Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
04.30... Kamar pengantin baru 10 hari.
Alarm HP Renata berbunyi pelan:
“Tiit… tiit…Kriukkkkkkkk ” bunyi alarm yang disetel menyerupai suara perut lapar.
Tapi tidak ada yang bangun. Hingga alaram kembali berbunyi karena dipasang berulang setiap 3 menit sekali. Renatapun bangun duluan, seperti biasanya... bukan karena sadar tanggung jawab, tapi karena mimpi bu yuyun jualan rujak untuk anak TK dan merasa itu pertanda buruk.
"MASS!!! BANGUN! KITA MASUK KERJA HARI INI!"
" Masih ngantuk yank, boleh gak nambah cuti sebulan lagi?" tawar raga dengan mata terpejam.
" Apaan sih kamu mas, memangnya perusahaan milik nenek moyangmu, ingat mas kita ini masih pemegang status budak korporait bukan pemilik lahan sawit."
Raga tetap masih belum mau membuka matanya dan akhirnya renata pun mempunyai ide, dia mendekati telinga raga dan berbisik.
" Man Rabbuka?( siapakah Tuhanmu)"
Raga pun langsung menjerit dan terduduk dengan mata langsung terang benderang 100 watt.
" Apaan sih kamu yank? Bikin kaget tau! Kamu kira aku sudah mati!" kesal raga.
" Hahahhaaa... Ya udah gitu aja sewot, mandi gih keburu telat."
05.00...Akhirnya renata dan raga selesai mandi dan setelahnya renata mengecek baju di bawah kasur yang ditaruh semalam.
Hufffttt lumayan lah tidak terlalu kusut lagi, ternyata manjur juga cara ibu mertua.
Akhirnya pukul 05.30 raga dan renata sudah memakai pakaian lumayan rapi, siap untuk kembali bekerja.
Renata segera menuju ke dapur berniat untuk membuat sarapan. Dan saat dia sampai di dapur ayah mertuanya muncul dari kamar mandi hanya menggunakan handuk dan bertanya.
" Ren, kamu liat gak shampo ayah? tadi ayah taruh kulkas, kok jadi keras ya?”
" Yah, itu mentega.." teriak renata.
“Pantes ayah keramas kepala malah jadi kayak olesan roti sobek!”
Akhirnya pak roman masuk ke kamar mandi dan membersihkan rambutnya dengan daun lidah buaya yang dia ambil di tanaman tetangga.
Sedang renata segera menyalakan kompor dan terdengar "woooosssh" seperti roket mau take off.
Bu Yuyun yang sedang mendengar ceramah dari video tutub yang di download agar hemat paket, segera mempause videonya dan memasang telinganya seperti antena parabola untuk memastikan suara barusan dan dengan gerakan secepat kilat dia langsung berlari ke dapur setelah tau suara apa barusan.
" RENATAAAAA... Kenapa kamu pakai gas 3 kilo lebih dari 3 menit, pemborosan!!!"
" Renata mau buat sarapan bu." jelas renata.
" Sudah ibu saja yang menyiapkan sarapan, dan bekal buat makan siang kalian, kalian tunggu saja di meja."
Renata pun mau tidak mau keluar dari dapur tetapi dengan rasa was was karena dia tahu pasti menu makanan yang disiapkan ibu mertuanya jauh dari ekspektasi normal.
Dan benar saja saat bu yuyun sudah selesai masak dan membawa masakannya ke meja makan, renata tertegun melihatnya.
" Ibu ini apa?" tanya renata.
" Nah ini menu masakan yang dimasak tidak lebih dari 3 menit dan dijamin hemat bahan, gas dan bisa dikonsumsi rame rame." jelas bu yuyun bangga.
Renata pun menatap horor telur yang dimasak mertuanya dia yakin ini benar benar benar menu hemat karena satu telur di tambah 250 gram tepung terigu.
" Mas, apa ini menu sarapanmu setiap pagi?" tanya renata berbisik pelan pada raga.
" Iya yank, mau gimana lagi." jawab raga.
Dimana gizinya kalau makan ini. Gumam renata dalam hati.
Tapi drama makanan belum selesai. Karena bu yuyun bersikeras menyiapkan bekal makan siang untuk mereka.
“Bu, nggak usah repot-repot, kami bisa beli makan di kantor aja,” kata renata dengan suara penuh harap.
Bu yuyun melotot. “BELI? Di kantor? Pakai uang siapa? Uang kantor? Uang setan? Atau uang korupsi! Tidak bisa! Kalian harus hemat kecuali ada teman kalian yang traktir karena ulang tahun."
Pak Roman yang mendengar ulang tahun segera berkata.
" Haaa siapa yang ulang tahun, ayah mau ikut ke kantormu ren lumayan bisa makan enak gratis, bosan juga ayah makan ikan teri cuma separo."
