Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebimbangan Hati
Di Toko Roti.
Sekar yang sibuk dengan pekerjaannya, meneliti dan mengawasi karyawan Arifal' sedikit terkejut ketika tiba-tiba Arifal sudah berdiri di sampingnya membawakan secangkir cappuccino,
"Sekar..." tegur Arifal lembut.
Seketika Sekar menoleh, dan mengangkat wajahnya. "e... Rifal? sejak kapan kamu berdiri di belakangku?"
Arifal tersenyum, "Sejak, memandang mu."
Sekar menghela nafas, "jangan mulai, deh."
Arifal tertawa kecil. "enggak, Sekar. Oh iya, aku bawakan capucino buat kamu. Biar enggak ngantuk, aku tahu kamu pasti capek."
Sekar melihat ke arah meja di samping nya, lantas kembali mengangkat wajahnya, menatap Arifal. "em ... Buat aku? Yang---"
"yang lain' sudah aku jatah semua, Sekar. Kamu tenang saja," jawab Arifal cepat.
Sekar tersenyum, "terimakasih, Fal. Kamu---" "pasti mau bilang, kamu repot-repot lagi?" potong Arifal menghentikan ucapan Sekar, " jangan kebiasaan. Aku' membawakan ini buat kamu. Berarti aku tidak repot. Lagi pula... pekerjaanku sudah di pegang sama kamu, kan aku jadi Santai, sekar."
Sekar menghela nafas, lantas mengangguk sembari mengulas senyum.
Hening sejenak.
"Dan, ya Sekar. Aku siang ini' minta sama kamu temani aku ke Hotel dan Restoranku yang ada di dekat pantai, itu sebagai gantinya. Aku mau surfai dan minta pendapat kamu untuk dekorasi Hotel yang di sewa calon pengantin. Kamu bisa?" ucap Arifal kembali memecahkan keheningan di antara mereka beberapa detik.
Sebagi tanda terimakasih, sebab Arifal selalu perhatian selama ia di rumah sakit dan di toko rotinya, Sekar pun menuruti Arifal sebagai atasannya.
Sekar sempat terdiam, matanya menatap wajah Arifal yang kini tampak begitu dekat. Ada nada sungguh-sungguh dalam suara laki-laki itu, bukan sekadar ajakan kerja. Ia mengatur napasnya pelan sebelum menjawab.
“Baiklah, Fal,” ucap Sekar akhirnya, “aku ikut. Tapi hanya karena urusan kerja, ya.”
Arifal tersenyum miring, matanya sedikit menyipit menatap Sekar. “Kalau alasannya itu yang membuat kamu mau, aku terima. Tapi…,” suaranya merendah, lembut namun menggoda, “boleh kan kalau aku anggap ini bukan cuma urusan kerja?”
Sekar menunduk cepat, pura-pura sibuk menata berkas di tangannya, mencoba menutupi rona merah yang mulai merayap di pipinya.
“Fal, jangan mulai lagi deh. Aku serius ini, nanti anak-anak di sini bisa salah paham.”
Arifal mencondongkan tubuh sedikit, suaranya nyaris berbisik di telinga Sekar. “Biar saja mereka salah paham, Sekar. Kadang… hal yang salah paham itu justru terasa menyenangkan.”
Sekar menatapnya tak percaya, tapi senyum kecil di ujung bibirnya tak bisa ia sembunyikan. “Kamu itu nggak berubah, ya. Masih suka menggoda orang.”
“Bukan menggoda,” jawab Arifal tenang sambil menatap matanya lurus, “aku cuma jujur. Kamu itu… terlalu mudah membuat suasana ramai jadi terasa tenang. Dan aku suka caramu membuat tempat ini terasa hidup.”
Sekar terdiam sesaat. Kata-kata itu bukan sekadar pujian ringan. Ada ketulusan di sana, hangat dan halus seperti aroma cappuccino yang masih mengepul di tangannya.
“Fal…” ucap Sekar pelan, menatapnya dengan tatapan lembut namun ragu.
“Hmm?” sahut Arifal sambil tersenyum kecil.
“Kalau kamu terus begini, aku bisa lupa kalau aku punya suami,” gumam Sekar tanpa sadar, nadanya nyaris seperti bisikan hati.
Arifal terpaku sejenak. Tatapannya melembut, tapi ada kesedihan samar di sana. “Aku nggak mau kamu lupa siapa pun, Sekar,” katanya pelan. “Aku cuma mau kamu ingat… kalau kamu pantas bahagia, apa pun keadaanmu.”
Sekar menelan ludah, jantungnya berdebar pelan. Ia tak tahu harus membalas dengan apa.
Yang ia tahu, siang itu, di tengah aroma kopi dan tepung yang menguar di toko roti itu, perhatian kecil dari Arifal terasa lebih hangat dari matahari di luar jendela.
