Gavin terpaksa harus menelan Pil pahit,ketika ia tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk menikahi sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun.karna orang tua seila sang kekasih meminta mahar yang besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Gavin.
ditengah kegalauannya orang tua Gavin malah semakin mendesak anaknya untuk menikahi anak dari sang sahabat karna merasa berhutang janji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab13
Hingga beberapa menit pesanan mereka datang.pelayan yang mengantarkan pesanan mereka kakinya terkilir hingga tanpa sengaja menumpahkan tomyun itu kepaha Yuna.
" Yuna" teriak Gavin panik
" Panas" Yuna reflek berdiri karena merasakan panas pada pahanya.Gavin mengambil tissu dan berusaha melap baju Yuna agar Yuna tidak lagi merasakan panas.
" Kamu itu bagaimana sih kalau bawa makanan itu hati hati."
"Maafkan saya,saya tidak sengaja menumpahkan makanan itu.kaki saya terkilir."
" Sudalah mas jangan marah marah mungkin dia memang tidak sengaja melakukannya.lagi pula aku tidak apa apa.aku akan membersihkannya ditoilet."
Gavin menatap punggung Yuna dengan perasaan khawatir.
Sedangkan seila memandang Gavin dengan perasaan tidak suka dia juga bingung dengan perasaannya sendiri padahal dia tahu bahwa Yuna sepupu Gavin tapi kenapa dia harus secemburu ini.
",Hmm katanya kamu tidak suka dengan sepupu kamu itu tapi ternyata yang kulihat barusan kamu sangatlah khawatir dengan dirinya."
" Khawatir siapa yang khawatir?"
" Kamu jelas jelas sangat mengkhawatirkannya saat dia ketumpahan kuah panas tapi kamu masih mau ngelak."
"Ngak usah dibahas! Hmm jangan bilang kamu cemburu? Kamu jangan pernah yah merasa cemburu pada siapapun karna aku berani bersumpah kepada mu hanya kamulah ratu dihatiku tidak ada yang lain."
" Mugkin aku hanya kaget aja kali ya.karna untuk pertama kalinya aku melihat kamu seperhatian itu pada wanita selain aku jadi aku merasa aneh aja."
" Udah sekarang kita makan makanan kita."
Yuna kembali menghampiri Gavin dan Seila setelah membersihkan bajunya dan mengopres pahanya.
" Yuna kamu tidak apa apa?"
" Ngak kok aku tidak apa apa!"
yuna mengempalkan tangannya dibawah meja ketika melihat kemesraan Gavin dan Seila didepanya.dia seperti menjadi nyamuk diantarra suaminya dan kekasihnya.
Hingga akhirnya ia mengerjapkan mata ia tidak tahan dengan ini.yuna lalu berdiri .
" Maaf.aku harus pulang! Rasanya aku sudah terlalu lama disini."
Tangan seila mengatung diudara saat dia hendak ingin menyuapi Gavin.
" Loh kok pulang sih?kamu aja belum menyentuh makanan kamu sedikit pun,apa paha kamu sakit karna tersiram kuah panas tadi."
" Tidak.aku tidak apa apa hanya saja aku harus pulang."
Gavin memberi kode kepada Yuna agar dia duduk agar seila tidak curiga tapi Yuna tidak tahan ia tidak mempedulikan gavin.yuna segera mengambil tasnya dan berjalan meningalkan seila dan Gavin.
" Dia kenapa sih kok sepertinya dia terlihat sangat marah.?"
" Kamu duduk disini dulu! Aku akan bicara dengannya."
Gavin menyusul langkah Yuna ia berusaha menarik tangan Yuna.
" Apaan sih mas? Lepaskan aku."
" Kamu itu apaan sih main pergi begitu saja.kalau sampai seila curiga gimana?"
" Aku tidak peduli.aku capek,aku capek sama kamu mas,capek sama Seila yang mengangap aku itu sepupu kamu.minggir mas aku mau pulang."
" Kamu tidak boleh pulang seila ingin kamu tetap berada disini dan menemaninya."
" Aku tidak mau aku mau pulang."
" Yuna kamu sebagai istri aku seharusnya menuruti perkataan aku." Kata istri yang keluar dari mulut Gavin membuat langkah Yuna terhenti dan menoleh kearah Gavin.