“Yah diam! Ini soal hemat kalau ayah bosan makan ikan, sana pergi datangin pak somad di pasar minta ayam yang sudah mati karena kalah tarung! kesal bu yuyun.
Dan selanjutnya bu yuyun menyodorkan kotak bekal buat renata.
" Ini buat rena." katanya bangga
Renata pun membuka kotak bekal yang disodorkan mertua ya. Dan saat melihat isinya dia hanya bisa mengelus dada dan bertanya.
" Bu, ini apa? Sushi?"
" Iya semacam itulah tapi ini versi tradisional.. Jadi nasi digulung dalamnya kerupuk setengah matang, makaroni mentah dan satu batang seledri serta sebiji lombok rawit." jelas bu yuyun bangga karena berhasil menciptakan inovasi baru membuat makanan.
" Bu, tapi ini kerupuknya keras masih mentah, sakit kalau dikunyah, yang ada bisa bisa gigi rena copot lagi." keluh renata.
" Gak usah ngeluh. kunyah yang keras biar semakin menguatkan gusi, tapi kalau gigimu copot tenang saja ibu punya kenalan tukang tambal ban nanti dia bisa nambal gigimu yang copot sama gigi sapi."
" Nah ini bekal buat raga” kata bu yuyun sambil menyodorkan kotak makan.
Raga membuka isinya dan terlihat ayam goreng tetapi dengan warna yang sudah menghitam dan bentuk yang menciut.
“Bu… ini ayamnya kenapa?” kata raga.
" Oohhh itu tadi biar hemat gas ayamnya ibu bakar langsung di api jadi warnanya hitam karena tadi ibu kelupaan ngambil di apinya. Tapi tenang saja itu aman kok dimakan.
"Nah biar tetap semangat kerja dikantor ibu buatkan jus buat kalian."
“Wah, jus apa Bu?” tanya renata semangat.
“Jus campuran kulit apel, air rebusan jengkol dan madu yang lewat tanggal kadaluarsanya dua hari. Tapi jangan khawatir! Ibu tambahin es batu biar rasa ‘asem’ nya nggak terlalu mengganggu jiwa.”
Raga pun meminum sedikit. Dan yang terjadi adalah langsung hilang suara selama 1 menit.
Raga dan renata pun akhirnya berangkat kerja dengan bekal makanan dan minuman yang disiapkan bu yuyun setelah dia mengancam akan mengutuk mereka menjadi batu karena menyakiti hatinya dengan tidak menghargai jerih payahnya.
Renata yang sudah lelah mendengar drama ibu mertuanya segera memesan ojek online karena motor mereka kemarin dipakai pak roman ke masjid tetapi dia lupa membawa pulang gara gara asyik main catur setelah shalat. Dia main catur di warung depan masjid dan pulangnya ikut tetangga sebelah.
Karena terburu buru renata pun salah memesan kendaraan yang harusnya buat mengangkut penumpang tetapi dia terpencet layanan pengangkut go box pengangkut barang barang pindahan, alhasil saat mobil yang dipesan datang mau tidak mau mereka duduk di box belakang dengan tumpukan tumpukan kardus.
" Ya ampun mas, hari pertama kerja kok malah ngenes begini nasib kita." kata renata terisak.
" Sabar yank, ini namanya bumbu bumbu dalam rumah tangga." kata raga menenangkan."
" Ini bukan bumbu cinta mas, ini namanya RACUN." kata renata dengan berapi karena kepalanya terjeduk kardus setelah supir mengerem mendadak.
Sesampainya di kantor, Renata pun disambut teman kerjanya. “Wah, udah masuk aja ini pengantin baru! Gimana bulan madunya?”
Rena hanya menatap sekilas dan menjawab, “Indah... sampai mertua ikut bulan madu dan minta tidur sekamar."
" Wah...wah...wah...sepertinya aku mencium bau bau seorang renata mempunyai lawan yang seimbang soal keabsurdan." kata temannya lagi
Renata pun segera duduk di kursinya dan menaruh bekal yang dibawakan mertuanya di samping mejanya.
" Ren, kamu bawa bekal? Boleh icip?” tanya sang teman kembali.
Renata pun panik.
“Eh… gak bisa! Ini resep turunan keluarga mertua. Cuma kami yang sudah menjadi keluarga yang diperbolehkam makan! Kalau kamu yang makan bisa mati mendadak.”
" Aduhhh...horor banget itu bekal." kata temannya gemetar.
“Lebih dari itu. Ini bukan hanya horor tapi juaranya horor."
Dan akhirnya sang teman pun tidak berniat lagi untuk mencicipi bekal renata. Sedang renata hanya memandang iba pada kotak bekal yang dia yakin hanya tergeletak pasrah disana dan ujung ujungnya akan dia jadikan persembahan buat ikan ikan di empang dekat rumah pamannya.
Semoga ibu gak tau ya kalau makanannya gak aku makan, jadi dia gak perlu ngutuk aku jadi batu. Gumam renata dalam hati.