Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan di lesehan pinggir jalan.
Di sebuah warung lesehan depan apartemen yang terlihat mewah, tampak sepasang muda mudi yang duduk saling berhadapan. Ya… muda mudi yang di maksud adalah Yudistira dan Aurelia, mereka duduk saling berhadapan tanpa ada yang mau mendahului obrolan.
Sesekali yudistira menatap ke aurel yang lebih asik memainkan gadget nya saat ini, Yudistira yang tampak kesal sengaja memalingkan wajahnya menatap lalu lalang orang yang tengah lewat.
Aurel yang menyadari kekesalan cowok tampan di depannya tersenyum sinis, dia tahu jika saat ini yudistria yang tidak terbiasa makan di emperan jalan merasa kesal dengan permintaan konyol aurel.
Flash back beberapa menit yang lalu
“Kita makan di restoran kenyang makan, di sana terkenal dengan seafood nya.”
Yudistira berjalan sambil memainkan gantungan kunci mobilnya, tanpa mempedulikan aurel yang tampak kesal.
“Aku nggak mau.” Aurel sengaja menggambil kunci mobil yang di mainkan Yudistira dengan gerakkan cepat, jangan bilang kog bisa aurel melakukannya.
Karena aurel sering melakukannya saat kesal dengan angga, dia akan menggambil kunci motor angga saat berada di gengaman tangan angga.
“Hei… mana kunci mobilku.”
Yudistira yang akan menggambil kuncinya dengan gerakkan cepat aurel memasukkan nya di saku baju miliknya, seketika kedua mata Yudistira melotot sempurna.
“Sini ambil kalai berani.” Tantang aurel sengaja memajukan tubuhnya ke depan Yudistira.
“Kamu yakin, aku akan melakukannya. Tapi awas kali nanggis, dan jangan teriak teriak minta tolong jika aku berhasil mengambilnya.”
Aurel teringat jika dia salah berhadapan dengan cowok bad boy seperti Yudistira, segera aurel menjauh dan segera menyeberangi jalan menuju ke sebuah warung tenda yang menjual berbagai macam olahan seafood dan juga ayam goreng dan ikan goreng.
“Hei aurel, berhenti..”
teriak Yudistira memperingatkan, tapi aurel tidak mempedulikan peringatan dari yudistria. Dia memilih masuk kedalam warung tenda, dan memilih makanan favoritnya.
“Bang, pesan cumi asam manis sama es jeruk ya. Nasinya dikit aja.”
“Baik neng, di tunggu ya..”
aurel segera mencari tempat duduk yang terlihat masih kosong, beruntung ada sepasang kekasih yang baru saja akan pergi dari tempat itu.
“Aurelia…” geram Yudistira yang ikut masuk kedalam tenda.
Belum juga Yudistira mendekati aurel yang duduk lesahan dengan bersila sambil menatap Yudistira yang masuk kedalam warung tenda, salah satu pelayan menanyakan makanan yang akan yudistria pesan.
“Mau pesan apa mas.”
Yudistria menatap abang abang tersebut, dia bingung harus memakan apa. Karena baru pertama kali ini Yudistira makan di tempat yang seperti ini, dia melihat menu di meja di sampingnya.
“Cumi asam manis sama es jeruk.”
“Baik, silahkan cari tempat duduk yang kosong mas.”
Setelah memesan makanan, Yudistira segera duduk di depan Aurelia yang tersenyum melihatnya.
“Kamu perlu merasakan masakkan pinggir jalan tuan Yudistira, aku jamin kamu bakal ketagihan.”
Entah kenapa aurel yakin jika Yudistira akan menikmati makanan di tempat tersebut, aurel memandang Yudistira dengan menumpukan kepalanya di antara kedua tangannya.
“Kita lihat saja nanti.”
Tak lama pesanan mereka pun di antar oleh pelayan, dua porsi cumi asam manis dan dua es jeruk tersaji di depan mereka. Pandangan mata aurel dan Yudistira sama sama menatap makanan dan minuman di atas meja.
“Pesanan kita sama.” Ucap mereka bersamaan.
“Berarti kalian ini adalah jodoh.” Ucap salah satu pembeli yang dari tadi melihat interaksi aurel dan juga Yudistira.
Mereka sama sama menoleh ke arah orang tersebut, dengan cepat mereka pun menjawab bersama.
“Kami bukan sepasang kekasih pak.” Elak aurel dan yudistria bersama.