" Mas mengatakan apa barusan?"
" Aku bilang seharusnya kamu sebagai istri aku tuh nurut apa yang aku katakan.
Yuna tersenyum kecut
" Jadi mas gavin menekankan aku sebagai istri mas gavin.agar aku bisa nurut sama mas Gavin?"
Tanpa mereka sadari seila berdiri mendegarkan setiap kata yang keluar dari mulut mereka.
" Mas Gavin." Teriak seila dengan lantang.
Yuna dan Gavin reflek menoleh kearah seila.
" Siapa yang kamu sebut istri kamu mas?"
Tubuh Gavin membeku ia belum siap jika Seila tahu bahwa dia dan Yuna sudah menikah.
" Seila aku bisa jelaskan ini semua tidak seperti yang kamu dengar."
" Jawab jujur mas! Jangan membohongi ku lagi aku mendengar kan apa yang kalian bicarakan."
" Mas katakan apa benar bahwa Yuna bukanlah sepupu kamu tapi dia adalah istri kamu." Gavin mengeleng lemah setetes air matanya jatuh
Semua pengunjung cafe memperhatikan perdebatan diantara mereka.untungnya para pengunjung cafe adalah orang yang tidak terlalu memperdulikan urusan pribadi seseorang.sehingga tidak satupun orang yang merekam keributan mereka.
" Katakan padaku apa benar Yuna adalah istri kamu" ucap seila memukul mukul dada Gavin.
Ia begitu terpukul laki laki yang ia kira memperjuangkannya mati matian tapi ternyata menikahi wanita lain tanpa sepengetahuannya.
" Ia kamu memang sudah menikah! Kami sah sebagai pasangan suami istri Dimata Allah" ucap Yuna dengan lantang tidak ada lagi keraguan didalamnya.
" Yuna." Teriak Gavin dengan mata memerah rahangnya mengeras.
" Apa kamu ingat saat pertama kali kita bertemu.ini sebabnya pak Rudi menampar Gavin karna jalan dengan perempuan lain sebentara dia sudah mempunyai istri."
" Yuna hentikan! Berhenti mengatakan omong kosong."
" Sayang dengarkan aku baik baik ! Aku tidak pernah mencintai perempuan ini.aku hanya mencintaimu.aku terpaksa menikahinya karna aku hanya kasihan pada ayahnya yang sedang sekarat.dan menikahi Yuna adalah keinginan terakhir ayahnya." Ucap Gavin panjang lebar berusaha meraih tangan seila namun seila menepisnya.
" Kamu membohongiku? Kamu bilang kamu akan memprerjuangkanku dan berusaha memenuhi mahar yang diminta oleh orang tuaku tapi kenyataannya kamu menikah dengan perempuan lain." Ucap seila dengan suara yang terdengar serak ia berlari menjauh dari Gavin dan Yuna.
Gavin menyusul seila meningalkan Yuna yang memandang punggung mereka dengan air mata yang menetes.tetes demi tetes.
" Setidaknya aku sudah berani mengatakan bahwa aku ini istri sahmu mas."
" Sila biar aku yang mengantarmu pulang."
" Jangan gangu aku mas! Pergi dari hadapan ku sekarang, jangan menjadikanku seorang pelakor.jangan gangu aku mendingan kamu urus saja istri kamu itu.
"Aku mohon dengarkan aku sayang.jangan seperti ini."
Seila masuk kedalam taxi online yang sudah ia pesan.
Gavin segera memakai helmnya dan segera menyusul seila.ia meningalkan Yuna begitu saja.
Yuna melangkahkan kaki keluar dari cafe dengan perasaan sesak.ia tidak peduli lagi dengan orang orang disekitarnya yang terus memandangnya..
Yuna menghembuskan nafas beratnya saat tidak melihat motor Gavin terparkir diparkiran.
"Pasti dia menyusul seila dan tentu saja dia meningalkan ku disini."batinya.
semangat thor 💪💪💪👍👍👍♥️♥️♥️
lanjut thor 👍👍👍♥️♥️♥️♥️
semangat thor 👍👍👍💪💪💪