Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13 ONS
Irwan, Ayah Danu, semakin menyayangi Delia sebagai calon menantu. Dia melihat Delia sebagai wanita yang cantik, pintar, dan baik hati. Irwan berharap bahwa Danu dan Delia akan segera menikah dan memberinya cucu.
Suatu hari, Irwan memanggil Delia ke rumah. "Delia, Papa ingin berbicara denganmu tentang sesuatu," kata Irwan dengan senyum.
Delia merasa sedikit khawatir, tapi dia setuju untuk berbicara dengan Irwan. "Apa yang ingin Om bicarakan?" tanya Delia.
Irwan memperhatikan Delia dengan mata yang penuh kasih sayang. "Papa sangat menyayangimu, Delia. Papa pikir kau adalah wanita yang tepat untuk Danu. Papa berharap kau akan segera menjadi bagian dari keluarga kami," kata Irwan.
Delia merasa sedikit terharu dengan kata-kata Irwan. Tapi, dia tidak bisa melupakan bahwa dia dan Danu hanya berpura-pura menjalin hubungan. Apa yang harus dia katakan kepada Irwan?
Delia tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Irwan. "Terima kasih, Om. Saya juga sangat menyayangi keluarga Om seperti keluarga saya sendiri." kata Delia dengan hati yang berat.
Irwan memperhatikan Delia dengan mata yang penuh harapan. "Papa berharap kau dan Danu bisa segera menikah. Papa ingin melihat kalian berdua bahagia bersama," kata Irwan.
Delia merasa seperti dia sedang berada di persimpangan jalan. Dia tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi situasi ini tanpa menyakiti Irwan. "Saya... saya akan membicarakan hal ini dengan Danu," kata Delia dengan hati yang tidak menentu.
Irwan mengangguk paham. "Baiklah, Delia. Papa percaya bahwa kau dan Danu akan membuat keputusan yang tepat," kata Irwan dengan senyum.
Delia meninggalkan rumah Irwan dengan perasaan yang berat, dia mencari Danu untuk membicarakan tentang percakapan mereka dengan Irwan. Ketika dia menemukan Danu, dia langsung membicarakan tentang apa yang terjadi.
"Danu, aku baru saja berbicara dengan ayahmu," kata Delia dengan suara yang serius.
Danu memperhatikan Delia dengan mata yang penuh perhatian. "Apa yang terjadi?" tanya Danu.
Delia mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Ayahmu ingin kita menikah. Dia sangat menyayangi kita dan ingin melihat kita bahagia bersama," kata Delia.
Danu memperhatikan Delia dengan mata yang penuh pikiran. "Aku tahu bahwa Papaku sangat menyayangi kita. Tapi, kita harus jujur kepadanya tentang perasaan kita yang sebenarnya," kata Danu.
Delia mengangguk setuju. "Aku setuju. Kita tidak bisa terus-menerus berpura-pura menjadi pasangan. Kita harus jujur dan menghadapi konsekuensinya," kata Delia.
Danu mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Aku akan membicarakan hal ini dengan Papaku. Kita akan menghadapi ini bersama-sama," kata Danu dengan tekad.
Delia merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Danu. Dia tahu bahwa mereka harus menghadapi situasi ini bersama-sama dan mencari solusi yang terbaik.
Danu dan Delia memutuskan untuk berbicara dengan Irwan tentang perasaan mereka yang sebenarnya.
"Pa, kami ingin bicara dengan Papa tentang sesuatu," kata Danu dengan suara yang serius, setelah mereka sampai di rumah.
Irwan memperhatikan Danu dan Delia dengan mata yang penuh perhatian. "Apa yang terjadi?" tanya Irwan.
Danu mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Pa, kami ingin jujur denganmu. Kami tidak benar-benar menjalin hubungan seperti yang Papa pikir," kata Danu. Dia merasa semuanya sudah melewati batas rencana.
Irwan terlihat terkejut. "Apa maksudmu?" tanya Irwan.
Delia menambahkan, "Kami berpura-pura menjadi pasangan karena Om ingin kami menikah. Tapi, kami tidak memiliki perasaan yang sama seperti yang Om pikirkan." kata Delia dengan jujur.
Irwan terdiam sejenak, memproses informasi yang baru saja dia dengar. "Aku tidak mengerti," kata Irwan dengan suara yang lembut.
Danu dan Delia memperhatikan Irwan dengan mata yang penuh kecemasan. Mereka tahu bahwa Irwan mungkin akan merasa kecewa, tapi mereka harus jujur tentang perasaan mereka.
"Pa, kami minta maaf jika kami telah membuat Papa kecewa," kata Danu dengan suara yang lembut.
Irwan menghela napas dalam-dalam. "Aku tidak kecewa dengan kalian, aku hanya ingin kalian bahagia. Jika kalian tidak memiliki perasaan yang sama, aku akan menerima itu," kata Irwan dengan suara yang bijak.
Pria paruh baya itu berjalan meninggalkan Delia dan Danu. Namun, saat dirinya baru saja menginjakkan kaki di anak tangga, tiba-tiba dirinya memegangi dada dan merasakan sesak. Irwan pun jatuh pingsan tak sadarkan diri.
*******
Bersambung
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai