendekat ke arah tubuhnya,dalam sekejap Nathan membuatku duduk dipangkuan nya.
Nathan melingkarkan tangannya di perut ku,Aku tentu memberontak minta di lepas.Apalagi saat aku lihat dari sepion Rena menggeliat dan membuka matanya.Dia melihatku dan Nathan dari sepion itu juga.Matanya membelalak kaget.
"Pura-pura tidur aja ah"Ucap Rena.
Sial anak itu,bukannya membantuku agar Nathan melepas ku,dia malah tidur lagi
Raka yang menyetir tertawa cekikikan menatap Rena.Aku tidak suka tatapan Arka pada Rena.melihatnya saja orang akan tahu kalau Arka menyukai Rena.
"Tidur saja lagi,anak kecil tidak boleh melihat"kekeh Arka sambil mengusap kepala Rena.
"jangan sentuh-sentuh anak gadis orang!"Tegur ku,aku tidak mau Rena mengenal cinta dulu,dia masih polos.
Arka hanya tersenyum tipis tak menanggapi ku.Menyebalkan sekali.
"Lepas Den!aku bisa duduk sendiri"
cup
Nathan benar-benar mencium bibirku.
"Boleh,asal Mavi lakukan apa yang Nathan lakukan ke Mavi barusan"
Aku langsung melengos,ogah!
kenapa den Juju jadi mesum begini,dia bahkan tidak malu saat Arka melihatnya.Aku kesal,namun detik berikutnya aku ada ide brilian.
"Baiklah,tapi tutup mata kamu"
Nathan langsung menutup matanya,Aku tersenyum puas,Aku dekatkan wajahku ke arah Nathan,tapi bukan mengincar bibir,namun dengan gesit aku menggigit bahu Nathan dengan begitu keras.
"Awww"
Nathan menjerit keras sambil menyentuh Bahunya,aku langsung turun dari pangkuannya.
"Emang Enak?"Kekehku dalam hati.
Rena sampai benar-benar bangun karena teriakan Nathan.
"Kalian pengantin baru berisik banget sih,Kalau mau iya iya jangan di mobil,nanti nunggu ada hotel,kita berhenti di sana"Kesal Rena karena tidurnya terganggu.
Dasar ponakan tidak ada akhlak,mulutnya benar-benar tidak ada saringannya sama sekali.
Lama-lama bukan hanya aku lakban tu mulut,aku kasih lem tembok sekalian biar bisa diam.
***
Aku mengambil nafas dalam-dalam saat mobil kami masuk kesebuah mansion mewah.
untuk kedua kalinya aku menginjakkan kaki disini.
Dulu sebagai pelayan Den Nathan dan sekarang aku datang sebagai Istri Nathan.
Nathan memegang tanganku mungkin dia tahu kalau aku tidak nyaman.
"Tenang aja mavi,ada Nathan,jika mavi tidak nyaman tinggal disini kita bisa mencari tempat tinggal sendiri.
ucap nathan padaku.
Aku pernah mendengar Ibu Pak William sudah meninggal,Jika beliau masih hidup mungkin aku akan senang,dia akan menentang hubungan kami seperti dulu dia menentang hubungan ku dengan Pak William.Tapi beliau sudah tidak ada, satu-satunya yang aku takuti di sini adalah Pak William.
"Selamat datang Den Nathan"ucap semua pelayan berseragam yang berjejer rapi menyambut kami didepan pintu,dulu aku pernah menjadi salah satu dari mereka.Aku tak pernah membayangkan aku akan ada diposisi ini sekarang.Aku begitu grogi.
Berbeda sekali dengan Rena yang nampak takjub yang mengulas senyum begitu lebar,mungkin ini pertama kalinya dia melihat rumah besar.Rumah Pak Wil bahkan tujuh kali lipat lebih luas dari tanah ku di kampung.
Aku juga takjub seperti Rena saat dulu pertama kali menginjakkan kaki di sini.
Seperti biasa Nathan selalu dingin saat semua menyapanya,dia hanya tersenyum ke arahku.Apa aku boleh bangga dengan ini?mungkin mereka mengira aku begitu beruntung karena dinikahi Pewaris tunggal keluarga Lim.Tapi nyatanya aku tidak senang,aku bahkan tidak bisa membayangkan sikap Pak William padaku nanti.Tapi biarlah,toh dulu dia hanya mempermainkan diriku.