Dan entah mengapa, hatinya mulai takut. Takut karena kehangatan itu, pelan-pelan mulai ia rindukan.
Arifal memperhatikan Sekar yang kini menunduk, memainkan ujung jarinya di pinggir cangkir cappuccino yang masih mengepulkan uap hangat. Wajah lembut itu terlihat letih, tapi senyumnya selalu berusaha tampak kuat. Ia menarik kursi perlahan dan duduk di hadapannya.
“Sekar…” panggilnya pelan, nada suaranya kali ini berbeda — tak lagi menggoda, tapi lembut dan serius.
Sekar menoleh, “ya, Fal?”
Arifal menatapnya lama, lalu berkata, “Kamu tahu nggak, kadang aku suka mikir… kenapa perempuan sebaik kamu bisa terlihat sesepi itu.”
Sekar terdiam, bibirnya sedikit terbuka tapi tak ada kata yang keluar.
“Aku nggak bermaksud ikut campur urusan rumah tanggamu,” lanjut Arifal, suaranya penuh kehati-hatian, “tapi… kamu nggak kelihatan bahagia, Sekar. Seharusnya, kamu nggak perlu belajar menahan air mata sendirian. Seharusnya ada yang menjaga kamu, bukan malah membuat kamu merasa hampa.”
Sekar menarik napas pelan, menatapnya dengan pandangan yang mulai berkaca. “Fal… aku baik-baik saja kok. Kadang, pernikahan memang tidak seindah yang kita bayangkan.”
Arifal tersenyum tipis, tapi sorot matanya menunjukkan rasa prihatin yang dalam. “Kamu terlalu sering bilang ‘aku baik-baik saja’. Tapi setiap kali kamu bilang itu, aku tahu… kamu sedang berusaha menenangkan dirimu sendiri.”
Sekar menunduk, berusaha menahan air matanya.
Arifal mencondongkan tubuh sedikit, suaranya nyaris berbisik, “Sekar, kamu nggak perlu kuat sendirian. Kalau kamu lelah, kamu bisa berhenti sejenak. Kamu bisa cerita. Aku di sini, bukan cuma sebagai teman lama, tapi sebagai seseorang yang peduli.”
Sekar tak sanggup membalas, hanya mengangguk kecil sambil mengulas senyum samar.
Arifal berdiri, lalu dengan nada lembut namun mantap berkata, “Ayo. Siang ini kamu ikut aku ke hotel. Kita kerja, tapi aku juga pengen kamu lihat sesuatu yang baru. Mungkin… suasana pantai bisa sedikit menyegarkan pikiranmu.”
Sekar mengangguk pelan, “baik, Fal.”
...
Beberapa jam kemudian.
Mobil hitam Arifal berhenti di depan hotel megah miliknya yang berdiri elegan di pinggir pantai. Angin laut berhembus lembut, membawa aroma asin yang segar. Sekar memandangi pemandangan itu dari balik kaca mobil, matanya berbinar lembut.
“Indah banget…” gumamnya lirih.
Arifal tersenyum, “aku tahu kamu suka tempat yang tenang. Makanya aku ajak ke sini.”
Begitu mereka turun, para pegawai hotel langsung menyambut dengan ramah.
“Selamat siang, Pak Arifal!” sapa mereka kompak dengan senyum sopan.
“Siang,” balas Arifal dengan nada hangat. “Seperti yang selalu aku bilang, senyum kalian adalah wajah dari tempat ini. Jangan sampai ada tamu yang datang tanpa merasa disambut.”
Para pegawai mengangguk penuh hormat.
Sekar memperhatikan cara Arifal berbicara pada bawahannya. Tegas, tapi penuh rasa hormat. Ada kharisma yang tak bisa ia pungkiri, dan entah kenapa, hal itu membuat dadanya terasa hangat.
Arifal melirik Sekar sambil berjalan mendampinginya menuju ruang resepsi. “Kamu tahu, Sekar… punya bisnis besar bukan cuma soal uang atau bangunan mewah. Tapi soal bagaimana memperlakukan orang. Sama seperti cinta, nggak bisa hanya dimiliki, tapi harus dijaga.”
Sekar menatapnya, terdiam beberapa detik sebelum tersenyum lembut. “Kamu… selalu punya cara bicara yang bikin hati orang lain tenang ya, Fal.”
Arifal membalas senyum itu. “Kalau itu bisa bikin kamu sedikit tenang hari ini, aku anggap tugasku berhasil.”
Dan siang itu, di antara debur ombak dan semilir angin pantai, Sekar merasa seolah menemukan kembali sesuatu yang lama hilang, perhatian yang tulus, dan seseorang yang benar-benar peduli, tanpa meminta apa pun sebagai balasan.
