Second Chances

Second Chances

01

...Hallo semuanya, selamat menikmati ceritanya. Maaf atas ketidaknyamanannya karena perombakan yang mendadak, dan apabila kalian melihat cover dan alur yang sama di author yang bernama cakefavo, itu authornya sama ya guys, yaitu aku. Aku ganti akun karena aku gak bisa login di akun sebelah huhu, semoga kalian lebih menikmati alur ceritanya yang baru ya, terima kasiihhhh (⁠๑⁠•⁠﹏⁠•⁠)...

...────୨ৎ────...

03 February 2023

Suara tawa anak kecil terdengar di setiap sudut rumah. Dave Blythe, anak yang terlahir dari darah daging John dengan kekasihnya—Arriel Dealova. Usianya saat ini menginjak satu tahun, dengan mata yang begitu mirip dengan John dan bibirnya yang penuh sangat mirip dengan Arriel. Keeyara yang saat itu tengah memperhatikan beberapa pesan yang masuk ke email perusahaannya mengangkat kepala, melihat John yang sedang bermain bersama Dave dan juga Arriel. Bagaimana John memutar anak itu ke udara, membuat anak itu tertawa terbahak-bahak, dan Keeyara merasa iri.

Bagaimana jadinya, jika dialah yang memberikan seorang putra untuk John? apakah semuanya akan berubah dan John akan bersikap baik kepadanya? Dia kembali menunduk, memperhatikan bekas-bekas luka yang kini sudah berubah warna menjadi keunguan di kedua lengannya, Keeyara segera menarik lengan bajunya, guna menutupi luka-luka tersebut.

"Sepertinya Dave mengantuk, ayo biar Mama dan Papa menemanimu tidur." ucap John sambil memeluk erat putranya itu, bahkan John tidak perlu repot-repot melirik Keeyara saat dia berjalan melewatinya, dan sekali lagi hal itu membuat hati Keeyara hancur.

Berharap apa pada perjodohan ini? pernikahan yang memang dasarnya tidak di awali dengan cinta, bahkan John selalu bersikap keras kepadanya. Dia hanya mencintai seseorang yaitu Arriel Dealova.

Menurut John, Arriel adalah seorang gadis yang cantik dan polos, kecantikannya yang alami berhasil membuatnya jatuh cinta. Walaupun dia hanya bekerja sebagai penjaga toko roti, tetapi melihatnya begitu pekerja keras mengubah pandangannya terhadap wanita itu, bahkan bisa di bilang jika itu adalah cinta pandangan pertama.

Kini, jarum jam menunjukan pukul 00.00, di luar badai sedang mengamuk, petir sesekali terdengar menakutkan. Pintu kamar Keeyara berderit pelan, seseorang mengendap-endap memasuki kamarnya saat wanita itu sedang tertidur lelap. Bayangan seseorang terlihat di permukaan dinding yang datar, dan tak lama kemudian suara teriakan Keeyara terdengar cukup keras, membangunkan John yang saat itu tengah tertidur lelap.

Saat jam menunjukan pukul 00.30, hiruk pikuk rumah sakit terasa menyesakkan, John mengikuti langkah beberapa suster yang mendorong ranjang pasien, wajahnya tetap dingin dan kosong saat melihat tubuh istrinya terbaring di sana. Salah satu dari suster tersebut memberikan Keeyara oksigen, wajahnya memerah dan melepuh akibat air panas.

"Untuk keluarga harap tunggu di luar." ucap seorang dokter lalu memasuki ruangan operasi, John hanya bisa terdiam sambil memandangi pintu tersebut yang mulai tertutup secara perlahan.

"Sayang, bagaimana dengan Keeyara?" suara Arriel seketika menyadarkan John dari lamunannya, pria itu menoleh ke samping, melihat istri keduanya menatap pintu operasi yang tertutup dengan ke khawatiran kepura-puraan.

"Apa yang terjadi?"

Arriel terdiam sejenak, lalu tak lama kemudian ia menundukan kepala dan mulai menangis. "Sayang, maafkan aku... aku hanya membela diri. Saat itu aku pergi ke dapur untuk membawa air panas, aku ingin merendam kakiku tetapi Keeyara menyeret ku ke kamarnya, dia mengancam akan membunuhku dan juga Dave jika aku tidak pergi dari rumahnya." rahang John seketika mengeras, telapak tangannya terkepal erat-erat sehingga memperlihatkan buku-buku jarinya yang memutih, pandangannya kembali tertuju kepada pintu operasi, ada sekilas rasa kesal dan juga amarah di kedua matanya yang bewarna abu-abu tua.

"Tapi kau baik-baik saja, kan?" tanya John saat kembali menatap Arriel, dengan hati-hati memegang kedua pergelangan tangan wanita itu, seolah-olah dia takut menghancurkan berlian yang berharga, memeriksa tubuh Arriel apakah terluka atau tidak dan gerakannya anehnya lembut, walaupun kabut amarah masih menggerogotinya.

"Aku baik-baik saja, tapi kau tidak perlu memarahi Keeyara, aku tahu aku hanya pengganggu bagi kalian berdua-"

"Shhh, jangan berbicara omong kosong, kau bukan orang seperti itu, aku mencintaimu lebih dari apapun yang ada di dunia ini." ucap John dengan lembut, dia menarik Arriel ke dalam pelukannya yang hangat.

