Di Nikahi Majikan Ku

Setelah sarapan selesai Adrian pergi ke ruang kerjanya dia berencana untuk membawa file-file penting, dan data yang tersimpan pada komputer nya.

sedangkan Naura dia menyiram tanaman di halaman depan, di temanin oleh septa yang juga menyapu daun-daun kering yang berjatuhan, saat asyik menyiram tiba-tiba ponsel Naura berdering menandakan bahwa ada pesan.

Naura pun segera melihat ponselnya, ternyata itu dari ibu tetangga penjual keripik pedas, beberapa hari lalu dia memang memesan satu paket keripik untuk cemilan.

" ada di pos satpam " gumamnya sambil tersenyum, Naura pun meletakkan selang dan mematikan air, melihat Naura yang hendak pergi septa pun menoleh.

" mbak mau kemana " tanya septa.

" ambil keripik pesanan ku di pos satpam " jawab Naura dia pun beranjak pergi.

Naura mengambil kantung yang di berikan oleh Dani, dia juga mengucapkan terimakasih seperti biasa sambil tersenyum ramah, tanpa sepengetahuan Naura ada sepasang mata yang menatapnya dengan tajam dari teras.

Adrian melihat Naura yang berpakaian sedikit terbuka hari ini, mengenakan dress sebatas lutut dan memperlihatkan ketiak nya, ada rasa ketidaknyamanan saat melihat Naura berbincang sambil tertawa dengan pria lain.

jantung Adrian berdesir, darah nya terasa dingin, dia tahu bahwa Naura adalah wanita yang ramah senyum dan orang yang hangat, tapi ada rasa tidak rela jika Naura tersenyum pada pria lain.

" sayang " panggil Adrian dengan keras, Naura pun menoleh dia melihat Adrian menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa, dia pun segera mengambil kantung keranjang itu dari tangan Dani, lalu cepat-cepat menghampiri Adrian.

dengan nafa yang naik turun karena berlari, " ada apa tuan " tanya Naura dengan nafas yang masih tidak teratur.

tapi Adrian masih menatap tajam Dani yang ada di pos satpam, seakan dia memperingati satpam muda itu untuk tidak dekat-dekat dengan istrinya.

Adrian mengalihan pandangan nya pada Naura yang ada di hadapannya, lalu dia merengkuh pinggang ramping Naura, tanpa kata-kata Adrian mengecup pundak Naura yang terbuka, menghirup wangi dari tubuh istrinya.

" tuan ada apa " tanya Naura, la terkejut dengan tingkah Adrian yang seperti ini.

 " kenapa kamu memakai baju seperti ini keluar " tanya Adrian dengan suara berat.

" loh, biasanya juga seperti ini tuan " jawab Naura dengan jujur, dia biasanya sesekali memakai dress yang seperti ini, toh dia pikir hanya di dalam rumah siapa juga yang lihat.

" kamu dulu kerja memakai baju ini " tanya Adrian yang semakin tak percaya.

" iya, apa tuan tidak ingat, tuan bahkan bilang baju ini cocok untuk ku " ujar Naura, dengan matanya yang membulat menatap wajah Adrian.

" apa aku pernah bilang seperti itu " gumamnya pelan, dia berusaha untuk mengingat-ingat tapi tetap tidak mengingat nya.

karena Adrian masih cemburu yang tidak dia sadari, tiba-tiba menggendong Naura ala putri, dia membawanya masuk ke dalam rumah.

" tuan ada apa ini " pekik Naura terkejut, Adrian mengabaikan pertanyaan istrinya.

" bibi " panggil Adrian, tak lama bibi May datang dengan tergesa-gesa menghampiri keduanya, dia melihat Naura ada dalam gendongan Adrian, bibi May segera menundukkan kepalanya.

Duh malu aku, kenapa tuan tiba-tiba seperti ini.

gumam Naura dalam hati, dia hanya bisa menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Adrian.

" ambil ini " kata Adrian, dia memberikan kantung keranjang yang berisi keripik itu pada sang bibi.

" iya tuan " jawab sang bibi, dia tak berani mengangkat kepalanya, hingga Adrian menaiki tangga barulah dia berani mengangkat kepalanya.