Saat Arifal meninggalkannya sejenak, Sekar teringat Bayu. Berharap suaminya perhatian' Sekar mengambil ponselnya dari dalam tas kecil yang di tentengnya. Sekar berharap Bayu menanyakannya dan memperhatikannya, namun' harapan itu nampak sia-sia saat dirinya membuka ponsel, tidak ada notifikasi dari Bayu.
Sekar menghela nafas, tiba-tiba matanya memanas menahan airmata yang tidak seharusnya ada. "mas Bayu, jika Alira adalah wanita yang bisa membuat kamu bahagia. Mengapa kamu harus mempertahankan aku? Kenapa kamu membiarkan aku merasakan sakit ini?" ucap batinnya yang penuh luka.
"eham...." suara berat itu, terdengar dari balik Sekar yang berdiri menatap pemandangan laut luas di ujung sana. Sekar segera menyeka air matanya yang sempat menetes tak terbendung.
"kamu kenapa Sekar?" Arifal melangkah mendekatinya sembari bertanya seolah tahu yang tengah di rasakannya.
Sekar menggeleng, "tidak, aku tidak apa-apa. Em ... Sudah? Urusan kamu dengan mereka?"
Sekar mencoba tenang dan biasa, mengalihkan perhatian Arifal agar tak bertanya lagi, setelah Arifal berdiri di sampingnya.
Arifal melangkah beberapa langkah di depan Sekar dan berputar badan menatap Sekar. Ia tak menjawab ucapan Sekar, justru tersenyum membuat Sekar salah tingkah.
untung ada pak Joni yg bantu Bayu pulang 🥲🥲
duhh ternyata Bayu dahh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
pak Joni yg ksh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
duhhh meskipun hati nya merasa sakit, Sekar msh perhatian dg Bayu 🥲🥲
dokter periksa Bayu dongggg 🥲🥲.
knp tuhh Bayu gk mau di opname 🥲🥲
meskipun Bayu lagi sakit, dia msh perhatian dong sama Sekar, sampai minta Sekar pulang lebih awal🥲🥲
waduhhh kira² Bayu bakal cerita ke Sekar gk yaa tentang Alira si Pelakor stress itu??
penasaran....
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan quuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🤗🥰🥰💪💪
Arifal pun melihat perubahan Sekar...
duhhh Pak Tarman jemput Sekar dong...
Bagus tuh Bayu hrs tegas dong jgn mau di manfaatkan Alira si Pelakor Stress 😡😡
jahat banget sih Alira taruh Racun ke kopi Bayu 😡😡😡
dasar Pelakor Stress Alira 😡😡😡
penasaran dg lanjut nyaaa
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu
tetap semangat terus Sayyy 🤗🤗🥰🥰💪💪
jgn tegang gitu Sekar kan sama suami sendiri 😄😄
duhh seperti nya Bayu sudah tau Sekar diam² pergi kmn dan Sekar msh terus berbohong 🥲
klo Bayu sudah tau, Bayu tau dari siapa? 🥲🥲
bener banget, Bayu pun juga sering berbohong dg Sekar🥲🥲
penasaran dg lanjut nyaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Benar tuh apa kata Pak Tarman hrs nya Sekar jujur dg Bayu klo kerja di toko roti nya Arifal..
bnr juga kata pak Tarman Sekar seharusnya tidak di antar Arifal, jika Bayu tau gmn??
duhhh Sekar kaget dong Bayu plg lebih awal..
waduhhh Sekar berbohong lagi ke Bayu blg ke rumah tante nya, Bayu pun blg klo Sekar hrs ijin dulu..
ehmmm tiba tiba Bayu ajak Dinner / Makan malam Sekar gk tuhh 😄😄😄
Sekar sampai bingung tiba-tiba Bayu ajak Dinner / makan malam biasanya gk pernah 😄😄
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu🥰🤗💪
kasihan Bayu di tekan Alira pkai ancaman 🥲🥲
Bayuuu qm hrs tegas dong sama Alira jgn lemah takut ancaman pengen tak banting HP tapi syg 🤣🤣🤣
Alira ciuman pula sama Masaru dahhh makin curiga Bayu 😆😆😆
seandainya Sekar tau pasti hati nya makin terluka 🥲🥲
untung ada Arifal yang siap jadi benteng buat Sekar 🥲🥲
yukk Sekar semangat tetap kuat 🥲🥲
duhhh Arifal mau antar Sekar pulang 😄😄
gpp deh Arifal jadi saingan Bayu nnt Sekar bakal bingung mau pilih Bayu atau Arifal 😄😄😄..
makin seru sajaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰🤗💪💪
waduhh gawat tante nya Sekar datang Ehmm ternyata mau kembalikan kalung.
benar kata Tante nya Sekar kali ini, Sekar sudah nikah harusnya jangan jalan sama laki-laki.