“Eh ngapain lo ngikutin omongan gue.” Kesal yudistria sambil menatap tajam aurel, saat aurel akan menjawab orang yang tadi berbicara segara menegur Yudistira.
“Eh mas, kalau ngomong sama cewek itu jangan kasar kasar. Kasihan mbak nya, pasti dia merasa sedih.”
Aurel yang merasa mendapat suport dari orang tersebut berpura pura sedih, dia menundukkan kepalanya seolah oleh dia terluka. Yudistira yang melihatnya merasa kesal, rasanya ingin dia melempar aurel ke laut lepas.
“Haaah… iya maaf pak, saya lagi kesal tadi. Ayo sayang kita makan, nanti keburu dingin.” Ucap yudistria sengaja mengajak aurel makan, dia tidak ingin mendengar ceramah panjang lebar orang di samping mereka.
“Apa, sayang…” aurel berbisik sambil menatap yudistria dengan tatapan herannya.
“Nah gitu dong, kan enak di lihat ya. Yang rukun ya, jangan bertengkar lagi. Saya pergi dulu.”
Orang tersebut menepuk pundak kekar Yudistira mantap, sampai Yudistira terbatuk karena terkejut.
“Kita makan sekarang.” Bisik Yudistira terdengar seperti nada mengancam.
Aurel segera makan di ikuti dengan Yudistira, satu suapan Yudistira nasi dan cumi asam manis masuk kedalam mulut Yudistira. Rasa nikmat tak kalah dengan restoran mahal, membuat Yudistira tak henti memakan makanan tersebut.
Aurel yang melihat cara makan Yudistira terkikik geli, dia merasa Yudistira seperti orang yang tidak makan selama beberapa abad saja.
“Makannya pelan pelan, aku nggak akan minta.”
“Uhuk… uhuk…”
Yudistira yang merasa malu dengan sindiran aurel, tak sengaja sampai tersedak. Dia segera menggambil es jeruk milik aurel yang tergesa separuh, aurel yang melihatnya memelototkan matanya.
“Hei, itu minumanku.”
Ucapan aurel terlambat, Yudistira sudah menghabiskan minuman milik aurel.
“Upst… Sorry… nih kamu minum punyaku.” Yudistira menyerahkan minuman miliknya yang masih tersisa banyak.
Aurel yang ingin minum segera menggambil minuman milik yudistria, dia meminum hampir separuh es jeruk milik yudistria.
“Eh… kamu tahu nggak, kita seperti sednag berciuman secara tidak langsung hlo.”
Yudistria berucap sambil melihat aurel yang akan memakan kembali makanan miliknya yang tersisa satu suapan lagi, aurel yang terkejut terdiam.
“Bodoh… aurel bodoh, bisa bisanya kamu ngikutin perintah yudistria.” Batin aurel menggerutu, menyadari kebodohannya.
“Hahaha… kamu lucu banget kalau seperti itu.”
Yudistira tertawa melihat reaksi yang di tunjukkan aurel saat ini, dia segera berdiri menuju ke arah kasih untuk membayar makanan mereka berdua,
Aurel yang sudah tersadar segera menyusul Yudistira yang akan keluar dari warung tenda tersebut, Yudistira yang menyadari jika aurel mengikutinya dari belakang menghentikan langkahnya menunggu aurel.
“Aku antar kamu pulang.”
Yudistira segera menggenggam tangan aurel, dia segera menyeberang jalan sambil menarik aurel untuk mengikutinya.
dia membawa aurel menuju basecam apartemennya, beruntung basecam ya terletak di lantai dasar.
“Hei tunggu, aku pulang sendiri.”
Aurel yang akan menolak niat baik Yudistira segera berusaha melepaskan genggaman tangan Yudistira.
Yudistira menarik aurel dan menghimpit tubuhnya di sandaran pintu mobil, dia tersenyum menyeringgai melihat wajah aurel yang tampak ketakutan.
“A…aa..apa… yang kamu lakukan, lepasin.” Aurel berusaha melepaskan tubuh yudistria yang mengungkungnya.
Tiba tiba tangan Yudistira bergerak menuju ke saku depan baju milik aurel, dengan gerakkan melambat dia segera menggambil kunci mobilnya di saku baju milik aurel,
Tapi tiba tiba gerakkannya terhenti saat tanpa sengaja tangannya menyentuh br* milik aurel, mata aurel melotot sempurna melihat ke arah yudistria.
“Kamu…”
“Maaf nggak sengaja, lagian kamu masukin kunci mobilku di situ.” Tunjuk Yudistira dengan matanya.