Beberapa jam ke depan, setelah Keeyara keluar dari ruang operasi, sebagian wajahnya di baluti oleh perban putih nan juga bersih, dia masih tidak sadarkan diri akibat efek obat bius. Sedangkan, John masih setia menemaninya, berbeda dengan Arriel yang sudah kembali pulang dari satu jam yang lalu.

Tidak menunggu waktu lama, secara perlahan Keeyara menggerakkan kedua kelopak matanya. Pertama-tama yang dia lihat adalah langit-langit kamar rawat inapnya yang bercat putih, pandangannya masih terlalu buram. Rasa perih masih terasa di otot-otot wajahnya yang sekarang bisa di bilang telah rusak, Keeyara menoleh ke samping dan mendapati John yang sedang memperhatikannya dengan wajah yang dingin.

"John-"

Satu pukulan mendarat di wajah Keeyara, rasa perih itu semakin terasa dan kali ini berlipat-lipat. Keeyara terkejut setelah mendapati perlakuan seperti itu dari suaminya sendiri, walaupun dia sudah sering mendapatkannya. Tapi untuk apa pukulan itu? dia saja tidak tahu.

"Kau sengaja mengancam Arriel untuk pergi meninggalkan ku? kau berkaca tidak, dia memberikanku seorang anak, tidak sepertimu yang bahkan tidak bisa mengandung seorang anak!" perkataannya mengalahkan rasa sakit di wajahnya, itu sangat kasar sekali.

"Mengancam apa? sejak kapan aku mengancamnya?" tanya Keeyara dengan suara yang sedikit gemetar, pandangannya kembali buram karena air mata yang tak tumpah.

"Jaga ucapanmu di depan Arriel dan juga Dave, mereka keluargaku sekarang. Mereka lebih berharga darimu."

Keeyara langsung tertawa getir, telapak tangannya segera menghapus air mata yang baru saja terjatuh ke pipinya. "Wah... mulutmu benar-benar seperti pisau, John. Kau melukai hatiku dengan ucapanmu, tapi apakah kau segitunya mempercayainya daripada istrimu sendiri yang di akui oleh publik dan juga negara secara sah?"

John terdiam, tidak langsung menjawab. Keeyara masih menatapnya dengan mata berkaca-kaca, hatinya terasa perih dan sakit, melebihi rasa sakit luka di wajahnya. "Kau berhasil membuatku semakin jahat di ceritamu dan juga Arriel. Aku memang tidak bisa memberikanmu seorang anak, tapi haruskan kau bersikap seperti ini? Kau menyiksaku, menghancurkan hatiku. Kau sama sekali tidak perlu repot-repot untuk memahami perasaanku." kali ini, Keeyara tidak sanggup menahan semua rasa sakit yang dia pikul, dia menangis dengan begitu pilu di depan John yang hanya mematung mendengarkan keluh kesahnya. John sama sekali tidak menunjukan rasa bersalahnya, sangking senangnya dia bisa mempermainkan dan memperlakukan Keeyara seperti seekor binatang.

"Kenapa kau membuat semuanya begitu sulit?" pertanyaan John keluar dari mulutnya, membuat Keeyara terdiam, menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

"Kau hanya perlu diam, menikmati hidupmu. Kau tidak seperti Arriel yang selalu mengalami hal-hal yang sulit di sepanjang hidupnya. Kenapa kau sangat membencinya? Kau tidak tahu bagaimana dia bekerja keras hanya untuk mencari sebutir nasi, karena kau sudah di manja sejak kau masih kecil. Aku hanya ingin membahagiakan Arriel, karena hanya dia yang sudah memberikan ku kehidupan yang aku inginkan selama ini. Kau...? Jika perjodohan itu tidak ada di antara kita, mungkin aku akan menjadikannya sebagai istriku satu-satunya," lanjut John.

Keeyara terdiam, air matanya saling berjatuhan. Udara terasa sedikit di ruangan itu, begitu sesak sehingga ia tidak bisa bernafas. "Kenapa kau hanya memikirkan dirimu sendiri, Keeyara?"

Wanita itu tertawa pelan, tidak... lebih tepatnya tertawa getir. Dia menunduk, menarik nafas dalam-dalam sebelum kembali menatap John.

"Mungkin karena aku egois."

Itu tidak benar, dia selalu mengutamakan kebahagiaan semua orang di atas kebahagiaannya sendiri. Bahkan ketika itu menyakitinya, tetapi anehnya orang-orang di sekitarnya selalu mengecewakannya.

"Ya, kau memang egois. Mulai lah bersikap baik kepada istriku." kata John dengan dingin lalu pergi meninggalkan ruangannya, Keeyara memperhatikannya yang langsung menghilang dari balik pintu yang tertutup. Dan demi tuhan, siapa sebenarnya dia? Dia juga istri dari seseorang yang bernama John Reonard.

Terpopuler

Comments

Hoa thiên lý

Hoa thiên lý

Cerdasnya plot twistnya bikin aku kagum!

2025-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!