"waah ini bukan rumah Mbak,Ini istana! Nathan kamu Pangeran ya?"ucap Rena mulai nyeleneh lagi.
semua pelayan tertawa geli melihat tingkah Rena.
Aku juga juga ingin tersenyum,tapi ku dengar derit langkah kaki dari tangga.
Aku mendongak,ku lihat seseorang lelaki yang nampak masih gagah,meski usianya tak muda lagi.Lelaki yang dulu pernah singgah di hatiku.
Aku menyentuh dada ini,rasanya begitu nyeri, sakit yang dia torehkan masih begitu membekas di hati.Aku bahkan tidak berani menatapnya lagi.
"waaaahhh beneran ada pangeran disini"ucap Rena dia langsung naik keatas menghampiri pak William.
"Wah anda tampan sekali,Kakaknya kak Nathan ya?Kenalin aku Re...."ucapan Rena terputus saat Pak William melewati Rena begitu saja.
Pak Will datang menghampiri kami.
Aku menggenggam tangan Nathan makin erat saat aku bisa mencium bau maskulin yang dulu begitu aku suka.
Pak Wil mengangkat tangannya,ingin membelai rambut ku.
"Novi?"
Rasanya Pisau tajam menghunus lebih dalam ke dadaku.Perih namun tak berdarah mendengar Namaku di sebut olehnya.
"Akhirnya kamu kembali"Ucap Pak William,dia ingin memelukku,Namun Nathan menepis tangan papanya dengan kasar.
"Mavi istri aku pa!"ucap Nathan begitu tegas,aku mencoba memberanikan diri menatap mereka.
Aku bisa melihat tatapan permusuhan di antara anak dan ayah ini.
Tatapan mereka berdua bak elang ingin menerkam mangsanya,sama-sama tajam dan menakutkan.
Aku pastikan akan ada perang dunia kelima dirumah ini.
Nathan terlihat marah dia seperti mengibarkan bendera peperangan dengan papanya sendiri.Namun detik berikutnya Pak Will tersenyum kecil.
"kamu jangan bercanda Nathan"
Nathan langsung menunjukkan foto pernikahan kami.Dia juga menunjukkan rekaman ijab qobul kami.
Pak will nampak marah,dia mengepalkan tangannya,dia pasti kecewa karena putranya menikah tanpa izin.
"Jadi kamu sekarang suka daun muda?"ucap Pak Will padaku.
"Pengkhianat!Kenapa kamu menolak ku dan menikah dengan putraku!sungguh balas dendam yang sangat sempurna"Teriaknya sambil tersenyum sumbang.
Aku memejamkan mataku,bukankah dia yang menghinaku dulu?dia menganggap aku wanita murahan yang akan bertekuk lutut hanya dengan satu lembar cek kosong kan?
sekarang dengan mudahnya dia mengatakan aku berkhianat?
omong kosong apa ini?
Dulu aku suka dengan lelaki baik yang tak pernah memandang kasta ini,tapi ternyata aku salah,aku hanya di anggap wanita murahan yang akan luluh dengan cek kosong.Dia mengatakan itu pada rekan kerjanya.
"Berkhianat?bukankah aku hanya wanita murahan yang tergiur dengan uangmu saja?Aku hanya wanita murahan yang akan luluh setelah kamu beri cek kosong,ya kan?"Ucapku tak mau kalah.
Nathan dan Rena nampak terkejut melihat kami.Tapi biarlah,biarlah mereka tahu jika kamu adalah mantan kekasih.
Pak will nampak terkejut dengan ucapanku,dia pasti tak tahu kalau aku pernah mendengar dia berbicara seperti itu dengan teman bisnisnya.
Aku menggenggam tangan Nathan meminta dia membawaku ke kamarnya.
"Aku lelah,ingin istirahat"Ucapku pada Nathan.
Nathan mengagguk dan membawaku ke kamarnya.
Hatiku masih sangat sakit dihina oleh pak William.Dulu dia yang bilang cinta,dia juga yang menghina,bahkan dia yang memintaku enyah dari rumah ini.