“Kamu kan tinggal bilang, aku bisa ambilin.” Nada suara aurel terdengar gugup.
“Maaf…”
Yudistira yang merasa bersalah segera menjauhkan dirinya dari aurel, dia segera membuka pintu mobilnya. Aurel yang tidak bisa menolak, akhirnya menuruti keinginan Yudistira.
Akhirnya mobil milik Yudistira segera meninggalkan apartemen mewah milik Yudistira, malam ini suasana di dalam mobil terasa sunyi karena ketegangan yang aurel dan Yudistira rasakan.
“Ehem..”
yudistria mengalihkan suasana yang mereka rasakan saat ini, aurel yang dari tadi menatap pemandangan di kaca jendela di sampingnya refleks menoleh ke arah Yudistira.
“Rumah kamu di mana…?”
Yudistira hanya ingin memastikan tempat tinggal aurel, dia tidak ingin jika aurel meminta turun di jalan.
“Perumahan permai hijau”
“Oh… aku tahu di mana itu.”
Yudistira yang tahu di mana letak perumahan yang aurel sebutkan dengan segera menambah kecepatan mobilnya, hanya seperlunya menit akhirnya mereka sampai tepat di gerbang perumahan yang aurel ucapkan tadi.
“Berhenti di sini, biar aku jalan kaki.”
“Enggak rel, aku akan antar kamu sampai di depan rumah. Kalau perlu aku akan menemui orang tua kamu, aku harus bertanggung jawab karena kamu sampai malam di tempat aku.”
Aurel menghela nafasnya berat, dia paham jika tidak mungkin dia menolak keinginan Yudistira. Karena pasti Yudistira akan nekat supaya keinginannya terkabulkan, karena aurel bisa tahu dari beberapa orang di kampus yang membicarakan tentang sifat nekad Yudistira.
“Oke, kita belok kiri. Rumah nomor delapan, itu rumahku.”
Yudistira segera membelokkan mobilnya masuk ke dalam perumahan, dia melihat nomor yang tertera di dinding rumah yang saling berdempetan.
“Ah ketemu.”
Yudistira terlihat sangat senang, melihat nomor rumah milik aurel. Segera dia hentikan mobilnya, saat aurel turun yudistria segera mengikuti aurel turun.
“Ngapain kamu ikut turun.” Tanya aurel terheran.
“Aku mau ketemu orang tua kamu.”
Yudistira berjalan mendahului aurel, dengan segera aurel berlari mengikuti yudistria dari belakang. Dia tidak ingin jika mamanya melihatnya pulang dengan laki laki selain angga.
“Hei tidak perlu.”
Saat aurel memegang lengan yudistria, pintu rumah aurel terbuka dari dalam. Oma ana yang keluar menatap aurel dan juga Yudistira, aurel segera melepaskan gengaman tangannya dari lengan yudistria.
“Selamat malam oma.” Sapa Yudistira ramah melihat oma ana.
“Oh selamat malam, ini siapa rel..?” Tanya oma ana menunjuk yudistria.
“Dia… dia…”
“Saya temannya Aurelia oma.” Yudistria mengulurkan tangannya ke depan oma ana, dengan segera oma menyambut uluran tangan Yudistira.
“Saya oma ana, oma nya aurel. Silahkan duduk…”
Yudistria segera duduk di kursi depan teras, oma bergantian menatap aurel dan Yudistira.
“ maaf nak, boleh oma tanya.”
“Silahkan oma.”
“Apa kamu pernah kesini, soalnya oma tidak pernah lihat kamu.”
Yudistria tersenyum melihat oma ana yang mengernyitkan matanya melihat yudistria.
“Pernah oma, waktu saya antar aurel pulang sehabis kecelakaan.”
Deg… aurel terdiam, seketika dia ingat saat kejadian Yudistira mengantarkannya ke rumah sepulang dari rumah sakit.
“Sialan, dia pura pura tidak tahu di mana rumahku. Ternyata dia membodohi aku.” Kesal aurel sambil menggepalkan tangannya melihat sengit ke arah Yudistira.
Yudistira tersenyum mengejek melihat aurel sekilas, terdengar langkah dari dalam rumah aurel. Sepertinya aulia akan keluar dari dalam rumah.
“Kog rame banget, ada tamu siapa sih ma…”
Seru aulia melihat ke arah Yudistira, tatapan aulia seakan mengenal siapa orang yang sedang duduk di depan teras.
“Kamu…” tunjuk aulia ke arah Yudistira.