Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26. Informasi dan kekacauan.
"bodoh. bahkan kamu berani menipu Hafiz, dimana otak cerdas kamu itu Angeline. kenapa kamu tidak menggunakan nya dengan baik." Hardik Dion. pemuda itu naik pitam saat mendapati Angeline tiba dengan wajah sembab dan langsung menjelaskan semuanya.
"pemegang saham perusahaan ayah paling besar adalah keluarga Almira, Hafiz dan Hanan Angeline. tanpa campur tangan mereka perusahaan ayah tidak akan kokoh. dan kamu. kamu malah menghancurkan semuanya." tambah Dion lagi.
"tapi aku hanya memperjuangkan perasaanku. apa itu juga salah?" balas Angeline lelah.
"salah kalau seseorang itu telah mempunyai orang lain di hatinya Angeline." bentak Dion.
"mereka belum menikah. aku jelas masih punya kesempatan." Angeline masih kekeh dengan kemauannya.
"arghh. kenapa kamu keras kepala sekali Angel. ayah akan membuat mu tersiksa jika kamu masih sekeras kepala ini. berhenti lah berulah. lupakan perasaan bodohmu itu." Dion sudah sangat murka. ia benci adiknya yang terlalu obses.
"perasaanku bukan kebodohan Dion. ini murni." lagi. Angeline masih tidak ingin mengalah.
Dion menutup matanya kuat-kuat. ia mengatur nafasnya dengan pelan. "jangan buat saya murka Angeline." ucap Dion. nada suaranya naik dua oktaf.
"kamu harus melupakan obesesi gila yang kamu sebut murni itu. bersihkan skandal yang kamu buat. ingat ayah tidak akan menoleransi kesalahan sekecil apapun jika perusahaan kita hancur." tambah Dion lagi.
"Tidak. aku baru saja menikmati semua ini kak. bodoh kalau aku mau menghapus skandal yang menyebabkan gadis sok polos itu di cap buruk."
"ANGELINE." Dio menatap tajam adiknya. sedikit lagi tangan kanannya melayang dan mendarat di pipi mulus Angeline.
"kamu pikir dengan menghancurkan mental Almira, kita akan baik-baik saja? bahkan saat itu terjadi dampaknya bukan cuman karir kamu yang hancur tapi kita semua akan hancur bodoh." Dion melanjutkan ucapannya dengan emosi yang menggunung.
Angeline tergugu. dia sudah menangis tersedu-sedu. "kenapa sih setiap kebahagiaan yang baru saja aku rasakan harus di rampas?" ucapnya do tengah tangis.
"bahagia dengan menghancurkan orang lain itu bukanlah suatu hal yang benar Angeline."
"tapi dialah penghalang ku saat aku sebegitu mati-matian nya mengejar Hafiz."
"lalu kamu akan memilih menghancurkan nya? membuat nya tertekan dan sadar diri? sadar Angeline hati Hafiz sampai kapan pun akan tetap menjadi miliknya. karena sejak awal Hafiz lah yang menyukainya. sementara kamu. kamu sejak awal sudah tidak punya peluang. dan sekarang hanya karena kebucinan mu itu. kamu rela menghancurkan keluarga kita?" jelas Dion. ia berusaha membuka jalan pikiran adiknya yang terlalu penuh akan satu nama.
"aku bahkan berencana membunuh gadis itu." tanggap Angeline.
Dion menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya. tidak habis pikir dengan apa yang ada dalam otak adik perempuannya kini. maka satu-satunya jalan ia dengan berat hati akan mengatakan hal ini.
"jika kamu melakukan itu. maka aku, ayah dan ibu. akan sangat kecewa padamu. kami tidak akan menganggapmu keluarga lagi. bahkan kemungkinan terburuk nya kami akan pindah dari negara ini. meninggalkan kamu yang akan membusuk dalam jeruji besi. tanpa ada kunjungan ataupun rasa rindu." pungkas Dion.
"kalian tega. seharusnya kakak memihak kepadaku. aku ini punya aliran darah yang sama dengan kalian. aku hanya mau Hafiz. itu saja tidak lebih."
"sudah kubilang Angeline. mau seribu kali kamu berjuang jika Hafiz tidak menginginkan mu maka semuanya akan mustahil. lalu kamu akan membuat cara licik dengan membunuh Almira? kakak pastikan kamu hanya akan membusuk di jeruji besi dan Hafiz akan sangat membencimu. bahkan melihat mu ia tidak sudi."
"huhuhu kenapa semuanya tidak berpihak padaku." rengek Angeline yang merasa sangat sakit hati.
"sadarlah dek. ini bukan fiksi yang mana semua berpusat hanya kepadamu saja. ini dunia nyata. sekarang kamu punya dua pilihan. klarifikasi bahwa itu ulahmu dan aku akan mengirim mu kembali ke Singapore atau tetap bucin dengan Hafiz dan melepaskan kami sebagai keluarga mu."