" pengantin baru " gumam bibi May sambil tersenyum nakal, melihat kedua majikannya akur dan terlihat bahagia.

tujuh tahun yang lalu saat Adrian datang ke rumah ini dia terlihat kacau, bahkan dia menjadi orang yang pemarah dan gampang tersinggung, membuat para pekerja takut padanya, Adrian kerumah ini haya ingin menjernihkan pikiran nya, dan menyembuhkan luka hati yang dia terima karena meninggalnya kedua orang tuanya, istrinya pun ikut meninggalkan nya di saat dia terpuruk.

melihat Adrian yang bisa tersenyum seperti itu membuat bibi May terharu, akhirnya Adrian bisa melupakan masalalu yang menyakitkan itu.

***

Sesampainya di kamar Adrian menurunkan Naura di atas ranjang, sontak membuat Naura terkejut karena Adrian menatapnya dengan tatapan yang berbeda, seakan dia akan di mangsa hidup-hidup.

" tu.. tuan " gumam Naura gugup.

Adrian terdiam Ia memandangi bibir merah muda Naura yang tanpa polesan lipstick dan indah itu, lalu Adrian menatap mata Naura, ada sesuatu yang hangat di hatinya dan ada rasa tidak nyaman karena melihat Naura yang berbicara dengan tersenyum ramah pada pria lain.

dengan posisi tubuh sedikit terangkat dua tangan Adrian yang menopang tubuhnya, perlahan Adrian mendekati wajah Naura hingga nafas Naura terasa hangat di kulitnya.

pandangan Adrian tetap fokus pada bibir Naura yang indah, Ia memiringkan kepala lalu bibirnya menyentuh bibir Naura, Adrian merasakan jantungnya berdebar kencang dan Ia tahu Naura pun merasakan hal yang sama.

Adrian mulai menggerakkan bibirnya, pelan-pelan melumat nya meskipun Naura tetap membungkam bibirnya. dia tidak tahu harus berbuat apa kepalanya tidak bisa berfikir lagi di saat seperti ini.

merasa tidak ada reaksi dari Naura, Ia melepas ciuman nya menatap mata coklat Naura dengan lekat lalu tangannya perlahan menggenggam kedua tangan Naura dengan erat, Adrian kembali lagi menyerang bibir Naura kali ini sedikit berbeda.

Adrian menciumnya dengan agresif. hingga Naura kewalahan dan tidak bisa bernafas, tanpa Naura sadari tangan Adrian yang satunya masuk ke balik dressnya mengusap lembut paha Naura.

Naura terkejut dia membuka kedua matanya, masih dengan posisi Adrian mencium bibirnya,Naura segera memberontak jika Adrian tahu Naura mungkin akan malu seumur hidup jika mengingat hari ini.

Tangan Naura mendorong dada bidang Adrian dengan sekuat tenaga, begitu keras hingga Naura dengan tenaganya yang seperti ini tidak bisa mendorong Adrian lebih jauh, di sela-sela ciuman Naura menyempatkan untuk memberitahu Adrian.

"Mm... tu.. tuan saya tidak bisa " kata Naura, tangannya berusaha untuk mendorong Adrian menjauh.

Mendengar penolakan dari Naura, Ia pun segera berhenti dengan nafas yang gemuruh hebat Adrian mengusap pelan bibir nya yang basah karena ciuman, lalu menatap Naura dengan penuh tanda tanya.

Adrian tahu tidak seharusnya dia memaksakan dirinya, Ia tahu pernikahan ini terjadi karena kesepakatan nya dengan Naura tapi Ia tidak tahu bahwa Naura akan menolaknya mentah-mentah seperti ini, ada rasa sakit di dalam hatinya.

Adrian berdiri sambil bertulang pinggang, dengan nafas yang naik turun Adrian menatap Naura.

" kenapa kamu menolak ku " tanya Adrian dengan suara berat. Naura segera duduk di tepi ranjang dan merapikan rambutnya yang berantakan, dia menundukkan kepalanya tak berani melihat wajah Adrian.

" bu.. bukan begitu maksud saya tuan " kata Naura terbata-bata, ada malu yang menjalar di dalam dirinya tapi, dia harus memberitahu Adrian yang sebenarnya.

" maaf " ucap Naura dengan suara pelan, tangannya meremas seprei.

" saya tidak bisa tuan " lanjut Naura, gugup dan takut menjadi satu, dan itu membuat Adrian salah paham.