Duhh Arifal baik banget mau bantu Sekar 😁😁
wadawww Arila rayain Ultah ma Bayu? dasar Pelakor Stresss 😡😡😡
duhhh Bayu dan Arifal ketemu dong Ehmmm kira kira jika Sekar tau msh semangat dan kuat gk ya Sekar? kasihan Sekar klo tau 🥲🥲
Penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
begitu tenang Sekar meskipun hati nya sakit 🥲🥲.
Bayu melihat perubahan Sekar🥲
tapi Bayu knp gk Peka sihhh
bikin Bayu jatuh cinta sama Sekar donggggg 😁😁
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap semangat yaa Sayyy quuu 🥰🥰💪💪🤗🤗
kasihan Sekar melihat Bayu Dan Alira di toko Roti berdua 🥲🥲
duhhh Arifal akhirnya tau apa yang terjadi Dan berusaha menahan diri 🥲🥲
Sekar menangis dong di toilet🥲🥲
untung Ada Arifal mencoba tenangkan Sekar Dan kasih Sekar semangat 🥲🥲
semangat Sekar harus kuat gk boleh nyerah🥲🥲
gara² Cinta, Sekar tersenyum kembali 😁😁
penasaran dg lanjutannyaaa
di tunggu update nya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
meskipun Bayu selalu bohongin Sekar, Sekar msh peduli dg Bayu 🥲
Sekar hrs nya juga cerita ke Bayu klo Alira dtg ke rumah 🥲🥲
duhhh Arifal jemput Sekar dong 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum di depan Arifal 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum kpd Arifal dong... 🤗🤗
gmn tuh klo Bayu tau Sekar kerja di toko nya Arifal 😁😁
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Duhh Arifal semakin perhatian sama Sekar 🤗🤗
Arifal tau Sekar banyak beban tapi Sekar gk mau cerita kpd Arif 🥲
duhhhh Sekar nungguin Bayu balik donggg meskipun Sekar msh merasa kecewa dg Bayu 🥲🥲
Bayu pun pulang namun tetap berbohong kpd Sekar 🥲🥲
penasaran dg lanjutan nya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy quuu🥰🥰🤗🤗💪💪
waduhhh Pelakor Stress si Alira ngajak ketemuan tuh sehingga membuat Bayu terpaksa berbohong lagi sama Sekar 😡😡😡 dasar Pelakor Stress deketin Bayu mulu apa sih mau nya 😡😡
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🤗🤗🥰🥰
gmn klo Bayu tau yaa...
Sekar masih berharap Bayu menghubungi nya dong ada notifikasi dari Bayu namun tidak ada 🥲
Sekar masih teringat Alira dong 🥲
Sekar merasa Bayu lbh bahagia bersama Alira🥲
penasaran dg lanjutannya🤗🤗
di tunggu updatenya author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy lanjut kan Karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
duhhh Bayu mau saja dtg ke kantor temui Alira 😡😡
dasar stresss apa tuh Alira ksh sesuatu ke Bayu lagi sampai Bayu nurut ke Pelakor stress 😡😡
untung ada Rama tapi Rama curiga sama Alira dan Bayu
harusnya Bayu jujur dong ke Rama..
duhh Bayu pingsan dong 🥲🥲
ngapain tuh Alira Pelakor stress minta Bayu ketemu ke tempat biasa 😡😡
greget sama Alira Pelakor stress 😡😡
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu...
tetap semangat terus ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu
🥰🥰🤗🤗💪💪
duhhh itu Karyawan bisik² lihat Arifal selalu bertemu dengan Sekar 😆😆
duhh Bayu berharap Pak Hasan cepat sadar. semoga Pak Hasan cepat sadar yaa kasihan Bayu harus berbohong sama Mamanya tentang Sekar 🥲🥲🥲
gmn yaa reaksi Mamanya jika Mamanya tau yang sebenarnya🥲🥲
gmn reaksi nya Bayu jika Bayu tau Sekar kerja di toko Roti??
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjut kan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
akhirnya Bayu sudah pulang tapi sikapnya tetap sama ke Sekar namun Sekar tetap melayani Bayu...
duhh knp sih Bayu masih teringat Pelakor stress itu si Alira sampai Sekar mau buka dasi nya Sekar pun di tepis Bayu...
duhh Bayu melihat Sekar sedikit berbeda dong apalagi Sekar sudah siapkan sarapan.
gmn yaa jika nnt Bayu tau Alira ke rumahnya Bayu dan temui Sekar? apalagi jika Bayu tau Sekar kerja di toko roti nya Arifal.
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu lanjut kan Karya mu semangat💪💪🤗🤗🥰🥰