Angeline menghapus linangan air matanya. ia masih tersedu. "baiklah."
"laksanakan sekarang sebelum semuanya terlambat."
...****************...
"kamu yakin dia berkata seperti itu?" tanya Haya yang merasa sangat tidak masuk akal. seorang Angeline tega memfitnah adiknya.
"iyaa bahkan kantor dari pihak ayahmu sudah membatalkan kerja sama dengan perusahan milik ayah Angeline." jelas Hafiz.
"hancurkan saja. saya akan meminta ayah saya juga untuk berhenti bekerja sama dengan mereka." timpal Hanan murka.
Haya dan Hafiz menyetujui apa yang diminta oleh hanan namun Haya langsung mencegah. "tunggu dulu. Angeline telah melakukan klarifikasi." ujarnya terkejut.
Hanan dan Hafiz kompak membuka ponsel mereka masing-masing. "kan sudah ku duga dia memang dalang dari semua ini." ucap Hafiz.
"sanksi sosial pasti tetap jalan. biarkan dia menerima itu yang terpenting sekarang nama Almira bersih." ucap Hanan.
"lalu bagaimana dengan para haters yang membuli Almira dengan parah? kebetulan pihak IT sudah mengirimkan data-datanya. apa mereka kita bebas kan?" tanya Haya.
"tetap kenakan sanksi. kita akan memberi mereka hukuman. kumpulkan semuanya di lapangan tenis kantor. siapkan surat perjanjian untuk tidak mencaci maki orang lain lagi. jika mereka melanggar maka harus di penjara." jelas Hafiz.
"itu terlalu ringan, patahkan tangan mereka saja." protes Hanan.
Haya dan Hafiz kompak melongo. "jangan itu terlalu sadis."
"resiko suka mengetik tanpa otak." Balas Hanan.
"ada berapa orang yang diketahui?" tanya Hafiz malas menanggapi hukuman kejam dari Hanan.
"lima orang, mereka masing-masing membuat sepuluh akun yang berbeda hanya untuk menghujat Almira." jawab Haya.
"laki-laki dan perempuan?" kali ini Hanan yang bertanya.
"kelimanya perempuan dengan usia rata-rata seumuran Almira." Haya menanggapi.
"perempuan jaman sekarang hanya tahu menghate tanpa pandai berkaca." rutuk Hanan kesal.
"segera bawa mereka ke lapangan. beri pelajaran." lanjut Hanan lagi.
"sudah, mereka sementara di jalan. para pengawal sudah melakukan nya sejak tadi sebelum data akunnya dikirim." balas Haya.
"bagus." ucap Hafiz dan Hanan bersamaan.
"apa kita perlu membawa kaca?" tanya Haya yang terlihat bingung.
"untuk apa?" balas Hafiz.
"Haya, yang saya ucapkan tadi peribahasa. bukan titah." balas Hanan gemas. kenapa saat-saat genting seperti ini pemuda itu masih saja tengil.
"just kidding. hehehe." balas Haya tersenyum lega. akhirnya keruwetan mereka bisa teratasi juga dalam sehari.
"akhirnya aku bisa mendapatkan kesempatan untuk dekat Almira lagi." Hafiz ikut berucap random. ia juga lega.
"tidak boleh. Almira akan jadi milik saya." Balas Hanan dingin.
"loh.kita kan sudah sepakat untuk bersaing. kenapa sekarang saya di larang?" Hafiz protes ia tidak terima jika tidak mempunyai kesempatan untuk mengejar Almira.
Haya hanya mampu menghela nafas. baru juga lima jam kompak akibat skandal. sekarang mereka berdua mulai bersaing merebutkan adiknya lagi.
"susah emang kalau satu circle sukanya sama satu perempuan. Nan mending kamu jalan-jalan ke rumah Hafiz deh. disana ada Aisyah adik Hafiz yang cantiknya nggak kalah seperti Al, dan Hafiz mending kamu ke rumah Hanan. disana ada adiknya Hanan namanya Bella dia sahabat Al. anaknya juga nggak kalah manis. Almira biar saya saja yang carikan jodohnya." ucapnya kemudian berusaha menengahi.
"ogah. mending Hafiz saja. saya sama Al udah klop." balas Hanan.
"dih ogah. mending kamu jadi ipar saya saja. saya jamin restu pasti lancar." balas Hafiz tak mau kalah.
"aaa sudah-sudah. kita ke lapangan sekarang para haters itu sudah tiba." lerai Haya.
Hafiz dan Hanan saling menatap tajam. Haya sudah bodo amat. kenapa dua sahabatnya ini harus suka sama adiknya sih. dia kan yang dilema mau pilih siapa buang siapa. hadeeh.
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih